Pandangan Mark tertuju pada Haechan yang sedang bersandar pada kepala ranjangnya sambil memakan coklat batangan, ah lebih jelasnya pada bibir Haechan.
Entah Haechan sengaja atau tidak, bibir bawahnya yang terkena coklat dijilatnya hingga bersih. Jangan tanyakan Mark yang meneguk ludahnya kasar. Sungguh menggoda.
Haechan menatap Mark bingung. "Kenapa menatapku seperti itu? Kau mau minta coklat?" kata Haechan polos sambil menyerahkan coklat yang ada digenggamannya.
"Boleh aku makan?"
"Makan coklatnya kan?" kata Haechan polos.
"Memakanmu." Setelah Mark mengatakan hal itu, tiba - tiba bulu kuduk Haechan berdiri. Ada apa nih? Hatinya lagi deg degan ga karuan. Pertanda macam apa ini?
Haechan melotot kesal. "Ih!!! Mark kanibal? Jangan makan Haechanie! Nanti mama sama papa buat adik baru lagi, kan bang Dery tidak mau punya adik lagi."
Mark gemas dengan kekasihnya itu, ada sisi dimana Haechan bisa sebinal jalang diclub, dan sisi dimana Haechan bisa sepolos anak kecil seperti sekarang. Memang ajaib lelaki manis itu.
Akhirnya Mark mendekati Haechan dan ikut berbaring disebelahnya dengan pundak Haechan sebagai sandaran. Tak lupa tangannya memegang tangan Haechan yang sedang sibuk memegang coklatnya.
"Chan." panggil Mark. Haechan pun menoleh.
"Hm?" Haechan masih sibuk dengan coklatnya. Memang ya Haechan kalau sudah berurusan dengan makanan, coklat dan sesuatu yang manis pasti tidak bisa dipisahkan dengan mudah.
"Besok malam kau senggang?" tanya Mark. Haechan berpikir sejenak. Sepertinya besok ia ada janji dengan Jeno untuk pergi ke toko jam. Jeno ingin membeli jam karena jamnya rusak akibat terkena adonan es krim di kedai Jaemin.
Jangan lupa guys, pertemuan Jeno dan Jaemin saat di kedai es krim. Jeno membantu Jaemin dan Minhee jika sedang senggang dan keterusan sampai sekarang. Mungkin sudah nyamaan, hehe.
"Memangnya ada apa, hm?" tanya Haechan sambil mengelus kepala Mark lembut.
"Besok malam aku balapan. Aku ingin kau menontonku disana." Haechan terdiam sejenak, ia merasa tak enak dengan Mark karena ia sedang ada janji dengan Jeno duluan.
"Ah, maaf Mark, aku besok sudah ada janji." kata Haechan sedih. Ia takut Mark marah lagi padanya karena membahas Jeno lagi.
"Dengan siapa?" Haechan diam tak menjawab pertanyaan Mark. Raut mukanya terlihat panik sekarang. Sungguh, ia tak ingin membuat Mark cemburu dan tidak nyaman dengannya. Namun sayang, Mark dalam keadaan seperti ini sangat peka. Ia mengetahui dengan siapa Haechan mempunyai janji.
"Ah, aku mengerti. Tidak apa, Jeno kan kekasihmu." kata Mark seolah tidak terjadi apa - apa. Tetapi kalian pasti tahu bahwa hatinya sudah panas.
"Jangan seperti itu, Mark." kata Haechan sedih. Nah kan, Mark-nya sedang cemburu!
Haechan tak tinggal diam, dia tidak ingin Mark marah padanya, sepertinya jika Haechan dalam mode binal, mungkin saja Mark akan luluh lagi padanya.
Tangan Haechan meraih pipi Mark yang tirus, lalu mendekatkan bibirnya pada bibir Mark. Sebuah ciuman mendarat pada bibir tipis Mark. Disesapnya bibir bawah Mark, tak lupa lidahnya menyapu bibir Mark.
Mark pun merespon ciuman Haechan dengan membalas lumatan dan membelitkan lidah mereka satu sama lain. Menyalurkan perasaan cinta satu sama lain. Sampai Haechan memukul dada Mark karena kekurangan pasokan oksigen.
"Ahhh.."
"Hm, nakal sekali ya istriku." kata Mark sambil tersenyum menyeringai.
"Hum, aku hanya tak mau kau marah, Mark." kata Haechan, lalu ia memeluk Mark.
"Begitu takutnya kau jika aku marah padamu?" Heh, Mark mana sadar jika ia marah sangat menyeramkan! Bahkan Haechan saja ingin pergi saja dari dunia jika melihat Mark marah.
"Jelaslah! Kau sangat menyeramkan jika marah. Ah aku penasaran, apakah kau pernah memarahi Ara?" tanya Haechan.
Mark berpikir sebentar, ia mengingat apakah adik kecilnya pernah membuat masalah dengannya atau tidak. "Sepertinya tidak, mungkin untuk memperingatinya saja pernah."
"Jangan marah-marah pada Ara! Dia itu anak yang sangat menggemaskan. Aku saja ingin mempunyai anak perempuan seperti dia. Pasti sangat menyenangkan." kata Haechan, ia membayangkan saja jika anaknya dimasa depan menggemaskan seperti Ara.
"Kalau begitu bagaimana kalau kita buat saja? Aku juga ingin mempunyai anak bersamamu."
Plakkk
"Aw, kenapa kau memukulku?" Mark mengaduh kesakitan sehabis dipukul oleh Haechan.
"DASAR MESUM! KELUAR SANA!" pekik Haechan. Ia sangat malu sekarang. Mark yang melihat Haechan merona pun semakin gencar untuk menggodanya.
"Bagaimana kalau kita buatkan Ara keponakan yang lucu, hm? Pasti dia sangat senang karena mempunyai teman bermain." kata Mark sambil menaik turunkan alisnya.
"Ihh!"
Tak menyia-yiakan kesempatan, Mark pun mulai menindih Haechan. "Ayo lakukan sayang. Mari kita membangun sebuah keluarga bahagia bersama. Apakah kau mau?"
Mendengar perkataan Mark yang seakan menghipnotis dirinya, Haechan pun mengangguk pelan. Diciumnya bibir Haechan dengan lembut.
Namun...
Semua itu harus dibatalkan..
Duakk
Suara pintu terbuka dengan kasar.
"KAK MARK MAU NGAPAIN KAKAK BERUANG, HAH??!!!" teriak Ara panik.
Kasihan sekali mata Ara yang suci tanpa dosa sekarang melihat adegan hampir mantab - mantab Mark dan Haechan (: Jangan rusak Ara kami yang polos ini...
-tbc-
Moma harap pada suka ya guys...
Maap kalau ada typoooo~~
Moma mau bobooo dulu, huhuhu
Dah malam, babayyy~~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
MORE AND MORE [MARKHYUCK]
Fanfictionyou don't say more, more and more. WARNING⚠️🔞🌚