Bab 35

30.1K 2.7K 389
                                    

Sudah saatnya Haechan bertanggung jawab atas apa yang telah ia perbuat. Sebuah pilihan akan menentukan bagaimana kisah cinta Haechan dengan pilihannya, entah itu bersama Jeno maupun Mark.

Lelaki manis ini sudah membuat janji dengan Jeno dan juga Mark. Ia ingin menyelesaikan masalah antara keduanya. Mereka sedang berada disebuah kafe yang memiliki interior yang lumayan menarik, bisa dibilang instagramable,tetapi itu bukan fokus kita saat ini, tetapi Haechan yang sedang gelisah tempat duduknya.

Tak lama kemudian datanglah Jeno yang membawa sebuket bunga mawar indah. "Hai sayang." sapa Jeno sambil memeluk Haechan, ia sebenarnya ingin menghindar namun tidak bisa karena Jeno lebih dulu memeluknya erat.

"Hai." sapa Haechan canggung. Tidak biasanya ia bersikap canggung seperti ini.

"Ini untukmu. Ku harap kau menyukainya." kata Jeno sambil mengusap pucuk kepalanya. Sedangkan Haechan hanya tersenyum tipis.

"Duduklah." kata Haechan gugup. Mereka pun duduk dikursi masing-masing.

"Jen," panggil Haechan pelan, namun Jeno mendengarnya. Ia pun menoleh kearah kekasihnya.

"Iya sayang?" tanya Jeno penasaran. Sungguh aneh tingkah Haechan ini, ia seperti menjaga jarak dan terlihat gugup. Haechan pun mengambil liontin yang diberikan oleh Jeno dan menaruhnya diatas meja dengan Jeno.

"Lebih baik kita putus saja." kata Haechan sambil menundukkan kepalanya. Jeno yang mendengar ucapan sang kekasih pun kaget.

Ia benar-benar terkejut mendengar perkataan Haechan barusan. Putus? Jeno bahkan tidak pernah memikirkan kata-kata itu sebelumnya.

"Apa? Aku tidak salah dengar kan?" tanya Jeno memastikan. Ia memegang tangan Haechan erat.

"Ayo kita putus, Jen."

"Ku rasa kau sedang sakit, makanya omonganmu ngelantur. Lebih baik kita pulang saja ya sayang." kata Jeno, ia menarik Haechan untuk pergi, namun ditahan.

"Aku tidak sakit, Jen. Aku ingin kita putus!" kata Haechan tegas. Ia menatap mata Jeno. Kalian bisa bayangkan seorang Lee Jeno jika sedang emosi? Matanya akan menatap tajam lawan bicaranya.

"Memangnya apa salahku? Kenapa kau tiba-tiba meminta putus? Aku sangat mencintaimu!" Jeno menatap Haechan datar.

"Jawab, Lee Haechan."

"Aku... aku mencintai orang lain, Jen." katanya lirih. Saat ini Haechan ini menangis saja. Ia tidak bisa berhadapan dengan Jeno saat ini. Ia merasa menjadi lelaki yang paling jahat didunia karena telah menyakiti Jeno.

"Aku tak menyangka jika cintaku yang kuberikan padamu ternyata sia-sia. Kau mencintai orang lain disaat kau menjadi milikku, Chan. Kau sungguh tega padaku. Apa salahku padamu hingga kau mengkhiataniku? Apakah aku tidak bisa membahagiakanku? Apa kurangnya aku didalam hatimu? Siapa orang itu, jawab aku." Jeno masih tak menyangka dengan apa yang dikatakan oleh Haechan.

"Maaf.." lirihnya. Haechan hanya menundukkan kepalanya. Ia tak berani menatap Jeno yang sedang marah.

"Arghh! Katakan padaku, siapa si brengsek itu! Ingin ku bunuh dia sekarang juga!"

"Jangan Jen! Ini salahku. Aku yang telah mendekatinya duluan. Aku yang salah disini. Maafkan aku. Jangan sakiti dia." Lelaki manis itu takut bahwa Jeno melakukan sesuatu yang tidak diinginkan.

"Jadi kau menggodanya duluan? Cih, lelaki macam apa kau? Berniat menjadi jalang murahan? Apa kau juga menjajalkan tubuhmu pada si brengsek itu? Jawab aku sialan!" bentak Jeno. Hatinya merasa sakit saat lelaki yang dulu dicintainya sekarang mengatakan bahwa dirinya adalah jalang.

MORE AND MORE [MARKHYUCK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang