Setelah mendengar ucapan yang terlontar dari mulut Mark, Haechan mengepalkan tangannya keras. Ia menatap Mark dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Apa yang ingin kau katakan lagi? Coba katakan sekarang. Kau ingin mengatai aku murahan? Aku jalang? Apalagi, hah?" kata Haechan yang sudah tersulut emosi.
"Ya, aku jalang! Aku murahan! Aku menjajalkan tubuhku ke semua orang! Puas kau!" bentak Haechan. Matanya sudah bergenang air mata.
Mark yang melihat itu hanya diam saja. Ia menatap Haechan dengan datar.
"Bahkan kekasihku Jeno tidak pernah berani menyentuhku, tapi aku malah bermain gila dibelakangnya dengan orang yang tidak punya hati sepertimu. Bodohnya aku, mau menjadi jalang lelaki sepertimu." kata Haechan remeh.
Ia sakit hati saat Mark mengatakan bahwa ia murahan. Ia tidak pernah menjajalkan tubuhnya kepada orang lain selain Mark! Ia sepenuhnya menjadi jalang lelaki bermulut tajam itu.
Mark masih diam saja, ia masih berada diposisinya sambil menatap Haechan lekat. Haechan pun berdiri dari tempat duduknya. "Jika tidak ada yang ingin disampaikan, aku akan keluar. Aku harus mencari orang yang mau menjadikanku jalangnya. Permisi."
Haechan berbalik meninggalkan Mark disana. Setetes air mata keluar dari ujung matanya, ia segera menghapusnya. Lelaki brengsek!
Saat sudah mencapai ujung pintu, tiba - tiba sebuah tangan merengkuh tubuh Haechan kedalam pelukannya. Mark memeluk Haechan dari belakang.
"Maafkan aku." bisiknya pelan, namun bisa didengar oleh Haechan. Tubuh Haechan mematung, tidak ada pergerakan yang dilakukannya.
"Maaf karena perkataanku begitu menyakitkanmu." setelah mengatakan hal itu, bibir Mark mengecup leher jenjang milik Haechan. Menyesap keras sehingga meninggalkan bekas kemerahan. Suara lenguhan terdengar dari bibir Haechan.
"Ahh, Mark..." desahnya.
Mark pun membalikkan tubuh milik Haechan. Tatapan mereka bertemu. "Maafkan aku ya, sayang?" suara Mark melembut sambil mengusak surai milik Haechan.
Haechan yang tidak tahan dengan perlakuan Mark pun mengangguk pelan. "Iya aku maafkan."
"Asal kau tahu! Aku tidak pernah melakukan seks dengan siapapun selain dirimu! Seharusnya kau bangga dengan hal itu, bukan malah mengataiku! Aku bahkan rela menjadi jalangmu karena aku menyukaimu!" sembur Haechan. Ia mengungkapkan semua yang ada diotaknya pada Mark.
Mark yang mendengar perkataan Haechan pun tersenyum. "Jadi aku satu - satunya?" Haechan pun mengangguk.
"Iya, kau satu - satunya!"
Mark memeluk Haechan erat. "Terima kasih sayang."
***
Saat ini Haechan sedang berada diatas motor milik Mark sambil tangannya melingkar dipinggang Mark. Mereka pulang bersama, ah sebenarnya mereka sedang ingin menikmati waktu berdua.
"Mark!" teriak Haechan agar suaranya terdengar oleh Mark.
"Kenapa?" balas Mark dengan berteriak juga
"Kau mau menginap dirumahku tidak?"
"Memangnya tidak apa - apa?" Tanya Mark.
"Tidak apa Mark. Mau ya?" kata Haechan sambil mengeratkan pelukannya.
"Iya!"
Yes, akhirnya Mark mau menginap dirumahnya. Haechan pikir Mark akan menolak ajakannya.
"Sekarang kita ke apartemenku dulu ya, aku mau mengambil keperluanku." Haechan pun memberikan kode melalui tangannya. Ok.
Sesampainya di apartemen milik Mark, ia mengambik keperluan apa saja yang akan dibawanya seperti baju ganti, alat mandi dan handuk. Tak lupa juga ia membawa pelumas siapa tau berguna.
Akhirnya mereka pun menuju kediaman keluarga Haechan. Motor Mark terparkir rapi digarase rumah tersebut. Haechan menarik tangan Mark agar nengikutinya.
"MAMA, HAECHAN PULANG!" teriak Haechan yang baru saja masuk ke dalam rumah.
"JANGAN BERTERIAK, INI BUKAN HUTAN!" balas Ten dari arah dapur.
"Heleh, mama juga berteriak seperti itu, malah menyalahkanku." kata Haechan sambil mengucutkan bibirnya.
Muncullah Ten dari arah dapur. Ia menatap Haechan dan Mark yang sedang bergandengan tangan.
"Wah, siapa lelaki tampan ini?" kata Ten sambil mengedipkan matanya.
"MAMA JANGAN GANJEN YA! AKU LAPORIN PAPA!" ancam Haechan.
"Jangan dong sayang, mama cuma bercanda kali. Serius amat sih." kata Ten sambil tertawa.
Mark yang melihat kelakukan ibu dan anak ini hanya bisa terdiam, akhirnya ia tahu dari mana semua sifat Haechan berasal. Dari sang ibu.
"Perkenalkan nama saya Mark Lee tante." kata Mark memperkenalkan diri.
"Panggil saja mama. Semua teman Haechanie memanggilku mama." kata Ten.
Tak lama kemudian muncullah Johnny yang baru saja datang dari kantornya bekerja.
"Papa!" sapa Haechan. Ia berlari memeluk Johnny. Johnny pun membalas pelukan Haechan.
Johnny melihat lelaki yang berada disebelah Haechan. Ia terkejut melihatnya. "Lho, Mark?" kata Johnny.
"Selamat sore, Om." sapa Mark sambil tersenyum.
"Kok papa bisa kenal Mark?" tanya Ten penasaran.
"Mark ini anaknya Taeyong dan Jaehyun sayang. Dulu pernah Taeyong saat rapat denganku membawa Mark dan memperkenalkan Mark adalah putranya." jelas Johnny.
"SERIUS? ASTAGA DUNIA SEMPIT SEKALI!" jerit Ten. Pasalnya Ten dan Taeyong adalah teman dari SMA, bahkan mereka adalah sahabat. Tetapi mereka pernah lost contact jadinya tidak tahu kabar masing - masing.
"Wah, ternyata Taeyong memiliki anak yang tampan sepertimu. Pantas saja wajahmu tanpak tak asing." kata Ten.
Haechan yang tidak mengerti pembicaraan orang tuanya pun mengembungkan pipinya. "Papa, malam ini Mark menginap ya? Karena kita harus mengerjakan project yang deadline nya sudah mepet sekali. Tidak apa - apa?" kata Haechan sambil memelas kepada Johnny.
Johnny pun mengangguk. "Boleh saja. Mark juga orang yang cerdas, dia bisa membimbingmu dalam belajar."
"Terima kasih papa!"
"Kalau begitu papa tinggal dulu ya, mau mandi." Johnny melangkahkan kakinya menuju lantai atas dimana kamarnya bersama Ten.
"Sepertinya kalian juga harus mandi. Nanti kita makan malam bersama - sama." kata Ten. Mereka pun mengangguk pelan.
Namun sebelum itu Ten membisikkan sesuatu kepada Haechan.
"Seleramu bagus juga. Mama bangga padamu!"
-tbc-
Kalau banyak typo moon maap guys, ini ngetik tanpa revisi, wkwk auto uploud soalnya (":
Btw aku lagi mood aja nulis ini guys (": entah knp, wkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
MORE AND MORE [MARKHYUCK]
Fanfictionyou don't say more, more and more. WARNING⚠️🔞🌚