Pernikahan Mark dan Haechan dilangsungkan dengan mewah. Ya memang awalnya ingin dilaksanakan sederhana saja, namun ternyata ini semua ulah ibu-ibu sang penguasa yaitu Taeyong dan Ten.
Undangan yang datang saat ini adalah teman sekolah mereka dan kolega bisnis orang tuanya. Sahabat Haechan pun sudah pasti datang, namun kedatangan mereka membuat Haechan ingin mengubur dirinya hidup-hidup.
Malu rasanya jika mengakui bahwa Felix, Somi, Yeri dan Renjun adalah sahabat sejati sejiwanya. Mereka dengan percaya diri membawa peralatan dapur seperti panci, wajan dan rice cooker, tak lupa dengan kereta bayi berwarna baby pink dan blue.
"Mark, kayaknya aku mau pulang deh. Malu banget liat kelakuan mereka."
Haechan menyembunyikan wajahnya dipunggung Mark, sedangkan lelaki itu hanya terkekeh.
"WOY CHAN, SELAMAT KAWIN YA. NIH HADIAH BUAT LO." kata Felix sambil membawa rice cooker. Ia menghampiri sang pengantin.
"Emang gak beradab lo, Lix. Di acara nikahan gue pun lo masih malu-maluin gue." kata Haechan garang.
"Kita baik banget lho Chan bawa hadiah beginian, lo kan gak perlu beli lagi." jawab Somi yang sedang membawa panci.
"Kenapa gak ngasih duit aja sih, gue kan bisa beli sendiri."
"Lo kan lagi hamil, jadi mana bisa beli sendiri. Banyak bacot lo, udah ambil aja kenapa sie."
Renjun pun menyerahkan wajan yang dibawanya. Tak lupa Felix dan Somi menyerahkan barang pemberian mereka kepada sang pengantin.
"Selamat ya Haechan dan Mark atas pernikahannya. Semoga kalian langgeng terus. Semoga adek bayi juga sehat ya. Mark, gue titip Haechan sama lo. Kalau sampai gue denger Haechan nangis gara-gara lo, gue cari lo." kata Yeri tajam. Ia pun menyerahkan kereta bayi yang dibawanya.
"Saya pasti akan jaga Haechan dan anak kami. Terima kasih semua atas hadiahnya." jawab Mark sambil tersenyum tipis.
"Kaku bener suami lo Chan kayak kanebo kering." cetus Felix.
"Diem lo!"
Somi menatap sekelilingnya, "Prasmanannya dimana Chan?"
Haechan memijat kepalanya pelan. Sudahlah, memang begini sifat dan kelakuan para sahabatnya jadi tidak apa-apa ia sudah biasa.
"Noh disana. Dessertnya dipojok. Ada ayam geprek juga kalau lo mau." jawab Haechan sambil menunjuk tempat.
"Yaudah gue mau makan dulu, jangan lupa dipakai hadiah dari kita. Lop you bestie. Malam pertama jangan lupa live streaming."
Setelah mengatakan itu, Felix dan kawan-kawan menuju prasmanan. Sepertinya mereka memang sudah mengosongkan perut mereka sebelum kesini.
"Sahabatmu lucu. Kau beruntung memiliki mereka, sayang."
"Hm, walaupun kelakuan mereka agak anarkis tapi aku sayang mereka." kata Haechan.
Tak lama kemudian sepasang adam pun datang menghampiri mereka, Jeno dan Jaemin. Ah masalah Jaemin, setelah di berikan pengobatan yang khusus, mental lelaki manis itu pun mulai membaik apalagi Jeno selalu berada disisi Jaemin.
Bagaimana bisa Jaemin datang kemari? Tentu saja Haechan yang mengundang. Awalnya Mark menolak karena takut jika lelaki itu berbuat hal yang tidak-tidak membahayakan istri dan anaknya, namun Haechan membujuk Mark dan meyakinkan sang suami semua akan baik-baik saja.
Haechan sudah mendengar kabar Jaemin dari Jeno, bahkan perkembangan kesehatan Jaemin. Daripada ia harus membenci lelaki manis itu, bagaimana jika ia memaafkan dan mulai berteman kembali?
"Hai Jeno dan Jaemin!" sapa Haechan ramah.
Jaemin enggan untuk menatap Haechan karena merasa malu pada lelaki yang telah ia lukai. Haechan yang peka pun mendekati Jaemin dan memeluk lelaki itu.
"Jaemin, jangan pernah menyalahkan dirimu lagi. Aku sudah memaafkanmu. Kita bisa berteman lagi kan?"
Jaemin menatap Haechan lekat. "Apakah aku masih pantas menjadi temanmu setelah apa yang aku lakukan padamu?" katanya lirih.
Haechan pun mengangguk. "Tentu saja! Kita bisa berteman lagi sekarang."
"Terima kasih Haechan, kau sangat baik. Aku sangat berterima kasih padamu dan selamat atas pernikahanmu." senyum Jaemin mengembang.
"Terima kasih, Jaemin."
Jeno pun memberikan selamat juga kepada pengantin baru ini. "Haechan, selamat atas pernikahanmu ya. Ku harap kau bahagia selalu. Mark, tolong jaga Haechan kecilku ya, jangan sampai dia menangis apalagi terluka." kata Jeno tulus.
Bukan, Jeno sudah melupakan perasaannya pada Haechan, ia sekarang sudah menganggap Haechan sebagai adik kecilnya karena hatinya sudah diisi oleh Na Jaemin.
"Pasti. Aku akan menjaga istri dan anakku dengan baik." kata Mark.
Haechan sudah memaafkan Jaemin sepenuhnya, Jeno pun demikian sudah memaafkan Haechan dan Mark. Jeno pun sudah merelakan Haechan dan membuka hatinya lagi untuk Jaemin. Semua sudah berakhir bahagia seperti keinginan semua orang.
Sudah saatnya kisah ini ditutup dengan kata...
- e n d -
hshsha, udah end lhoo iniiiiii
nyangka ga sie?
maaf ya kalau akhirnya kurang bagus atau sangat dipaksakan tapi gue udah berusaha semaksimal mungkin, huhuhuthankyou buat kalian yang sudah menyempatkan baca book ini, huhu bahkan sudah 1.05M lhooo😭😭
btw makasi juga atas ucapannya tadi, hehee semoga yang lain bisa nyusul..
LOP LOP DEH, MUACHHH
SEE U SOON!!!
Cek profil gue kalau mau liat cerita yang lain, hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
MORE AND MORE [MARKHYUCK]
Fanfictionyou don't say more, more and more. WARNING⚠️🔞🌚