Disinilah Haechan sekarang, diruang penuh dengan lautan buku. Matanya menatap sekeliling, ia mencari seseorang.
Matanya tertuju pada laki-laki tampan yang wajahnya dihiasi dengan bingkai kacamata bulat. Ah, Mark Lee.
Ia menghampiri Mark dengan perasaan riang. Posisi Mark saat ini berada pada perpustakaan paling pojok dan tempat itu sangat jarang tempati karena diapit dengan buku sosiologi dan aritmatika.
Para siswa juga enggan untuk mendekati rak yang berisi buku laktan itu, mereka sangat anti dengan mata pelajaran yang berbau hitung-hitungan.
Mark terlihat sedang membaca sebuah buku yang tebalnya tak kira-kita. Haechan yang melihatnya saja ingin muntah.
"Mark!!" panggil Haechan riang. Mark melirik Haechan sebentar dan kembali fokus pada bacaannya.
Sedangkan Haechan yang diacuhkan pun mendengus kesal. Ia segera mengambil buku tebal itu dan menyembunyikannya di belakang punggungnya.
Mark yang sedang membaca pun kaget dan melirik Haechan tajam. "Kembalikan."
Haechan menggeleng pelan. "Tidak akan ku kembalikan. Gara-gara buku ini kau mengacuhkan aku." kata Haechan sebal.
Mark menyengit pelan. "Yasudah ambil saja." Ia segera bangkit dari tempat duduknya, namun tangannya dicekal oleh Haechan.
"Ish!! Kau sangat menyebalkan!!" cebik Haechan. Ia segera melemparkan buku tebal itu meja. Haechan segera memeluk lengan Mark.
"Mark, aku merindukanmu." kata Haechan sambil mendusal pada lengan Mark.
"Kemana kekasihmu?" tanya Mark datar.
"Kau kan kekasihku!" kata Haechan sambil tersenyum manis.
"Ck, maksudku Lee Jeno."
"Jeno sedang ada pertandingan basket di luar kota."
Mark menatap Haechan. "Pantas saja kau menggangguku. Biasanya kau selalu menempel pada kekasihmu itu." kata Mark sambil menekankan kata kekasih.
Haechan pun terkekeh pelan. "Kau cemburu ya?" goda Haechan.
"Tidak sudi." ketus Mark.
Ah, ternyata Mark tipe lelaki tsundere ya, hahaha.
"Maaf ya sayang, aku kan tidak ingin Jeno curiga. Maka dari itu aku selalu bersamanya."
"Hm."
Setelah itu Mark mengambil buku tebalnya lagi dan melanjutkan bacaannya, sedangkan Haechan masih tetap pada posisinya bergelayut manja pada lengan Mark.
"Um, Mark.." tiba-tiba Haechan memanggil Mark.
"Hm." balas Mark yang masih tetap fokus pada bukunya.
"Kira-kira bagaimana rasanya bercinta diperpustakaan ya?" kata Haechan.
Sumpah demi tuhan, itu adalah pertanyaan yang Haechan sendiri tak tahu kenapa ia bisa mengucapkannya. Otaknya seperti sudah disetting sedemikian rupa jika ia berbicara dengan Mark.
Pletakk
"Bisakah otak cantikmu itu berbicara sesuatu hal yang benar sekali saja?" kata Mark dengan sarkasme.
"Memangnya kenapa? Ada yang salah dengan perkataanku?" Haechan mendelik tak suka.
"Tidakkah diotakmu terpikir untuk belajar dengan giat, walaupun kau tak peduli dengan itu tapi setidaknya itu demi membanggakan orang tuamu?"
Ucapan Mark membuat Haechan tertegun. Seumur hidupnya ia tak pernah merasa dirinya harus menanggung beban seberat ini. Tetapi setelah mendengar perkataan Mark, pundaknya seperti diberikan beban yang sangat berat.
Memang ia terlihat santai dan tak peduli dengan apapun. Bahkan orang tuanya pun memberikannya kebebasan namun masih batas wajar. Bahkan kekasihnya Jeno pun selalu memanjakannya dan mengikuti semua kemauannya.
Mark melirik Haechan yang diam tanpa ada suara. Ia menghela nafas pelan. "Maafkan aku jika kata-kataku menyakitimu." katanya sambil memegang tangan Haechan. Sedangkan Haechan memandang Mark dengan tatapan berkaca-kaca.
"Seburuk itukah aku?" Satu tetes cairan mengalir dipipi gembil milil Haechan.
"Cobalah untuk berubah dan tidak egois. Tak semua yang kau inginkan bisa langsung kau dapatkan. Tidak semudah yang kau bayangkan."
Mark memeluk Haechan erat, menenangkan lelaki manis didalam dekapannya. Tangis Haechan semakin pecah. "Berhentilah menangis."
Mark mengusap air mata yang ada dipipinya. Haechan pun mengangguk. Ia segera mengelap wajahnya menggunakan tisu yang ia bawa disakunya.
"Apakah aku terlihat jelek sekarang?" tanya Haechan.
"Sangat."
"Sialan!" kata Haechan sambil memukul lengan Mark.
"Jangan menangis lagi, aku tak suka melihatnya." kata Mark. Pipi Haechan sudah semerah tomat sekarang.
Ah, Mark memang lelaki yang baik.
-tbc-
KAMU SEDANG MEMBACA
MORE AND MORE [MARKHYUCK]
Fanfictionyou don't say more, more and more. WARNING⚠️🔞🌚