Seperti biasa Mark selalu berada diperpustakaan setiap jam istirahat. Ia selalu memanfaatkan kesempatan itu untuk membaca buku yang ada disekolahnya. Menurutnya, buku disana cukup lengkap dan lumayan saja karena gratis.
Saat ia terfokus pada buku bacaannya, tak lama kemudian seorang gadis menghampirinya. "Hai Mark." sapa gadis itu ramah sambil memainkan ujung rambutnya.
"Ah, Mina. Ada apa?" tanya Mark menoleh ke arah gadis itu.
"Bolehkah aku duduk disini? Aku melihatmu sendirian disini, jadi aku ingin bergabung." katanya ramah. Mark pun menganggukkan kepalanya dan fokus lagi untuk membaca bukunya.
Raut wajah Mina terlihat kesal karena diacuhkan oleh Mark, memangnya buku itu lebih menarik dibandingkan denganku yang cantik ini? Aku bahkan disebelahnya dan ia tak melirikku sama sekali? Yang benar saja! pikir Mina.
"Um, Mark. Aku bisa tidak kau mengajariku kimia? Aku kurang paham." kata Mina. Tubuhnya digeser agar lebih dekat dengan Mark, terlalu dekat sehingga membjat banyak orang salah paham dengan hubungan mereka.
"Baiklah. Apakah kau membawa bukumu?" tanya Mark. Mina pun mengangguk, ia mengambil buku kimianya dan menaruhnya dimeja. Namun tanpa disadari, sebuah foto jatuh. Mark yang melihatnya pun berinisiatif mengambil foto itu.
Matanya tak lepas dari foto yang dipegangnya. Wajahnya mengeras seketika, seolah semua emosinya memuncak menjadi satu titik. Mina yang melihat ekspresi wajah Mark pun tersenyum tipis.
Kena kau, Mark Lee.
***
Malam ini angin begitu keras menerpa wajah cantik milik Haechan yang bersinar dibawah sinar rembulan, namun tak membuat lelaki manis itu mengurungkan niatnya untuk berjalan-jalan ke Toko Kue yang tersedia dekat dengan rumahnya.
Anggap saja Haechan ngidam, tetapi ia tiba-tiba sangat menginginkan Red Velvet Cake sebagai dessertnya malam ini. "Huh, harusnya aku memakai jaket tebal saja keluar." gerutu Haechan. Ia memeluk dirinya sendiri.
Jika kalian penasaran, Haechan sedang memakai baju kaos kebesaran dengan celana selutut. Sepertinya ia akan masuk angin besoknya.
Saat diperjalanan, tiba-tiba sebuah tangan menarik dirinya ke gang sepi hingga punggung Haechan menabrak dinding.
"Aww." ringisnya pelan. Haechan menatap seseorang yang telah menariknya.
"Mark!" Pekik Haechan. Ia pun langsung memeluk erat kekasihnya itu. Sudah lama ia tak menemui Mark karena ia terlalu sibuk dengan Jeno.
"Aku merindukanmu!"
"Aku juga merindukanmu, sayang." kata Mark sambil mengusap punggung Haechan.
"Bagaimana kau bisa ada disini?" tanya Haechan bingung. Ia hanya penasaran mengapa Mark bisa tahu bahwa ia ada disini, mungkin sebuah kebetulan?
Dahi Haechan disentil oleh Mark sehingga ringisan kecil terdengar dari bibir lelaki manis yang menjadi kekasihnya itu.
"Ih, kenapa kau menyentil dahiku? Sakit sekali tahu!"
"Itu tidak penting, ada yang lebih penting. Kenapa kau keluar rumah hanya memakai baju kaos dan celana pendek? Kau tahu kan malam ini sangat dingin dan juga sangat berbahaya jika kau memakai pakaian seperti itu?" kata Mark datar.
"Um, aku lupa memakai jaket. Maaf ya Mark." kata Haechan menciut. Jika Mark sudah berkata dengan nada yanh datar, sudah dipastikan kekasihnya itu sudah meredam amarahnya. Jangan lupakan bahwa Mark termasuk lelaki yang posesif.
Mark menghela nafas kasar, ia pun melepaskan jaketnya dan memakaikannya ke tubuh sang kekasih. "Pakai ini."
"Lalu kau bagaimana? Nanti kau juga kedinginan, Mark." Haechan hendak melepaskan jaket milik Mark, namun ditahannya.
"Lebih baik aku yang kedinginan daripada kau jatuh sakit. Lagi pula aku lebih tahan dingin daripada kau." kata Mark.
Hati Haechan tersentuh mendengar ucapan Mark, lelaki yang baik dan pengertian. Ia sangat beruntung memiliki Mark disisinya.
"Um, mau mengantarkanku ke toko kue? Aku ingin sekali kue red velvet." tanya Haechan, Mark pun mengangguk mengiyakan perkataan kekasihnya.
Mungkin saat ini mereka bisa menikmati waktu berdua bersama dan akan menjadi kenangan yang indah sebelum semuanya berakhir begitu saja.
Antara Mark maupun Haechan sama-sama ingin bersama tanpa adanya penghalang. Namun itu tak semudah yang dibayangkan, jangan lupakan bahwa hubungan mereka adalah sebuah kesalahan yang dilakukan oleh keduanya.
Mari kita doakan saja yang terbaik untuk mereka.
Setelah membeli kue, mereka pun duduk disebuah kedai kecil yang bernuansa klasik. Entah kenapa perasaan Haechan tidak enak saat ini. Ia merasa ada sesuatu yang mengganjal. Ia pun menatap Mark yang sedang meminum kopi pesanannya.
"Mark," panggil Haechan pelan.
"Ada apa sayang?" kata Mark sambil menatap kekasih manisnya itu.
"Apakah ada sesuatu yang ingin kau sampaikan? Atau apapun itu? Perasaanku tidak enak."
Mark tertegun mendengar perkataan Haechan. Ia terdiam. Haechan yang melihatnya pun tampak khawatir, ia takut jika Mark ingin mengakhiri hubungan mereka karena sampai saat ini ia belum memutuskan hubungannya dengan Jeno.
"Apakah ada sesuatu?" kata Haechan lirih. Hatinya berdetak begitu cepat, seolah ia habis lari marathon berkilo kilo meter. Namun, Mark pun tak tampak bersuara. Entah apa yang dipikirkan Mark, membuat Haechan panik setengah mati.
"Haechan," akhirnya Mark bersuara.
"Ada apa?"
"Sepertinya..."
"... aku meninggalkan Ara sendirian di apartemen! Astaga! Aku lupa!" kata Mark panik.
Haechan yang kaget mendengar perkataan Mark pun langsung memukul kepala Mark keras.
"BODOH SEKALI KAU MARK LEE MENINGGALKAN ANAK KECIL SENDIRIAN DIAPARTEMEN, AYO KITA PULANG!" teriak Haechan kesal.
-tbc-
Maaf ya guys, kalau kurang nge feel, soalnya udah lama otak ngestuck ):
Jangan lupa streaming Make A Wish di yutub! Udah trending 1 tuh!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
MORE AND MORE [MARKHYUCK]
Fanfictionyou don't say more, more and more. WARNING⚠️🔞🌚