Bab 30

28.4K 2.8K 495
                                    

Disinilah Haechan sekarang, disebuah tepi danau yang luas. Ia sedang menunggu sang kekasih, Jeno. Ah atau kita bisa sebut calon mantan kekasih. Haechan sengaja mengajak Jeno untuk bertemu dengannya disini agar jauh dari jangkauan orang-orang.

"Apa aku bisa ya?" kata Haechan ragu.

Ia bingung harus mengatakan seperti apa pada Jeno nantinya. Masak ia bilang kalau ia selingkuh dan sudah di ewe oleh Mark? Mana Jeno terima lah! Pasti si Mark sudah dibabat habis olehnya.

Huh, Haechan pasti bisa. Ini semua demi kelancaran hubungannya dengan Mark.

Tak lama kemudian, Jeno datang dan menghampiri Haechan. Sebuah tangan merengkuh tubuh sintal milik Haechan.

"Hai sayang." bisik Jeno sambil mencium pelipis Haechan.

Haechan tampak gugup menghadapi Jeno. Ia pun tersenyum tipis dan melepaskan pelukannya. "Ih Jeno, kau mengagetkanku tahu." kata Haechan.

"Kau terlalu fokus melamun sehingga tidak sadar dengan kedatanganku." kata Jeno sambil merangkul pundak Haechan mesra.

"Ah, tidak ada." kata Haechan gugup.

"Sayang, aku punya sesuatu untuku." kata Jeno sambil tersenyum. Mata yang tampak seperti bulan sabit dengan tahi lalat dipelipisnya membuat ketampanannya semakin meningkat drastis.

"Hah? Apa itu?" kata Haechan penasaran.

"Tapi kau harus menutup matamu, sayang." Huh, membuat Haechan penasaran saja sih! Pada akhirnya ia pun menuruti permintaan sang kekasih.

"Aku sudah tutup mata."

Jeno segera mengambil sebuah kalung dengan bandul berbentuk bunga matahari. Ia memilih bunga matahari karena bagi Jeno, Haechan seperti matahari yang menjadi sumber energinya. Hanya dengan melihat Haechan saja, sudah memberikan kehidupan baginya.

Ia memakaikan kalung tersebut di leher jenjang milik Haechan. Sangat cantik dan cocok untuk Haechan.

"Buka matamu." kata Jeno.

Perlahan Haechan membuka matanya dan menunduk. Ia melihat lehernya yang sudah dihiasi dengan kalung itu.

"Huaaaa!!! Cantik sekali kalungnya!" kata Haechan sambil memeluk sang kekasih.

"Terima kasih Jeno! Aku sangat menyukainya!"

Sumpah, bagaimana ia bisa memutuskan hubungannya dengan Jeno jika perlakuan Jeno bisa semanis ini padanya?

"Aku senang jika kau menyukainya. Aku meminta bantuan kepada Jaemin untuk memilihkan mana yang cocok untukmu. Ternyata dia pintar memilih." jelas Jeno sambil mengusap surai lembut sang kekasih.

Sedikit rasa tidak suka saat Jeno menyebutkan nama Jaemin tadi, namun ia tepis rasa cemburu itu dan harus berterima kasih karena sudah membantu Jeno untuk memberikannya hadiah.

"Ah, sepertinya aku harus berterima kasih kepada Jaemin nanti. Sepertinya kau semakin dekat dengannya ya?" pancing Haechan.

"Sejak aku bekerja di kedai es krimnya, aku dan dia semakin dekat. Apalagi kami teman sekelas dan sebangku. Dia juga mempunyai kembaran yang mirip dengannya, namanya Minhee. Mereka bekerja keras membangun usaha kedai es krim itu." jelas Jeno bersemangat.

Sebenarnya sih Haechan bodo amat dengan cerita Jeno tadi. Ia sama sekali tidak peduli dengan kembaran Jaemin dan usaha kedai es krimnya, tetapi ia hanya penasaran dengan Jaemin yang sepertinya menyukai kekasihnya.

"Huh, kau tahu sepertinya aku cemburu dengan Jaemin karena bisa setiap saat denganmu." kata Haechan sambil mengembungkan pipinya.

"Sayang, sudah ku katakan kan, jika aku dan Jaemin hanya berteman. Aku mencintaimu dan hanya kau." kata Jeno sambil menangkup pipi Haechan.

"Jangan cemburu lagi ya sayang. Aku mencintaimu." kata Jeno sambil mencium bibir yang berbentuk hati milik Haechan.

Maaf Mark, sepertinya aku belum bisa lepas dari Jeno. Aku masih tidak rela jika melepaskan Jeno begitu saja. Ku harap kau memberikanku waktu untuk menyelesaikan masalahku dengannya.

Kedua insan yang sedang berciuman tidak menyadari bahwa sedari tadi ada seseorang yang melihat kemesraan mereka berdua sambil mengepalkan tangan.

-tbc-

hayo main tebak-tebakan.

siapa yang liat Haechan dan Jeno lagi ciuman?

yang bisa jawab dapet kiss dari moma, hahaha

MORE AND MORE [MARKHYUCK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang