Bocil dilarang baca!!!
Ada adegan dibawah umur!!
Dosa tanggung sendiri!!!
Bodoamat y.***
Kalian sudah tahu pasti bahwa Haechan adalah tipe orang yang diberi tahu 'tidak' pasti akan membangkang dan terjadilah sudah.
Hukuman yang akan didapatkan oleh Lee Haechan.
Saat ini posisi Haechan berada diatas pangkuan Mark dengan kedua tangan melingkar dileher sang dominan. Tak lupa Mark melakukan hal yang sama, kedua tangannya melingkar dipinggang ramping Haechan.
Saat ini mereka sudah menepi di pinggir jalan yang cukup sepi. Jarang sekali ada kendaraan atau orang yang melintasi jalan tersebut. Apalagi jalan itu jauh dari permukiman warga.
Sungguh tempat yang tepat.
"Kapan kita mulai hukumannya, Dad?" kata Haechan sambil menggesekkan bagian bawahnya pada milik Mark.
"Ahhh, diamlah! Ternyata kau sangat tidak sabaran ya." Mark mengecup bibir Haechan gemas. Sedangkan Haechan merenggut tidak suka.
"Kenapa hanya mengecup saja, Dad? Huh aku kan ingin hukumanku."
Mark menyeringai lebar. "Buka celanamu." kata Mark.
Haechan menuruti perintah dari Daddynya, ia segera menanggalkan celana yang melekat pada tubuh bagian bawahnya. Hanya tersisa dalaman saja.
"Siapa yang menyuruhmu memakai dalaman? Buka semuanya, Kitty." kata Mark datar, sedangkan Haechan dengan tergesa membuka dalamannya hingga miliknya yang begitu menggemaskan di mata Mark terlihat dengan jelas.
Milik Haechan ternyata sudah berdiri tegak, namun tidak sebesar dan berurat milik Mark. Mungkin saja karena rangsangan yang Haechan lakukan dengan menggesekkan miliknya dengan milik Mark.
Ujung kepala yang berwarna merah muda mengeluarkan sedikit cairan putih kental.
"Ternyata kau sudah tidak sabar ingin merasakan hukumanmu ya." Haechan pun mengangguk.
"Hukum aku, Daddy!"
Mark mendekatkan wajahnya pada leher jenjang milik Haechan. Ia menenggelamkan wajahnya dan menyesap keras di perpotongan leher Haechan. Hisapan yang diberikan oleh Mark menimbulkan bekas merah keunguan yang begitu pekat. Sepertinya bekasnya akan membekas sampai beberapa hari.
Parahnya besok Haechan akan bertemu dengan kekasihnya, Lee Jeno!
"Ahh, kenapa membuat kissmark? Besok aku harus menemani Jeno benerang." erang Haechan.
Mark menatap tajam Haechan. Ia tak suka jika Haechan sedang bersama dirinya, ia malah membicarakan lelaki lain apalagi orang itu adalah Lee Jeno.
"Jangan pernah membicarakan dia dihadapanku!" bentak Mark.
Anggap saja ia cemburu, tapi ia sangat kesal dan marah jika Haechan membicarakan Jeno itu. Entah dalam konteks apapun, Mark sangat membenci Jeno.
Haechan menunduk takut pada Mark, baru pertama kali ia dibentak oleh Mark. "Emm, maafkan aku." Cicit Haechan, ia masih tetap menunduk.
Mark menghela nafas kasar. Moodnya sedang tidak bagus sekarang. Ia sedang tidak ingin bercinta. "Pakai celanamu dan kembalilah ke kursimu." kata Mark datar.
Haechan yang sedari tadi menundukkan kepalanya pun segera menatap Mark dengan pandangan terkejutnya. Ia pun menggeleng keras. Tidak! Ia tidak boleh kehilangan kesempatan ini!
Ia harus bercinta dengan Mark di dalam mobil!
"Aku tidak mau! Kita lanjutkan saja ya, Daddy?" kata Haechan sambil memelas. Tangannya dengan nakal masuk ke dalam celana milik Mark. Diremasnya milik Mark yang sudah membesar. Urat disekitarnya pun dapat Haechan rasakan dengan tangannya.
Kemudian digerakkan tangannya naik turun mengikuti irama hingga temponya semakin cepat, membuat milik Mark berkedut keras. Mark meracau tidak jelas karena terlena dengan permainan tangan Haechan.
Haechan yang sedari tadi sibuk menatap Mark pun mencium Mark dengan ganasnya. Bibir bawah Mark disesapnya kuat hingga membengkak. Desahan lolos dari mulut keduanya.
Mark mendominasi ciumannya saat ini. Tak lupa lidah yang saling bertautan, beradu hingga saling menyesap satu sama lain. Suara kicapan terdengar jelas di indera pendengaran mereka.
Tak terasa pasokan oksigen menipis, membuat ciuman panas ini berakhir. Keduanya berlomba-lomba menghidup oksigen sebanyak-banyaknya. Mata mereka bertemu dan bertatapan lama.
"Kita lanjutkan ya, Dad?" kata Haechan dengan menggemaskan.
Bagaimana Mark bisa menolak?
Mark menurunkan celananya dan menampilkan miliknya yang sudah tegang. Haechan yang sudah tahu pun memposisikan milik Mark didepan lubang mililnya.
"Masukkan!" kata Mark serak.
Haechan memasukkan milik Mark dengan perlahan karena ia belum terbiasa, namun Mark yang tidak sabar pun mendorong masuk miliknya ke dalam lubang Haechan.
Erangan keras dan suar desahan terdengar menjadi saksi bisu dari kegiatan panas ini.
"Arghhh, sakitt.." kata Haechan sambil memejamkan matanya.
Mark seolah tuli dengan perkataan Haechan pun tetap memompa miliknya, bahkan temponya semakin cepat hingga membuat Haechan menggeliat keenakan.
"Ahh teruss, Dad.. lebih ahh cepatt..." racau Haechan. Mark semakin mempercepat gerakannya.
Mungkin jika orang luar melihat mobil yang mereka tempati saat ini sedang bergoyang, pasti mereka penasaran dengan apa yang terjadi didalamnya.
Untung saja tempat ini sepi.
Mark menancapkan miliknya sekali hentakan keras, membuat miliknya berkedut dengan keras. Suara desahan milik Haechan benar-benar menaikkan gairahnya.
Tangan Haechan meremas rambut Mark, menyalurkan perasaan yang ia rasakan saat ini.
"Ahhh, aku ingin keluar..." kata Haechan. Tak sadar air liurnya menetes hingga membasahi leher jenjangnya.
"Bersama, ahh." Mark semakin menumbuk miliknya di lubang Haechan hingga pelepasan mereka datang.
"Hukuman yang sangat menyenangkan." guram Haechan sambil bersandar pada dada Mark.
***
Ten yang sedang menyesap tehnya pun dibuat kesal oleh suaminya Johnny yang mondar mandir menunggu anak bungsunya pulang.
"Bisakah kamu duduk, sayang?" kata Ten.
"Haechanie belum pulang, bagaimana bisa aku tenang?" kata Johnny.
Ten memutar matanya malas. Ck, tadi saja saat anaknya dirumah malah diajak bertengkar, dijailin, sekarag kelimpungan karena tidak ada dirumah.
"Sudahlah, Chanie sudah menghubungiku. Dia menginap dirumah temannya. Dia juga sudah makan kok, temannya mentraktirnya makan." Jelas Ten sambil menghampiri suaminya.
Ia mendudukkan Johnny disofa, kemudian menyusul dirinya duduk dipangkuan Johnny.
"Hm, dari pada menunggu Haechanie, lebih baik kita membuat adik untukknya saja, sayang." Kat Ten sambil mengusap rahang tegas suaminya.
Johnny mengerang pelan. Ia mengusap pipi sang istri.
"Nakal sekali, hm."
Johnny mengecup bibir Ten.
Tiba-tiba saja terdengar suara teriakan kelas dari tangga atas.
"MAMA PAPA JANGAN BUAT ADIK LAGI!!! DERY GAK MAU!!!! PUNYA ECHAN AJA CAPEK NGURUSNYA, APALAGI NAMBAH ADIK LAGI!!!"
-tbc-
Asupan tengah malam buat kalian 🌚🌚
Sebelum minggu depan aku uas, hahaha
Selamat menikmati🤤
KAMU SEDANG MEMBACA
MORE AND MORE [MARKHYUCK]
Fanfictionyou don't say more, more and more. WARNING⚠️🔞🌚