Jay dan Jungwon merupakan tetangga, pada awalnya Jay dan Jungwon tidak bisa berteman, namun makin lama mereka pun semakin dekat dan pada akhirnya Jay tau kalo si jungwon sebenernya vampir.
Setelah makan malam, ibu Jay akhirnya menyuruh Jay untuk kembali ke kamarnya.
"Jay, kamu ke kamar aja ya gak usah nungguin ibu."
"Iya bu"
Jay pun pergi ke kamarnya. Karena gabut, dia pun melihat pemandangan luar melaui teropong yang dia punya. Ketika dia melihat pemandangan luar, terdapat seseorang cowok remaja seusianya dan seorang pria tua namun dia tidak peduli. Di sisi lain, seorang cowok remaja dan pria itu sedang membicarakan sesuatu.
"Jungwon, inget ya. Kita gak boleh ketauan kalo sebenernya kita adalah vampir. Besok ayah akan mencarikan sekolah untukmu."
"Baik yah, tapi apa aku harus sekolah? Kalo aku melihat darah nanti gimana? Kalo aku kena sinar matahari?"
"Tenang aja, kalo kamu merasa kesusahan sekolah ayah bisa bantu jagain kamu kok. Ayah gak bakal ninggalin kamu selama kamu sekolah nanti."
"Iya ayah."
Tidak terasa Jungwon dan ayahnya sudah berada di rumah barunya yang berada di samping rumah Jay.
"Kamu istirahat aja, biar ayah yang rapihin."
"Iya yah."
Jungwon akhirnya pergi ke kamar tidurnya dan Jin yang merupakan ayahnya merapihkan seluruh barang bawaannya. Setelah selesai merapihkan barangnya, dia pun mencium kening Jungwon sambil berkata :
"Selamat malam sayang, maafkan ayahmu ini yang gak bisa cerita soal kematian ibumu."
Setelah itu Jin akhirnya keluar dari kamar Jungwon. Setelah keluar, dia mengambil hpnya dan mencari sekolah untuk anaknya itu. Keesokan harinya, Jay sudah siap untuk berangkat sekolah.
"Ibu, ayo cepetan. Nanti aku telat."
"Iya sayang, sebentar ya."
Akhirnya ibu Jay sudah selesai bersiap-siap dan mereka langsung pergi. Setelah mereka berjalan akhirnya mereka sampai di sekolah.
"Ibu, aku sekolah dulu ya."
"Oke, hati-hati ya sayang."
Ibunya pun pergi. Tiba-tiba terdapat seseorang yang menabrak Jay dengan sengaja.
"Hai, pecundang udah lama gak ketemu. Gua kangen sama lu. Lu pasti kangen sama gua juga kan?"
"Sunghoon, bisa minggir gak?"
"Kalo gua gak mau, emangnya lu mau apa? HAH?" Sambil mengambil tas ransel Jay. Setelah mengambil tas Jay, dia pun mendorong Jay juga.
"SUNOO, TANGKEP!"
Tiba-tiba terdapat seseorang yang menangkep tas Jay yang dilempar Sunghoon. Alhasil, Jay mau tidak mau harus mengambil tasnya kembali. Namun, Sunghoon tiba-tiba punya rencana.
"Lu mau tas ini kan?"
"Sunghoon, balikin tas gua."
Jay akhirnya mendekat karena ingin mengambil tasnya kembali, namun Sunghoon melempar tas Jay lagi yang jauh.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ambil tuh tas. Oh iya, sampai ketemu waktu istirahat ya." Kata Sunghoon sambil tersenyum jahat.
"Bye pecundang, Sunoo ayo pergi."
Sunghoon dan Sunoo akhirnya pergi meninggalkan Jay sendiri. Jay juga pergi untuk mengambil tas yang dilempar Sunghoon. Di sisi lain, Jungwon dan Jin pergi untuk mencari sekolah.
"Jungwon, ayah semalem udah cari sekolah yang bagus di internet dan udah ketemu satu sekolah."
"Apa nama sekolahnya yah?"
"Enhypen School"
"Oh ya udah deh, aku nurut ayah aja."
Jungwon dan Jin langsung pergi ke Enhypen School.
Beberapa Menit Kemudian
Jungwon dan Jin akhirnya sampai di Enhypen School. Ketika sudah sampai, mereka masuk ke sekolah dan mencari ruang kepala sekolah. Tiba-tiba terdapat seseorang siswa yang lewat dan akhirnya Jin bertanya pada siswa itu.
"Dek"
"Iya pak, ada apa?"
"Saya mau tanya dong."
"Tanya apa pak?"
"Ruang kepala sekolah ada dimana ya?"
"Bapak nanti lurus aja, terus belok kiri. Nanti di ruangannya ada di sebelah kanan."
"Oh gitu, makasih ya."
"Sama-sama"
Setelah mendapatkan pengarahan dari siswa itu, Jin dan Jungwon akhirnya dapat menemukan ruang kepala sekolah. Setelah sampai di ruangan kepala sekolah, Jin mengetuk pintunya.
"Masuklah!"
Jungwon dan Jin akhirnya masuk ke ruangannya.
"Siapa kalian?"
"Perkenalkan, nama saya Jin."
"Saya Jungwon pak."
"Ada apa kalian kesini?"
"Jadi gini, anak saya mau sekolah disini. Bagaimana pak?"
"Boleh saja, tapi dengan satu syarat."
"Apa itu pak?"
"Kamu harus mentaati peraturan sekolah disini. Bagaimana Jungwon?"
"B-baik pak."
"Kalo seperti itu, saya permisi sebentar. Kalian bisa tunggu disini."
"Baik pak"
Kepala sekolah itu akhirnya pergi meninggalkan ruangannya. Sementara Jungwon dan Jin menunggu di ruangan.
