Bab 28

28.6K 3.1K 997
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul enam sore, namun Haechan tampak kebingungan. Hari ini ia harus sudah memilih antara pergi bersama Jeno membeli jam atau menonton Mark balapan.

Ten yang melihat anaknya tampak gundah gulana pun menghampiri Haechan. "Kenapa sayang? Kau terlihat bingung. Apa yang mengganggu pikiranmu?" tanya Ten sambil mengelus pundak sang anak.

Haechan menatap Ten dengan ragu. Apakah ia harus bercerita kepada sang mama atau mengatakan semua baik - baik saja. Tetapi ia juga tidak bisa mengambil keputusan jika memikirkannya sendiri.

"Ma, aku bingung."

"Kenapa, hm? Coba jelaskan pada Mama, siapa tahu mama bisa memberikan solusi." untuk masalah seperti ini Ten memang bisa diandalkan, ia adalah tipe idaman untuk seorang ibu, mampu merangkul anak-anaknya saat sedang dalam masalah.

"Mama tahu kan aku itu kekasih Jeno dan Mark." kata Haechan pelan. Ten pun mengangguk.

"Iya mama tahu. Apa yang membuatmu bingung seperti itu, sayang?"

"Jam tujuh nanti Jeno mengajakku pergi untuk membeli jam, tapi pada jam yang sama Mark menyuruhku untuk menontonnya balapan. Aku bingung, Ma huaaa." rengek Haechan.

Plak

"Siapa suruh punya dua kekasih sekaligus? Itu resiko yang harus kau jalani, Chanie."

"Mama ih! Katanya mau bantu Haechanie, mau kasih solusi, eh malah disalahin juga." kata Haechan sambil mempoutkan bibirnya.

"Hahaha, iya deh mama kasih saran. Kamu bingung kan milih dua duanya?" tanya Ten pada sang anak, Haechan pun mengangguk.

"Bagaimana kalau Haechanie tidak melakukan dua - duanya? Biar adil,hehe." usul Ten.

"Tapi ma, kasihan kalau dibatalkan keduanya."

"Pilih Jeno atau Mark?" tanya Ten serius. Sebenarnya Haechan bingung harus memilih siapa diantara keduanya. Jeno itu kekasihnya yang perhatian dan selalu bersikap manis padanya, diperlakukan seperti tuan putri, namun ia merasa bosan dan kurang suka dengan hubungan seperti itu. Terlalu flat untuknya.

Jika dengan Mark ia merasakan sesuatu yang berbeda. Ia merasa berjuang dengan melakukan segala cara untuk mendapatkan lelaki itu. Apalagi kita juga tahu bahwa mereka sudah melakukan hubungan intim. Yakali sudah ena ena tapi malah ga jadian?

"Aku menyayangi keduanya, Mah. Tapi..

Aku mencintai Mark.." kata Haechan sambil menunduk. Ten pun tersenyum mendengar jawaban dari sang anak.

"Jadi..?"

"Aku akan memutuskan Jeno dan memilih Mark." kata Haechan kecil.

"Ternyata anak mamah sudah dewasa ya, sudah berani mengambil keputusan. Bicarakan baik - baik dengan Jeno, jangan sampai salah paham nantinya. Walaupun sudah tidak mungkin menjalin kekasih, setidaknya masih bisa menjalin pertemanan kan?" kata Ten. Haechan pun mengangguk pelan.

"Terima kasih ya mah sarannya. Haechanie sayang mama banyak - banyak!" katanya sambil memeluk sang ibu.

"Kembali kasih, sayang."

Ponsel Haechan berkedip menandakan ada pesan masuk. Ia pun segera mengambil ponselnya dan membaca siapa dan apa isi pesan tersebut.

S

ayang, maaf ya hari ini aku harus membantu Jaemin di kedainya karena saudaranya sedang sakit. Ku harap kau tidak marah padaku.

Aku kasihan melihat Jaemin sendirian mengurus kedai es krimnya. Mungkin jalan-jalannya besok saja ya sayang.

Love you, sayang.

-Lee Jeno-

Senyum Haechan mengembang saat membaca pesan dari Jeno. Fix sepertinya tuhan memberikan jalan yang benar untuknya! Saat ia memantapkan hati pada Mark, tuhan pun seakan memberikan jalan.

Fix Mark jodoh gue! Pasti! Valid no debat!

Ia segera bersiap - siap untuk pergi ke alamat balapan yang dikirimkan oleh Mark. Sebelum itu ia berpamitan pada Ten.

"MAH, NANTI AKU GAK PULANG! AKU MAU NONTON MARK TERUS AKU SEKALIAN NGINEP DIAPARTEMEN MARK!" teriak Haechan dari depan pintu.

"OKE SIP, GAK USAH PAKAI KONDOM! AWAS AJA GAK TEK DUNG DULUAN! MAMAH KEBIRI KALIAN BERDUA!" teriak Ten.

"BACOT DEH! LOVE YOU MAMAH!"

"LOVE YOU TO, SAYANG!"

Jadi begitulah sekilas cerita kenapa Haechan bisa datang ke balapan Mark dan tingkahnya yang bikin gemesh sampai Mark pengen merkosa Haechan disana.

Untung saja mereka langsung pergi ke apartemen Mark agar mereka bisa melanjutkan aktivitas pembuatan cucu untuk Nyonya Seo Ten.

Sesampainya diapartemen Mark, mereka pun duduk disofa, tak lupa Haechan yang sedang mode manja bergelayut dilengan Mark sambil mendusalkan kepalanya.

"Mark..." panggil Haechan. Mark pun menoleh.

"Ada apa sayang?" kata Mark. Haechan pun naik kepangkuan Mark dan memeluk leher Mark.

"Kau tahu? Aku sudah sepenuhnya sadar."

"Maksudmu?"

"Iya, aku sudah memikirkan semuanya, hubungan kita kedepannya." jawab Haechan. Mark tampak khawatir dengan keputusan yang dibuat oleh Haechan. Ia takut jika Haechan akan memilih Jeno yang notabenenya adalah kekasih yang sesungguhnya.

Haechan yang melihat guratan khawatir diraut muka Mark pun mengecup bibir Mark sekilas. "Jangan terlalu tegang sayang."

"Aku sudah memutuskan bahwa aku memilihmu."

"Hah?" Mark terkejut mendengar perkataan Haechan. Apakah ia tak salah dengar? Haechan memilihnya?

"Iya, aku memilihmu dan akan memutuskan Jeno." kata Haechan serius.

Mark tak bergeming dan hanya diam saja, hal itu membuat Haechan kesal dibuatnya. "Kenapa wajahmu begitu? Seakan - akan kau tidak setuju. Kau tak senang jika aku memilihmu? Yasudah aku pilih Jeno saja!" Haechan pun mencoba bangun dari pangkuan Mark, namun pahanya ditahan.

"Tidak!"

"Kau milikku! Kau milikku, Lee Haechan!" kata Mark datar.

"Aku memang milikmu, Mark Lee! Jadi, kapan aku mendapat hukuman, daddy?" Kedip Haechan nakal.

DASAR UKE BINAL LU!

LANJUTKAN!

"Bersiaplah menerima hukumanmu, baby."

"Oh ya dad, mom berpesan padaku." bisik Haechan ditelinga Mark.

"Apa?"

"Buat anak kesayangannya mendesah nikmat saat kau menusuk lubangnya dengan keras, dad."

-tbc-

TIM GERCEP MANA SUARANYA?

Met baca ya anak onlenku~~~

Jangan lupa baca Ken and Barbie dan Psycho juga~~~

Terimakasih atas support kalian, sumpah kalian emang moodbooster moma bgt!

Sayank anak moma banyak - banyak!!!





MORE AND MORE [MARKHYUCK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang