Bab 48

20K 2K 381
                                    

Pagi ini Haechan berangkat sekolah diantarkan oleh Johnny, karena Mark sedang ada keperluan mendadak diperusahaan milik Jaehyun. Masalah perusahaan saat ini sudah diambil alih oleh Mark, kata Jaehyun sih biar anaknya terbiasa. Apalagi Mark yang akan melanjutkan perusahaannya.

"Bear, bekalmu sudah dibawa?" tanya Johnny setelah memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah.

"Sudah pa. "

"Vitamin sudah? Buku pelajaran? PR?"

"Ih papa! Haechan bukan anak kecil lagi tahu. Semua udah Haechan bawa kok. Aman. Tadi juga udah di cek sama mami." kata sang anak sambil mempoutkan bibirnya kesal.

Johnny yang melihat itupun terkekeh pelan. Ia mengusap pelan kepala anaknya. "Sayang, papa hanya khawatir sama kamu. Apalagi kamu lagi mengandung cucu papa."

Benar, Haechan tak seharusnya kesal dengan sang ayah, wajar jika orang tua khawatir pada anaknya. Begitupun Haechan pasti akan khawatir dengan keadaan bayi yang dikandungnya.

"Maafin Haechan ya, Pa." kata Haechan sambil menunduk.

"Iya bear. Sana masuk ke kelas. Kalau kecapekan bilang ya? Nanti Papa atau Mark yang bawa kamu pulang." Haechan pun mengangguk.

Setelah itu ia mencium pipi sang ayah dan keluar dari mobil. Ia melangkahkan kakinya menuju kelas, namun disepanjang koridor semua siswa menatap dirinya dengan sinis dan seolah jijik padanya.

Ia tampak risih jika ditatap seperti itu. Haechan pun juga mendengar segerobolan wanita berbisik seakan menggosipkan dirinya.

"Ternyata primadona sekolah kita tukang selingkuh ya" celetuk wanita berambut pirang.

"Cih, dia bukan primadona lagi. Dia laki-laki yang menjijikkan."

"Masih berani dia menampakkan wajahnya disini? Mencoreng nama baik sekolah kita saja."

"Pasti dia bingung siapa ayah dari bayi yang dikandungnya. Dia kan jalang."

Cukup sudah! Telinga Haechan panas mendengar sindiran yang diberikan padanya. Ia menghampiri segerombolan wanita itu dan menatap mereka dengan sengit.

"Coba ulang sekali lagi. Coba ngomong dihadapan gue." kata Haechan datar.

"Lo lonte."

Plakk

Semua terkejut melihat Haechan menampar wanita yang mengatainya tadi. Sudut bibir wanita itu mengeluarkan darah. Teman segengnya pun tampak takut melihat Haechan murka.

"Ngomong sekali lagi! Sini di depan gue, brengsek!"

Sunyi sepi. Tidak ada yang berani menyahut. Semuanya diam tanpa kata. Tak lama kemudian Felix, Somi dan Yeri datang menghampiri Haechan. "Chan, lo gak papa?" kata Yeri khawatir.

"Gue gakpapa. Tolong urus mereka, gue mau ke kelas." kata Haechan datar. Ia pun menuju kelasnya.

Masih diam, Somi pun mencengkram rahang wanita yang bermasalah dengan sahabatnya itu. "Berani juga lo nyari masalah sama kita. Gue pastiin lo dan keluarga lo bakal hancur. Surat DO lo bakal ditangan lo jam istirahat nanti."

"Kalau sampai gue liat lo masih berkeliaran disekolah ini, abis lo sama gue." kata Felix tajam.

Akhirnya mereka bertiga pun menyusul Haechan kedalam kelas. Mereka melihat Haechan sedang menenggelamkan dirinyadiatas meja dengan tas yang menjadi bantalnya.

"Chan.." panggil Yeri lembut.

"Hm.."

"Jangan dengerin omongan mereka. Mereka itu sampah." kata Yeri.

MORE AND MORE [MARKHYUCK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang