Haechan saat ini sedang terjebak dalam dilema besar. Seperti yang kita ketahui, bagaimana bimbangnya Haechan harus memilih antara dua lelaki yang telah berstatus kekasihnya.
Namun kebimbangan Haechan pun membuat lelaki manis dan cantik disebelahnya ikut bingung. Ten menatap anak bungsunya yang sedang berpikir keras.
"Ada apa sih? Kok mikirnya sampai gitu banget?" tanya Ten sambil mengelus surai anak bungsunya. Haechan pun menoleh dan memeluk sang mama.
"Kamu kalau ada masalah cerita sama mamah, jangan dipendam sendiri. Mamah gak mau anak mamah yang paling manis ini malah stress dan sakit lho." kata Ten.
Haechan pun menangis terisak sehingga membuat sang mama panik. "Sayang, kenapa nangis? Kalau dengan menangis dapat mengurangi bebanmu, silahkan."
Tangisan Haechan terdengar semakin keras. Ten yang menenangkan anak bungsunya pun khawatir karena melihat bayi besarnya sedih.
"Mamah.."
"Iya sayang? Mau cerita sekarang? Mumpung kakak sama papah belum pulang." kata Ten.
"Kenapa kalau kakak sama papah belum pulang?" Tanya Haechan bingung.
"Kayak kamu gak tau mereka aja, mereka pasti kelimpungan dan panik liat kamu nangis kayak gini. Apalagi kalau mereka tau siapa yang bikin kamu nangis, bisa-bisa habis sama kakak dan papah. Tapi itu tandanya mereka sayang Haechanie."
"Kalau mamah sayang Haechanie gak?" tanya Haechan.
Plakkk
"Pertanyaan bodoh macam apa itu? Siapa coba yang gak sayang sama bayi beruang yang gemesin dan embulita kayak kamu! Orang mamah juga yang ngelahirin kamu, jelas sayang lah!"
"Hehehe, Haechanie juga sayang mamah!" Ten yang melihat anaknya sudah lebih tenang pun bertanya kepada Haechan.
"Udah tenangan? Mau cerita sama mamah?" kata Ten lembut. Haechan pun menganggukkan kepalanya.
"Masalah Mark dan Jeno mah."
"Masih belum bisa memilih?" tanya Ten. Haechan pun mengangguk.
"Sayang, kamu tahu? Kita hidup untuk memilih. Kamu bisa memilih apapun yang kamu mau untuk hidupmu sendiri. Coba kamu bayangin, sekarang kamu terjebak didalam hubungan dengan seseorang selama 5 tahun, selama 5 tahun itu kamu merasakan hubungan itu toxic dan dia melakukan hal yang kasar terhadapmu. Tetapi kamu bertahan karena terlalu mencintainya.
Disana kamu harus memilih, ingin lepas dari hubungan itu demi kebaikan diri sendiri dan merelakannya atau kamu bertahan dengan alasam cinta, tapi berada dalam tekanan.
Memilih itu memang sulit dan beresiko, sekarang kamu juga harus memilih antara Mark atau Jeno dan menerima semua resiko yang ada."
"Tapi aku bingung mah, aku bingung harus memilih siapa." Kata Haechan sedih.
"Dulu mamah sudah pernah bilang kan? Ikuti kata hatimu. Sepertinya dulu kamu sudah mempunyai keputusan untuk memilih Mark, kenapa sekarang bingung lagi?"
Haechan menghela nafas berat. Ia memikirkan apa yang dikatakan oleh sang mama. Ah, hatinya yang dulu sudah teguh memilih Mark malah goyah begitu saja karena sikap manis Jeno padanya.
"Hati Haechan goyah karena Jeno memberikanbkejutan, sebuah liontin." Kata Haechan sambil menunjukkan liontin itu.
"Hm, liontin yang bagus. Selera Jeno benar-benar luar biasa."
"Ih, mamah jangan ngomong kayak gitu dong!"
"Lho? Apa salah mamah? Hm, sekarang mamah tanya, kamu lebih suka ke siapa? Mark atau Jeno?" tanya Ten serius.
"Keduanya."
"Gak ada pilihan keduanya! Salah satu aja! Maruk banget sih!"
"Aku sayang Jeno, tapi aku juga sayang Mark. Apalagi kalau bersama Mark, hm, mamah tahu kan? Paham kan?" kata Haechan malu-malu. Pipinya memerah setelah mengucapkan hal seperti itu. Yakali Haechan frontal bilang dia udah sering di eWe sama Mark.
"Hm, okey. Mamah paham. Kalau menurut mamah nih ya, kamu sama Mark udah ngelewatin batas banget tau, fix sih harusnya kalian nikah aja. Awas hamidun lho. Dulu kakak aja hasil hamidum, gara-gara papah kamu hormonnya gak bisa dikontrol."
"Kok seru banget? Ghibahin siapa sih?" kata seseorang yang baru saja datang membawa tas dan jas kantor.
"Papah!!!" Haechan menghampiri sang papa dan memeluknya erat.
"Itu pah, mamah ghibahin papah lho! Kasih hukuman aja pah!" kata Haechan sambil memeletkan lidahnya ke arah Ten. Lalu ia segera berlari menuju kamarnnya.
"Dasar anak kurang ajar!" desis Ten.
"Hm, mau ku beri hukuman, babe?" kata Johnny sambil memeluk istrinya erat.
"Ih, apaan sih! Sama mandi dulu!" kata Ten, namun pipinya bersemu merah. Manis sekali.
Bahagianya Johnny memiliki istri dan anak yang manis dan menggemaskan.
Eh, bobrok juga.
-tbc-
SYUKURAN ATAS GO PUBLICNYA JOHNTEN!!!!!
HAYUK KAPAL YANG LAIN GAK ADA YANG MAU GO PUBLIC JUGA GITU?MARKHYUCK MISALNYA~~~
JANGAN OFFCAM TERUS (:SENANGNYA DALAM HATI LIAT ORANG TUANYA HAECHAN MESRA MACEM PENGANTIN BARU~~
KAMU SEDANG MEMBACA
MORE AND MORE [MARKHYUCK]
Fanfictionyou don't say more, more and more. WARNING⚠️🔞🌚