Hari ini adalah hari minggu, biasanya dini hari Jeno akan datang kerumah Haechan untuk mengajak sang kekasih lari dilapangan kota.
Jeno sudah siap dengan baju hitam tanpa lengan sehingga menampilkan otot dilengannya, topi hitam, celana pendek selutut dan tak lupa sepatu olahraganya.
Sangat tampan!
Ia duduk disofa keluarga Haechan menunggu sang kekasih yang sedang bersiap - siap. Tak lama kemudian Haechan turun dengan baju hitam kebesaran dengan celana pendek selutut.
Kata orang - orang sih itu style Haechan yang paling pewe banget. Hampir tiap hari Haechan memakai baju dan celana itu. Udah nyaman banget soalnya, hehehe.
Btw kalian tahu kan baju pewe milik Haechan?
"Lama banget sih sayang, macem anak gadis." goda Jeno sambil menoel dagu Haechan.
"Heh! Gak lama ya! Kamu datengnya yang kepagian. Ini masih jam lima pagi Jen. Astaga, mama papa aku aja masih tidur." kata Haechan sambil menguap pelan.
Sebenarnya ia mengantuk karena ia bedagang sampai jam dua pagi demi menonton drama thailand. Dulunya sih Haechan suka drama korea yang so sweet bikin diabetes, tetapi ia mendapat hasutan dari Somi untuk mencoba menonton drama gay thailand.
Awalnya sih coba - coba, eh malah keenakan.
Pertama kali ia mencoba menonton drama thailand berjudul 2gether, eh malah kecantol sama Sarawat. Setelah menyelesaikan drama thailand 2gether, Somi yang kelakuan macem dakjal pun menghasut Haechan lagi untuk menonton drama thailand yang lain.
Somi pun merekomendasikan drama thailand Tharntype (:
Titisan dakjal memang si Somi ini, akibat menonton Tharntype, Haechan makin binal🌚
Sudah, nanti kalau bertemu Somi, kita sungkem bareng - bareng, terima kasih sudah mengajarkan Haechan kami menjadi semakin binal dan terdepan.
Jeno mengusap kepala Haechan sambil tersenyum manis. Akibatnya matanya pun tak terlihat, ah manis sekali!
Haechan gemas dengan senyuman Jeno, ia pun memeluk Jeno sambil mengalungkan tangannya pada leher Jeno.
Kepalanya mendongkak, menatap sang kekasih. Jeno pun membalas tatapan Haechan dan memeluk Haechan. "Hm, ayo kita berangkat." Setelah mengatakan itu, Haechan langsung mencium bibir Jeno dan berlari keluar rumah.
"Ah, tak heran aku begitu mencintainya." guram Jeno sambil tersenyum. Ia pun menyusul kekasihnya.
Lapangan kota terletak lumayan jauh dari rumah Haechan, itulah alasan mengapa mereka menggunakan sepeda motor milik Jeno untuk berangkat.
Setelah sampai dilapangan kota, mereka melakukan pemanasan terlebih dahulu agar tidak terjadi sesuatu yang diinginkan.
Jeno memilih untuk berlari terlebih dahulu meninggalkan Haechan yang masih dibelakangnya.
"Huft. Capek banget. Tiap hari minggu lari pagi, tetap saja kerasa capeknya." keluh Haechan. Peluhnya sudah membasahi dahi dan wajahnya.
Karena tak kuat untuk melanjutkannya, Haechan pun duduk dibangku panjang yang tersedia dilapangan tersebut. Ia bersandar, memejamkan matanya sambil mengatur nafasnya.
Tiba - tiba sebuah handuk terlempar dari arah belakang kepangkuannya. Otomatis ia membuka matanya dan mencari siapa yang melemparkan handuk ini padanya.
Ia menatap seorang lelaki yang berlari menjauhinya. Ia sepertinya tahu orang itu, bahkan mengenalnya dekat. Dia Mark Lee.
Haechan tersenyum pelan dan mengambil handuk pemberian dari Mark. Lalu ia gunakan handuk itu untuk menyeka peluhnya. Ternyata Mark sangat perhatian padanya.
Ia pun mulai berfikir, sebenarnya ia mencintai siapa? Mark atau Jeno?
Jika disuruh untuk memilih, ia tidak bisa karena ia mencintai keduanya.
Hah, jika berpikir mengenai hal itu, otak Haechan seakan mau meledak rasanya.
Tak lama, Jeno menghampirinya dan duduk disebelah Haechan. "Kenapa duduk disini, hm?" tanya Jeno sambil mengatur nafasnya. Peluhnya begitu banyak sehingga membasahi kaos yang digunakannya.
Dengan telaten, Haechan mengelap peluh Jeno dengan handuk pemberian dari Mark. "Keringet kamu ini banyak banget. Enggak risih apa?"
"Enggak, kan udah kamu yang ngelapin."
"Ih, dasar kamu ini!" Haechan memukul Jeno dengan handuk itu.
"Hehehe, bercanda sayang." Tangan Haechan sudah digenggamnya dan mengecupnya pelan.
Pipi Haechan memerah seketika.
"Baju kamu basah banget. Gak bawa baju ganti?" tanya Haechan. Jeno menggeleng.
"Kan aku sudah pernah bilang, aku gak suka kamu pakai baju tanpa lengan gini. Apalagi sekarang basah, badan kamu kelihatan banget tahu." omel Haechan.
Jeno senang jika melihat Haechan marah - marah padanya. Ia terlihat lebih menggemaskan! Karena tak tahan, ia pun mencubit pipi Haechan dan mengecupnya pelan.
"Gemesh banget sih kamu!"
"Iya dong, aku kan memang menggemaskan. Hm, Jen, aku laper." kata Haechan sambil memeluk lengan kekar milik Jeno.
"Mau makan apa sayang? Sate ayam atau bubur?" tanya Jeno.
"Aku mau bubur!!!" kata Haechan senang.
"Let's go!"
"Sayang.." panggil Haechan. Jeno menoleh.
"Tapi gendong.." katanya dengan tatapan memohon.
Apalah daya Lee Jeno adalah seorang bucin Lee Haechan. Jadi ia tak bisa menolak permintaan kekasihnya itu. Akhirnya Haechan pun digendong oleh Jeno sampai ke tempat jual bubur.
Namun, beberapa langkah lagi sampai, mata bulat Haechan menatap sosok yang dikenalnya yang sedang memesan bubur juga, dia adalah,
Mark Lee.
Oh shit! Mending Haechan mati saja!
-tbc-
Maap banyak typo guys, mumpung aku lagi eek dan aku dapet inspirasi jadi aku up langsung deh, hehehe.
Uas aku juga tinggal hari senin aja, besok liborrr, aye aye aye~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
MORE AND MORE [MARKHYUCK]
Fanfictionyou don't say more, more and more. WARNING⚠️🔞🌚