Bab 57

18.7K 1.7K 313
                                    

Felix menatap sahabatnya lekat. Ia merasakan aura-auda negatif yang terpancar dari Haechan. Ada apa gerangan? Apakah terjadi sesuatu pada lelaki manis itu?

"Lo kenapa, Chan? Kok murung terus? Ada masalah?" tanya Felix penasaran. Ia benar-benar tidak bisa melihat sahabatnya bersedih.

Haechan pun menatap sendu Felix dan menggelengkan kepalanya pelan. "Gue gapapa."

Felix menggerutu kesal, tak suka mendengar jawaban dari Haechan. "Ck, jangan katak cewek deh lo, bilangnya gapapa tapi ada apa-apa."

"Tapi kan dia uke, Lix." Jawab Somi. Ia sedari tadi melihat interaksi kedua sahabatnya.

"Lo kenapa sih Chan? Gagal nikah lo?" jawab Somi sembarang. Mendengar perkataan Somi yang benar adanya membuat Haechan menangis keras membuat mereka panik seketika.

"Eh ehh, kok nangis? Beneran gagal nikah? Padahal gue asal ngomong doang." kata Somi panik.

Sebuah pukulan mendarat di kepala Somi. "Goblok, gara-gara lo ngomong gitu anjrit!"

"Serius lo gagal nikah? Si Mark kagak mau tanggung jawab kah? Bangsat! Mau ngewe doang tapi kagak mau nikahin. Gue samperin sekarang si brengsek itu." kata Felix marah. Ia segera keluar kelas dan mencari keberadaan Mark.

Haechan yang melihat Felix emosi pun langsung menarik Somi. "Jangan sampai Mark dibogem Felix, hiks. Calon bapak dari anak gue gue gak boleh jelek."

Somi hanya pasrah karena ditarik kuat oleh Haechan. Ia berharap Felix tidak melakukan hal yang diluar batas.

Di tempat lain, Mark sedang berjalan membawa 'Black Note' sebutan untuk buku yang berisi catatan siswa yang bermasalah. Sebagai ketua kedisiplinan sudah hal wajar jika dirinya sebagai penulis dari Black Note tersebut.

Setelah berkonsultasi bersama guru BK di ruangannya, Mark ingin cepat menemui lelaki manis kesayangannya. Ia ingin meminta maaf dan membujuk Haechan agar tidak marah lagi padanya.

"Apa Haechan ada di kelasnya ya?" guram Mark sambil melamun. Ia tak memperhatikan sekitarnya sehingga membuat dirinya menabrak seseorang.

"Aw.." rintih perempuan yang sedang terduduk dilantai.

Mark menoleh, "Maafkan saya ya Mina, saya tidak fokus tadi." kata Mark sambil membantu Mina berdiri.

Perempuan itu tersenyum manis dan meringis kesakitan seolah terluka parah. Padahal kenyataannya dirinya hanya jatuh tertabrak bahu Mark saja.

"Ah tidak apa-apa Mark, aku juga tadi tidak fokus kok. Bisa tolong bantu aku berdiri? Bokongku sakit sekali." kata Mina.

Mark memegang tangan Mina, namun sepertinya tuhan tidak ingin hubungan Mark dan Haechan baik-baik saja.

Felix, Somi dan Haechan melihat Mark sedang menggenggam tangan seorang gadis cantik berambut panjang, Kang Mina.

"BRENGSEK, LO ANJING"

Felix menerjang Mark dan langsung memukul pipi lelaki itu dengan kuat. Jangan tanya bagaimana rasanya, walaupun Felix seorang uke, tapi ia tetap lelaki yang tangguh dan kuat.

"FELIX UDAH CUKUP, JANGAN PUKUL MARK LAGI!!" Teriak Haechan sambil menangis.

Sejujurnya Mark ingin melawan Felix, tapi sepertinya mereka salah paham dengan kejadian tadi. Mark hanya menolong Mina, itu saja.

Seolah tuli, Felix tidak mendengar apa yang diucapkan oleh sang sahabat, ia tetap memukul Mark secara brutal.

"BERANI-BERANINYA LO NYAKITIN HAECHAN DAN SELINGKUH DI DEPAN MATA DIA. SOK CAKEP LO? CUIH! NYESEL GUE NGEBIARIN HAECHAN MAU NIKAH SAMA LO. DASAR LELAKI GAK BERTANGGUNG JAWAB!!"

Tubuh Felix didekap dari belakang oleh seseorang. "Sayang? Udah ya, nanti Mark bisa mati." kata Changbin. Ia mengelus pucuk kepala Felix.

Untung saja pawangnya datang, kalau tidak Mark mungkin sudah babak belur dihajar oleh Felix. Kalau dilihat-lihat Mark juga tampak kelelahan dan lesu. Kurang sehat dan terawat. Dagunya muncul janggut halus dan kantung mata yang menghitam.

Kasihan sekali, sudah gagal nikah dihajar pula.

Haechan menghampiri Mark dan membawanya ke uks dengan tangis yang belum reda. Ia kasihan melihat Mark seperti sekarat.

"Berhenti menangis ya, sayang. Adek juga pasti ikut sedih melihat mamanya menangis." Kata Mark sambil mengusap air mata Haechan.

"Jika kau berhenti menangis, nanti kita beli es krim."

Mendengar kata es krim membuat Haechan berbinar.

"Janji?"

"Iya sayang, aku janji."

Sebuah kecupan mendarat di bibir plum milik Haechan.

"Tapi ke uks dulu ya?" kata Haechan sendu.Mark pun mengangguk.

Mark pun sudah di obati oleh dokter yang berjaga di UKS, Haechan tidak sabar ingin membeli es krim bersama Mark, namun sepertinya tuhan ingin menguji kesabarannya.

Mina mendatangi mereka dan langsung memeluk Mark erat.

"Mark, aku mencintaimu. Apapun akan aku lakukan untukmu bahkan aku rela berada dibawah kukunganmu sambil mendesahkan namamu." kata Mina.

Haechan menatap gadis itu nyalang. Berani sekali ia memeluk calon suaminya itu! Brengsek! Jalang sialan!

Mark langsung mendorong Mina keras. "Kau sungguh menjijikkan, Mina. Kau bahkan tidak punya harga diri sedikitpun. "

"AKU HANYA MELAKUKAN ITU PADAMU, MARK!"

Haechan tertawa mendengar jawaban Mina. Ia mendekati Mina dan mencekik gadis itu.

"Ehh, lepasshh.."

"Hahaha, lucu sekali. Jalang sialan, murahan perebut kekasih orang. Jangan pernah kau mendekati calon suamiku! Sampai ku lihat kau mendekati Mark, akan ku buat kau menderita."

Mina sudah sesak nafas karena cekikan Haechan yang begitu kuat.

"Sayang, lepaskan dia. Kau bisa mengotori tangan cantikmu jika dia mati. Biar aku yang mengurusnya." kata Mark lembut.

"Baiklah, awas saja kau malah selingkuh dengannya, aku juga akan selingkuh dengan bapak kau!"

"EHHhhhh"

Mulai sekarang Mark harus berhati-hati dengan Jaehyun.

***
Tbc.

MORE AND MORE [MARKHYUCK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang