Bab 3

59.3K 5.4K 1.8K
                                    

Perpustakaan. Banyak orang yang menghindari tempat ini karena menurut mereka sangat membosankan. Apalagi jika melihat jutaan buku yang tersusun rapi disetiap rak nya, mual rasanya.

Namun tidak untuk lelaki berkacamata ini, Mark Lee si kutu buku. Mark dikenal karena kepintarannya yang diatas rata-rata. Siswa yang selalu berada diperpustakaan setiap harinya. Sebenarnya Mark adalah penjaga perpustakaan, bukan karena disuruh namun ia yang memintanya sendiri kepada guru. Kecintaannya pada buku ia abadikan melalui ini.

Sekilas terdengar membosankan sekali hidup Mark Lee ini. Selalu berurusan dengan buku, buku dan buku. Pantas saja banyak orang yang menganggapnya aneh dan malas untuk berteman dengannya.

Namun siapa sangka jika Mark ini diluar sekolah adalah seorang yang berbeda. Ia adalah salah satu ketua genk motor yang terkenal.

Jika sudah melepas kacamata, seragam yang kebesaran, dan rambut yang berantakan siapa sangka jika itu adalah Mark Lee si kuti buku.

Tak ada yang tahu fakta ini karena Mark sangat malas berurusan dengan orang-orang. Bisa dibilang ia juga termasuk orang yang introvert. Ia merasa bisa melakukan sesuatu sendiri.

Waktu sudah menunjukkan pukul 16.00, waktunya perpustakaan tutup. Mark mulai merapikan buku yang ada diperpustakaan dan menyusunnya sesuai dengan raknya.

Suara langkah kaki terdengar dan semakin dekat. Mark mengerutkan keningnya, siapa orang yang datang jam segini, biasanya perpustakaan sangat sepi dan sekolah sudah dibubarkan 2 jam yang lalu.

"Mark.." seseorang memanggilnya. Sang pemilik nama pun menoleh.

Lee Haechan? Mark tak salah lihat bukan jika yang memanggilnya adalah Lee Haechan yang sangat dikagumi akan kecantikan dan keramahannya itu?

"Ada perlu apa?" tanya Mark datar. Ia sebenarnya malas berurusan dengan orang seperti Haechan ini, pasti akan sangat menyusahkan nantinya.

"Um, Mark.. bisakah aku meminta bantuanmu?" tanya Haechan sambil memainkan jarinya. Ternyata berbicara dengan Mark membuatnya sangat gugup.

Mark menatap Haechan dari ujung kepala sampai ujung kaki. Rambut berantakan yang menambah kesan imut, mata bulat lucu, pipi gembil, bibir yang berbentuk hati sangat menggairahkan.

Dua kancing baju yang terlepas sehingga menampilkan leher mulusnya. Celana yang begitu ketat sehingga tercetak jelas bongkahan pantat yang begitu besar.

"Membantu apa?" singkat, jelas dan padat Mark menjawab.

"Umm, aku ingin kau mengajariku mata pelajaran statistik. Aku harus mengulang ujian mata pelajaran ini." Haechan mengatakan hal ini dengan mata memohon.

Mark terus menatap Haechan dengan tajam. "Maaf aku tidak bisa." jawabnya singkat.

"Kenapa tidak bisa?" tanya Haechan tak terima. Ia kesal bukan main pada lelaki dihadapannya ini. Bisa-bisanya ia menolak permintaan seorang Lee Haechan.

"Karena aku tidak mau."

"Kau harus membantuku!" kata Haechan sambil memaksa. Mark kebingungan melihat tingkah konyol Haechan.

"Apa yang akan aku dapatkan jika aku membantumu?" Maaf saja, bukan Mark matre atau pecinta uang, ia hanya ingin membuat Haechan menyerah untuk menganggunya.

"Jika kau membantuku, aku akan memuaskanmu!" kata Haechan sambil tersenyum.

Mark melihat senyuman itu, dasar lelaki binal. Ia tak akan mau berurusan dengan Haechan. Apalagi ia tahu bahwa Haechan adalah kekasih dari Lee Jeno yang disebut-sebut pangeran sekolah.

"Aku tetap tak mau. Kau bisa pergi dari sini." usir Mark.

Haechan yang tak terima diperlakukan seperti ini pun langsung tersenyum manis. Memang benar dugaannya, memilih Mark adalah pilihan yang tepat.

Dengam gerakan yang cepat, Haechan memeluk Mark. Mark terkejut. Ia menggeram kesal.

"Lepaskan!" kata Mark yang mencoba meronta-ronta, namun itu adalah kesalahan besar yang dilakukan oleh Mark.

Saat Mark bergerak, tak sengaja kejantanan mereka saling bergesekan sehingga membuat Haechan mendesah.

"Ahhhh..."

"Kau menggodaku ya? Ayo kita bermain! Buat aku mendesahkan namamu, Mark."

-tbc-

MORE AND MORE [MARKHYUCK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang