Bab 5

56.6K 5.2K 1.1K
                                    

Setelah menunggu Mark mengunci perpustakaan, mereka pun melangkah menuju parkiran. Mark sudah memakai jaket kulitnya sambil menggenggam kunci motor miliknya. Langkah mereka pun terhenti disebelah motor ninja milik Mark.

"Wah, tak kusangka ternyata kau pemilik motor ini." kata Haechan takjub. Mark menyengit pelan.

"Memangnya kenapa?"

"Setiap hari ku melihat motor ini terparkir rapi disini dan tak tau siapa pemiliknya. Dan ternyata itu adalah motor milikmu! Motormu sangat keren!" Mark mendecih. Padahal dia kaya, kenapa tingkahnya seperti orang miskin saja? Memalukan, pikir Mark.

Mark tak menghiraukan ucapan Haechan, langsung memakai jaket dan helmnya. Ia menatap Haechan sebentar.

"Kau tidak pulang?" tanya Mark.

Haechan menatap Mark bingung. "Aku kan sudah bilang jika akan menginap di tempatmu."

"Ah, maksudku kau tidak mengambil kendaraanmu untuk ke tempatku?" tanya Mark. Haechan tersenyum sambil terkekeh. "Aku juga akan menumpang denganmu, hehehe. Aku setiap hari diantar jemput oleh Jeno, jadi karena dia hari ini sedang ada urusan, jadi aku tidak ada tumpangan selain kau."

Mark mendecih kesal, sangat merepotkan lelaki manis ini. Sudah menumpang di tempatnya, eh sekarang malah menebeng juga. Dasar tidak tahu diri.

"Boleh ya?" Haechan memasang puppy eyesnya. Sungguh Mark gemas dibuatnya. Ia menghela nafas dan mengangguk.

"Boleh." Dengan segera Mark mengambil helm cadangan yang ia bawa setiap saat dan memberikannya pada Haechan.

"Pakai ini." Haechan langsung mengambil dan memasangkan helmnya.

Akhirnya Mark dan Haechan pergi keluar gerbang sekolah. Perjalanan mereka terbilang santai dan tidak mengebut. Suasana dijalan juga terlihat sepi, hanya beberapa orang saja yang lewat.

Sebenarnya Haechan sangat bosan jika ia diboncengi, maka dari itu otak jahilnya mulai berjalan dengan baik. Ia pun tersenyum licik.

Kedua tangannya dilingkarkan pada pinggang Mark sampai perut. Mark kaget dibuatnya, ia menatap Haechan lewat spion, namun Haechan mengalihkan tatapannya ke arah lain.

"Lepaskan." kata Mark, namun Haechan tetap tidak peduli, bahkan ia pelukannya semakin erat. Mark menggeram kesal. Tetapi ia tidak bisa melakukan apa-apa.

Tangan Haechan pun mulai berbuat ulah lagi. Tangan nakal itu sedikit demi sedikit turun ke bawah hingga mengenai selangkangan Mark. Haechan tersenyum dan meremas gundukan itu.

"AHH..." refleks Mark mendesah keras sedangkan Haechan terkekeh pelan.

"Enak tidak Mark?" tanya Haechan.

"Jangan main-main denganku!"  jawab Mark keras.

"Tapi aku ingin bermain-main sekarang, masih menolak untuk memasukiku? Aku masih sempit lho. Asal kau tau, aku masih virgin, hehehe." bisik Haechan disamping telinga Mark, walaupun mereka sedang diataa motor, tetapi Mark masih bisa mendengarnya, ia pun tersenyum sinis.

Masih virgin, eh? Hehe.

***

"Selamat datang di apartemenku. Semoga kau tidak mengacaukannya." kata Mark sarkas.

"Hahaha, aku tidak janji." Mata Mark mendelik pada Haechan.

"Bercanda sayang. Oh ya, bagaimana dengan kamarku?" tanya Haechan. Untung saja Haechan sudah membawa sepaket baju ganti karena biasanya Jeno selalu mengajaknya menginap.

"Ah, sebenarnya aku lupa bilang jika aku hanya mempunyai satu kamar." kata Mark sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Haechan membulatkan matanya. Jadi ia akan tidur dimana? Dilantai? Bisa remuk badannya yang gempal ini. Ia melirik sofa dikamar tamu.

"Ah aku tidur disofa saja. Tidak apa-apa kok." kata Haechan.

Mark sebenarnya bukan orang yang kejam, namun ia memang benar-benar mempunyai satu kamar dan satu ranjang walaupun berukuran queen size bisa untuk Haechan tidur disebelahnya.

"Kau tidur diranjangku saja, aku yang tidur di sofa." kata Mark. Haechan menggelengkan kepalanya lucu.

"Tapi kan itu kamarmu. Kau saja yang disana."

"Kau saja, aku akan tidur disofa atau studio musikku dikamar sebelah."

Haechan memiliki ide gila lainnya dan sangat menguntungkan untuknya. "Baiklah, kita tidur berdua saja diranjang ini? Ranjangnya juga luas untuk kita berdua. Bagaimana? Tak masalah bukan?" kata Haechan sambil menarik turunkan alisnya.

Mark berfikir sebentar. Memang berbahaya membiarkan ia satu ranjang dengan Haechan, bisa  saja ia saat tidur diperkosa oleh lelaki manis itu. Namun disisi lain ia juga tak ada pilihan lain. Sebenarnya jika ia tidur disofa atai studio musiknya itu akan membuat badannya sakit semua.

"Hm, boleh juga. Asal kau tak akan macam-macam. Jika kau bertindak diluar batas, siap-siap kau akan ku.tendang dari sini." ancam Mark. Haechan pun tertawa.

"Santai saja Mark. Aku tak akan berbuat macam-macam saat tidur kok."

Tapi aku akan langsung memperkosamu, hehe.

-tbc-

Selamat malam minggu guys 🌚

MORE AND MORE [MARKHYUCK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang