Kegaduhan terdengar dari suara dapur apartemen Mark. Saat ini Mark sedang membuat telur goreng. Tetapi pada dasarnya Mark itu tidak bisa memasak, jadinya bukan telur goreng, melainkan telur gosong.
Mungkin kalian bertanya - tanya, kenapa Mark tidak memesan makanan saja diluar padahal dia kaya, tidak perlu sok sok an memasak dan menghancurkan semuanya.
Jadi Mark kedatangan seorang tamu diapartemennya. Manusia imut nan menggemaskan yang sedang lapar tapi maunya cuma makan telur goreng doang. Aneh emang. Siapa lagi kalau bukan Ara, adik angkatnya.
"Kakak, telurnya sudah belom? Ara lapar sekali. Huhuhu." rengek Ara pada Mark. Ara duduk di meja makan sambil menggoyangkan kedua kakinya.
Mark sudah bingung sekali. Pasalnya telurnya gosong dan tidak mungkin ia memberikannya pada Ara. Kenapa juga Mama nya menitipkan Ara padanya, ck.
Sebenarnya sih itu syarat yang diberikan Mamanya pada Mark agar mau menjaga Ara selama tiga hari karena kedua orang tuanya sedang ingin liburan berdua tanpa ada gangguan. Mungkin mau buat adik baru lagi...
Oh ya, syarat itu diberikan saat Mark bilang kepada Papa Jaehyun untuk membantu perusahaan Papa Johnny. Sebenarnya tanpa syarat pun Jaehyun akan membantu Johnny, tetapi Taeyong malah memanfaatkan kesempatan yang ada.
Sungguh jahat sekali Taeyong memanfaatkan anaknya yang tampan untuk menjaga iblis kecil yang menggemaskan macam Ara ini. Huhuhu.
"Sabar, kakak masih mencoba. Kenapa tidak pesan saja sih? Kenapa harus buat?" kata Mark kesal pada adiknya.
"Ara kan maunya telur! Huh!" kata Ara sambil mendengus pelan.
"Iya iya. Sabar dong."
Tak lama terdengar suara bel dari pintu apartemen. Mark menyengit pelan. Siapa yang berkunjung disaat seperti ini? Semoga saja malaikat penolong yang bisa membantunya membuat telur!
Mark menuju pintu apartemennya dan segera membukanya. Ekspresi Mark tampak terkejut melihat orang yang datang.
"Haechan?"
"Hai, Mark." sapa Haechan sambil tersenyum manis.
"Ada apa?" tanya Mark heran.
"Tamunya tidak disuruh masuk dulu? Capek tahu!" kata Haechan berenggut kesal. Apalagi ia membawa beberapa cemilan dan bahan - bahan makanan. Berat bos.
"Eh, iya lupa. Silahkan masuk." kata Mark. Akhirnya Haechan masuk dan langsung menuju arah dapur. Namun terdengar suara pekikan keras.
"MARK!! KENAPA DAPUR BERANTAKAN?!"
Haechan heran, kenapa dapur milik Mark tampak berantakan, kulit telur berserakan dimeja, telur gorong dipenggorengan. Ckckc. Haechan miris melihatnya.
"Hm, aku mencoba memasak telur untuk Ara, tetapi ternyata gagal." Cicit Mark. Haechan yang mendengar penuturan Mark pun menghela nafas pelan.
"Gak heran sih, ckckc. Terus Ara mana?" tanya Haechan. Ia mendengar tadi Mark menyebut nama Ara, tetapi ia tidak menemukan Ara sepanjang matanya memandang.
"Lho? Kemana dia?" Mark segera mencari Ara ke kamarnya dan ternyata benar, adik kecilnya itu berada disana, sedang melompat diatas ranjang.
"Kak Mark, ayo ikutan loncat sama Ara!!" kata Ara kesenangan. Ia terus meloncat diatas ranjang milik Mark. Ingin rasanya ia membuang Ara ke jalanan, tetapi mana tega! Apalagi kalau Taeyong tahu, mati sudah dirinya.
"Ara, turun. Jangan loncat - loncat." kata Mark kesal.
"Huh, iya iya Kak." Ara pun turun dari ranjang tersebut dan keluar kamar menuju arah dapur.
"KAKAK BERUANG!!"
Haechan yang sedang menyajikan telur di piring pun menoleh. "ARAAA!!!"
Ara memeluk kaki Haechan erat. "Huhuhu, Ara kangen Kakak Beruang! Ara tersiksa disini kak, tidak dikasih makan sama kak Mark. Ara lapar." kata Ara mengadu. Haechan yang gemas pun menggendong Ara.
"Sama kakak saja ya? Ini sudah kakak buatkan telur buat Ara. Tinggak tambah kecap saja. Mau kakak suapin?" kata Haechan.
"Mau!" kata Mark.
Eh, kok malah Mark yang nyaut?
"Mohon maaf, tadi nanyain Ara bukan kakaknya." jawab Haechan.
"Kakaknya juga mau disuapin tahu."
"Ara mau makan sekarang kakak. Suapin Ara ya?" kata Ara senang. Haechan pun mengangguk.
"Aku juga mau disuapin, Chan." kata Mark memelas.
"Huh, dasar bayi besar! Gantian habis Ara!" Mark pun tersenyum senang, yes!
Akhirnya Ara pun disuapi oleh Haechan dengan telaten. Gini - gini Haechan suka anak kecil, jadi dia bisa ngurusnya, gak kayak Mark, bahkan pengen buang adik kecilnya yang imut ke jalanan. Dasar kakak dakjal.
Setelah makan, Ara pun duduk diruang tamu sambil menonton televisi. Tenang saja guys, tontonannya sudah sesuai umur kok. Masih nonton upin ipin, bukan jendela anak smp. Tak lupa cemilan yang dibawa Haechan pun menjadi sasarannya.
Habis makan, rebahan sambil nonton televisi ditemani cemilan, beh, lengkap sudah kenikmatan dunia yang dirasakan Ara saat ini.
Lupakan Ara sejenak, kita kembali ke duo sejoli ini. Haechan sedang sibuk didapur membuatkan Mark makanan dengan bahan yang dibawanya. Untung saja ia membeli bahan makanan itu, bagaimana kalau tidak? Bisa - bisa Mark memakan telur gosong yang dibuatnya.
Saat Haechan sedang fokus memotong sayuran, tiba - tiba sebuah tangan melingkar dipinggangnya. "Ih, kau mengejutkanku, Mark!" kata Haechan kesal. Sedangkan Mark malah semakin menempel pada Haechan, kepalanya sudah ada di sela-sela leher Haechan. Diciumnya leher mulus itu hingga menyisakan warna ungu kemerahan. Tak lupa milik Mark ia gesekkan pada pantat sexy milik kekasihnya itu. Suara lenguhan pun terdengar.
"Ahh... Mark aku sedang memasak. Nanti saja kita lanjutkan."
"Hm.." balas Mark. Ia pun mengalah dan melepaskan Haechan dari pelukannya.
"Aku menyusul Ara dulu ya. Semangat memasak istriku sayang." kata Mark sambil mengecup bibir Haechan. Setelah itu oknum bernama Mark Lee itu pun kabur menyusul Ara.
Pipi Haechan pun memerah.
-tbc
Ini ya guys, hutangku lunazzzz
Moma mau mandi dulu, trus ke kampuz lagi...
Maap kalau ada typoo lagi😖😖😖MOMA SAYANK KALEAN BANYAK - BANYAK POKOKNYA!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
MORE AND MORE [MARKHYUCK]
Fanfictionyou don't say more, more and more. WARNING⚠️🔞🌚