Bab 31 🔞🌚

121K 3.8K 952
                                    

Bel sudah berbunyi menandakan mata pelajaran saat ini sudah berakhir. Haechan pun langsung membersihkan buku dan alat tulisnya. Ia ingat bahwa ia harus bertemu dengan Mark di toilet paling ujung di sekolah.

Hm, padahal mereka bisa saja bertemu diperpustakaan yang terbilang sepi dan lebih elit daripada harus di toilet yang notabenenya sudah rusak itu.

"Chan, buru-buru amat lo. Mau kemana sih?" tanya Somi penasaran.

"Kepo lo. Ada urusan gue. Kalau Jeno nyariin bilang duluan aja ya, gue ada urusan sedikit." kata Haechan.

"Sok main rahasiaan lo anjing." kata Daehwi.

"Mau ngewe gue, bye!" kata Haechan berlalu meninggalkan teman-temannya.

"Dih, sok cantik bener tuh lonte. Siapa juga yang mau ngeunboxing dia?" kata Felix tanpa dosa. Padahal tidak tahu saja kalian kalau Haechan berkata yang sebenarnya.

Haechan pun segera masuk ke area toilet paling ujung disekolah. Sangat sepi, siapa juga yang mau masuk ke toilet rusak? Yang benar saja. Kakinya melangkah menelusuri bilik itu. Tanpa diduga seseorang menarik tangannya untuk masuk ke dalam bilik toilet.

Haechan yang kaget pun hampir memekik, namun bibirnya dibekap dengan tangan orang itu. Matanya menangkap sosok yang ia kenal.

"Mark?"

"Sstt, diamlah. Jangan membuat keributan." kata Mark rendah. Suara berat yang terdengar membuat bulu kuduk Haechan berdiri.

"Aku terkejut, ku kira orang jahat." kata Haechan sambil memeluk Mark erat. Ia menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Mark.

"Hm, manisnya. Aku merindukanmu." kata Mark serak. Ia mengusap surai lembut milik Haechan sedangkan sang empunya merasa nyaman dengan perlakuan Mark.

"Aku juga merindukanmu, sangat."

Mark mendudukkan dirinya diatas closet duduk dan memangku Haechan sambil menghadapnya. "Kau tahu, aku benci melihat saat Jeno menciummu didepan kelasmu. Ingin rasanya ku bunuh dia." kata Mark tajam. Haechan merinding dibuatnya.

"Kalau begitu, hapuslah jejak Jeno dari bibirku."

"Nakal sekali, hm. Kau berniat menggodaku?" Haechan mengangguk seperti anak kecil. Ia pun bergerak diatas pangkuan Mark sehingga lubangnya bergesekan dengan milik Mark yang semakin membesar. Gesekan pun semakin keras, membuat milik Mark sudah berdiri tegak.

"Ahhh.." desahan lolos dari bibir Mark.

Haechan melakukan aksi brutalnya lagi. Ia mengarahkan lubangnya yang masih terlapis celana sekolah agar tepat di milik Mark yang sudah berdiri. Ia pun menaik turunkan pinggulnya seolah milik Mark akan masuk ke dalam lubangnya. Gerakan semakin cepat sehingga membuat gairah masing-masing semakin besar.

"Sudah cukup main-mainnya, sayang."

"Buka celanamu." kata Mark datar. Matanya menyorotkan nafsu yang ia tahan sangat besar. Ia ingin menuntaskan hasrat yang dipendamnya.

Dengan segera Haechan bangun dan melepaskan celana sekolah miliknya dan tak lupa dengan celana dalamnya. Terpampanglah milik Haechan yang ukurannya jauh lebih kecil dari punya Mark.

"Sepertinya si mungil ini ingin dimanjakan juga, hm?"

"Manjakan dia Daddy!" kata Haechan dengan senyum menggodanya. Uh, binal sekali uke kita ini.

"Duduklah sayang dipangkuan Daddy." kata Mark sambil menepuk pahanya pelan. Haechan pun segera duduk dipangkuan Mark sambil mengalungkan kedua tangannya ke leher sang dominan.

"Tapi sebelum itu, aku harus menghapus jejak si brengsek Jeno dulu." kata Mark. Ia pun meraih tengkuk Haechan dan menciumnya. Mark melumat bibir Haechan ganas hingga menimbulkan suara decakan. Haechan pun tak diam saja, ia membalas lumatan yang diberikan oleh Mark.

MORE AND MORE [MARKHYUCK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang