Sebuah elusan lembut di kepala Haechan yang sedang terlelap diranjang membuat lelaki itu sedikit terusik kenyamanannya. Mark mencium kening sang kekasih.
"Maafkan aku sayang, aku terlalu sibuk di kantor sampai seharian ini tidak menemuimu." kata Mark pelan.
Jika kalian bertanya kemana Renjun, jawabannya adalah ia sedang tidur di kamar tamu. Setelah Mark tiba di rumah Haechan, Renjun pun segera pindah kamar saat Haechan sudah tertidut karena takut mengganggu sepasang kekasih yang akan menjadi suami istri nanti.
"Jagain Haechan ya, gue tidur di kamar tamu." kata Renjun sambil menguap. Mark menganggukkan kepalanya.
"Terima kasih sudah menjaga Haechan seharian ini."
"Hm, tapi gue mau ngasih tahu sesuatu. Tolong yakinin Haechan kalau lo beneran serius sama dia. Dia itu orangnya overthinking banget. Dia masih ragu dan takut kalau lo bakal ninggalin dia dan anaknya nanti. Kalau bisa lo standby saat kehamilan Haechan, takut banget gue kalau mereka kenapa-napa. Tolong jaga dan buat Haechan bahagia ya, Mark." kata Renjun sambil tersenyum tulus.
"Pasti, Jun. Terima kasih atas infonya. Saya ke kamar Haechan dulu."
Setelah berbincang sedikit dengan Renjun, Mark memasuki kamar sang kekasih. Ia membaringkan tubuhnya dan memeluk Haechan. Jangan kira Mark tidak tahu apa yang terjadi disekolah, entah tentang Haechan yang dibully maupun kabar kehamilannya.
Mark telah mencari tahu siapa dalang dari semuanya. Untuk urusan pembully itu sudah diserahkan ke Jeno sebagai ketua osis. Ia sangat berterima kasih kepada Jeno dan sahabat Haechan karena telah mengabari dan menjaga kekasihnya itu.
Ia tak akan tinggal diam, ia akan membalas semua perbuatan orang itu.
"Tunggu sebentar lagi ya sayang, semua akan selesai." bisik Mark.
Entah sejak kapan Haechan sudah bangun dan menatap sang kekasih yang tengah memeluknya. "Aku merindukanmu."
"Kau terbangun?" Haechan pun menggangguk lucu.
"Kau baru pulang dari kantor?" tanya Haechan dengan suara khas baru bangun, serak.
"Iya, aku langsung menemuimu. Jika kau mengantuk, kau bisa tidur lagi sayang." kata Mark. Tangan besarnya hinggap di pipi gemil milik sang kekasih.
"Huh, aku menunggumu seharian dan kau malah menyuruhku tidur lagi?! Kau tidak merindukanku ya??!!" kata Haechan kesal. Pipinya dikembungkan, benar-benar menggemaskan!
"Hei, siapa yang bilang begitu? Aku merindukanmu, sangat. Aku hanya kasihan dengan adek jika tidak mendapat istirahat yang cukup."
"Tapi adek merindukan ayahnya." mata Haechan berbinar, ia mengambil tangan Mark dan mengarahkan ke perutnya yang terlihat sedikit membuncit.
"Adek, itu ayah sudah datang. Katanya adek rindu ayah." kata Haechan pada perutnya. Mark yang melihat itu pun langsung mencium perut Haechan.
"Hai adek, ini ayah. Adek harus tumbuh dengan baik di perut mama. Jangan buat mama kesakitan ya. Ayah sayang adek." Melihat interaksi itu membuat Haechan tersenyum haru. Ia sangat bahagia.
"Kau jangan pernah berpikiran yang tidak-tidak. Aku mencintaimu. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu."
Sebuah ciuman mendarat dibibir pulm milik Haechan. Keduanya saling melumat seolah tak ada hari esok. Bibir yang bertaut membuat saliva turun menetes ke dagu masing-masing.
"Bolehkah?" kata Mark yang menatap Haechan dalam. Dirinya sudah tersulut nafsu, begitupun dengan Haechan. Kekasih manisnya itu sungguh terlihat sexy dan menggoda. Bibir yang membengkak dan tatapan sayu. Siapa yang tidak tergoda?
"Tapi pelan-pelan ya, kasihan adek kalau kasar." kata Haechan malu.
-tbc-
happy birthday moon taeil♡
ternyata sudah bab 50 aja nih, huhuhu
KAMU SEDANG MEMBACA
MORE AND MORE [MARKHYUCK]
Fanfictionyou don't say more, more and more. WARNING⚠️🔞🌚