Suasana kelas yang tadinya sunyi berubah menjadi ricuh karena kedatangan Haechan yang didampingi oleh Mark. Teman-teman sekelas Haechan tampak kaget dengan kedatangan ketua kedisiplinan yang dikenal tegas datang bersamaan dengan Haechan si biang masalah.
"Aku ke kelas dulu ya. Kalau ada apa-apa bisa hubungi aku." kata Mark sambil mengelus pucuk kepala Haechan. Haechan mengangguk lucu.
"Habis istirahat aku jemput." kata Mark datar.
"Iya sayang. Udah sana, nanti kamu telat." usir Haechan.
"Ck, iya." Sepeninggal Mark, Haechan pun mendudukkan dirinya di kelas. Muncul banyak pertanyaan dari teman-temannya.
"Chan, tumben sama Mark. Jeno kemana?" tanya Somi penasaran.
"Kepo banget sih lo urusan orang. Emangnya Jeno kemana, Chan?" sahut Felix.
Plakk
"Sama aja bego! Lo juga kepo!" kata Somi kesal.
"Udah putus." kata Haechan kesal.
"Kok bisa? Padahak kalian cocok lho!" sahut Felix. Haechan tampak tidak suka dengan topik pembicaraan yang menyangkut pautkan hubungannya dengan Jeno.
"Lo gak liat gue sama siapa? Mau di slempet Mark lo?" kata Haechan kesal.
"Hehe, ya maaf Chan. Habisnya gue penasaran sih."
"Intinya gue sama Jeno udah putus. Kalau ada yang berani nanya lagi, gue laporin ke Mark." ancam Haechan.
Akhirnya teman-teman sekelasnya tidak ada yang berani bertanya lagi. Mereka tak mau berurusan dengan Mark si ketua kedisiplinan yang menyeramkan.
♡♡♡
Setelah mengantarkan Haechan, Mark tidak langsung menuju kelasnya. Ia melangkahkan kakinya menuju ruang osis, dimana Jeno sudah menunggunya. Cepat atau lambat ia harus menyelesaikan masalahnya dengan Jeno.
Pintu ruang osis dibuka dan terlihat Jeno sedang duduk dikursi singgasananya. "Duduk." kata Jeno datar. Mark pun duduk di hadapan Jeno.
"Sepertinya ada yang ingin kau katakan." Jeno menunggu Mark untuk berbicara terlebih dahulu.
"Terima kasih sudah menjaga Haechan selama ini, namun sekarang sudah menjadi tugasku untuk melakukannya. Maaf karena telah merebut Haechan darimu." kata Mark. Ia memang bersalah jadi tidak ada salahnya untuk meminta maaf.
"Sejujurnya aku sangat ingin memukulmu karena telah merebut kekasihku, brengsek. Bahkan kau telah menghamilinya. Bajingan." kata Jeno marah. Bagaimana tidak marah jika kalian menjadi Jeno, pasti kalian ingin meninju wajah Mark.
Jeno menghampiri Mark dan meninju pipi Mark. "Aku tidak akan meminta maaf. Ku mohon jaga Haechan dengan baik. Jika kau membuatnya menangis, maka tak segan aku akan merebutnya beserta anakmu. "
"Terima kasih Jeno." Mark pun meninggalkan Jeno sendirian diruang osis. Jeno mendudukkan dirinya dikursinya. Ia meremas rambutnya.
Ternyata merelakan orang yang kita cintai benar-benar sulit ya. Bahkan rasa sakitnya masih membekas. Jeno harap dengan melepaskan Haechan, ia bisa bahagia dengan orang yang dicintainya.
"Apakah aku bisa bahagia tanpa Haechan?"
Jeno pun tidak tahu, apakah ia bisa melakukannya atau tidak.
♡♡
Bel istirahat berbunyi, semua siswa berhamburan keluar dari kelas menuju kantin. Haechan sudah duduk manis menunggu sang kekasih menjemput dirinya, namun tak kunjung datang.
"Chan, ayo ke kantin!" ajak Somi sambil menggandeng lengan kanan Haechan. Ia menyenderkan kepalanya dibahu Haechan.
"Jangan nempel-nempel lo, kalau pawangnya liat, bisa-bisa ditandai lo." kata Yeri.
"Gapapa, jugaan belum dateng. Haechan lucu banget sih, makin gembul tahu! Gemes pokoknya!" kata Somi sambil mencubit pipi gembilnya.
Plakk
"Tangan lo anjir! Noh pawangnya udah dateng. Gak liat lo matanya udah ngeluarin laser? Jadi abu lo baru tahu rasa." kata Felix sambil menarik Somi agar menjauh dari Haechan.
"Ah, nyebelin banget."
"Haechan." panggil Mark. Haechan pun menghampiri Mark dan menggandeng tangan kekasihnya.
"Ayo ke kantin. Aku sudah lapar." Sepeninggal Mark dan Haechan, tinggallah Somi, Felix dan Yeri.
"Kayaknya kita transparan deh, kagak keliatan anjir." kata Somi kesal.
"Sudahlah, jomblo mah bisa apa."
-tbc-
Gila, gak nyangka sih gue, bisa 4x update dalam sehari. Kayaknya emang ngalir banget ide gue
Hahaha
KAMU SEDANG MEMBACA
MORE AND MORE [MARKHYUCK]
Fanfictionyou don't say more, more and more. WARNING⚠️🔞🌚