Bab 55

30K 1.9K 121
                                    

Jeno berdiri di depan pintu yang bercat putih. Nafasnya tak beraturan, tangannya mengepal kuat seolah menyalurkan emosinya di satu titik. Dengan perlahan kakinya melangkah memasuki ruangan tersebut. Suara pintu terdengar nyaring membuat seseorang yang ada di dalam menoleh ke arah sumber suara.

"Je..no,"

Lelaki itu adalah Na Jaemin, duduk di atas ranjang putih yang membelakangi pintu.

"Halo Na," sapa Jeno sambil tersenyum tipis.

Pandangan Jaemin memburam karena air mata, ia menangis terisak. Tubuhnya bergetar kuat, tangannya menjambak rambutnya sendiri.

"Arghhhhh maafkan aku... tolong maafkan aku.. shhh.."

Pekikan Jaemin membuat Jeno bergerak menghampiri lelaki itu. Ia memeluk tubuh rapuh itu. 

"Tenang, Na. Aku ada disini." bisik Jeno sambil mengusap rambut Jaemin. Tubuhnya secara perlahan mulai stabil dan tidak bergetar seperti tadi.

Rasa trauma yang dihadapi Jaemin benar-benar merusak mentalnya. Entah rasa bersalah yang menghantuinya sehingga membuat dirinya menjadi syok dan panik sendiri.

"Aku tidak bisa melihatmu seperti ini, Na. Ku harap kau bisa menghadapi ini semua."

Niat awal Jeno ingin bertemu dengan Jaemin untuk mendapatkan suatu kebenaran sepertinya harus ditunda karena keadaan Jaemin yang tidak memungkinkan.

Jujur saja Jeno merasa kecewa dengan lelaki di dekapannya. Mengapa Jaemin tega melakukan hal yang keji kepada orang lain demi dirinya? Cinta Jaemin tidak salah, hanya saja caranya yang tidak benar. Padahal jika boleh jujur Jeno sudah sedikit menaruh hati pada lelaki manis ini.

"Jeno...

Bolehkah aku bertemu dengan Haechan?"

***

Ruang inap Haechan sudah dipenuhi oleh para sahabatnya yaitu Yeri, Somi, Felix dan Renjun. Sepulang sekolah mereka langsung menunjungi sahabat dan calon keponakan mereka.

"Gimana keadaan lo?" kata Felix sambil membawa parsel buah-buahan.

"Najis banget pertanyaan lo. Gue gapapa,sejahtera aman sentosa. Btw tumben-tumbenan banget kalian bawa parsel segala." sahut Haechan heran pasalnya para sahabatnya sangat tidak tahu diri dan tak tahu malu.

"Ini dari emak gue. Nitip tuh, yakali gue bawain lo beginian, mending buat gue sendiri." jawab Somi.

"Gue kira kalian udah berubah dan sidikit berakhlak.. ternyata masih kayak setan ya.."

"Udah anjir, ngapain kalian gelud sih, heran gue. Ini rumah sakit sob, beretikalah sedikit kawand." sahut Renjun kesal.

"Hm."

Haechan melihat parsel itu dan menatap buah apel yang menggiurkan. Tatapannya tak lepas dari buah berwarna pink itu, untung saja Yeri peka dan memotong apel tersebut.

"Sebentar ya bayi, ini apelnya di potong dulu." kata Yeri sambil tersenyum manis. Lucu sekali Haechan saat menganggukkan kepalanya.

"Chan, sumpah gue bener-bener syok saat itu. Beneran Jaemin pelakunya?" tanya Renjun.

Haechan terdiam sesaat. Tatapannya sendu dan sedikit takut. Lelaki manis ini pun mengangguk pelan.

"Sialan tuh bocah, gue tonjok baru tahu rasa dia." kata Felix sambil menggebu - gebu.

"Tapi... gue ngerasa aneh sama dia. Dia kayak bukan Jaemin yang gue kenal. Dia kayak punya sosok lain dalam dirinya. Mungkin rasa takut pada waktu itu buat dia agak .. gila?"

"Udah Chan, jangan dilanjutin lagi kalau ga kuat." sahut Felix sambil memeluk Haechan.

"Gue denger-denger Jaemin masuk ke rumah sakit jiwa karena gangguan mental." kata Yeri sambil mengupas apel tersebut. Semua yang ada diruangan tampak kaget. Mereka tak percaya dengan apa yang dikatakan Yeri.

"Anjing, emang sakit tuh orang. Selama ini gue kira polos, ternyata kelakuan kayak setan." Somi benar-benar kesal pada lelaki munafik bermua dua itu.

"Udah Som, biarin aja. Sekarang kan dia udah ditangani, jadi sekarang gak ada yang gangguim gue lagi."

Semuanya mengangguk mengiyakan ucapan Haechan. Mereka berharap jika tidak ada lagi yang menganggu hubungan Haechan dan Mark terlebih lagi karena adanya bayi di dalam perut Haechan sangat beresiko.

Tak lama kemudian suara ketukan pintu terdengar. Muncullah lelaki tampan dengan setelan jas kantor. "Ternyata ramai ya, maaf saya mengganggu ya adik-adik."

Pandangan mereka tertuju pada lelaki itu, Felix sudah dipastikan terpikat dengan pesonanya. Ia segera menghampiri lelaki tersebut dan menggandeng lengannya.

"Om, butuh sugar baby gak?"

"FELIX LONTE JAUH-JAUH DARI CALON MERTUA GUE!!!!"

-tbc-

Maaf ya guys, awalnya aku mau up kemarin malem eh ternyata ketiduran, hiks (":

MORE AND MORE [MARKHYUCK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang