Desiran angin sepoi-sepoi seketika berubah menjadi angin topan. Memporak-porandakan keaadaan istana beserta daerah sekitarnya.
Dari tahtanya, sang pemimpin bisa melihat jika di puncak gunung yang tak jauh dari tempatnya itu terdapat gumpalan awan gelap yang siap menjemputnya. Sejurus kemudian langit bergemuruh seolah ikut merasakan gejolak amarah seorang wanita paruh baya yang tergeletak memangku putrinya.
Merah.
Telapak tangannya telah berlumuran darah.
Darah Ratunya sendiri yang telah ia habisi di hadapan semua orang.
Ini gila!
Dari kisah belahan dunia manapun tak ada seorang Raja yang menghabisi Ratunya sendiri, kecuali dirinya.
Kim Taehyung.
Walaupun jika itu terjadi, tolong katakan padanya...
Bahwa cinta yang diberikan Ratu untuknya begitu tulus. Ia bahkan rela melakukan dan memberikan apapun yang ia punya demi sang Raja.
Namun, apa balasannya sekarang?
Dadanya berhasil berlubang akibat peluru yang diluncurkan oleh sang Raja.
Kini bibirnya bergetar, kedua kelopak matanya basah menahan air mata. Lantas ia ambruk di atas tanah yang tak lagi cokelat karena sekarang di bawah kakinya sudah menjadi lautan darah dari ksatria mana pun yang hadir menentang Raja.
Tanpa ia sadari kini kulitnya mulai memucat setelah kehilangan banyak darah. Hanbok merah yang dikenakannya telah basah oleh cairan berwarna senada yang tak kunjung berhenti memancar.
Nafasnya tiba-tiba memendek dan terasa sesak sekali melihat penderitaan di depannya itu. Bukan hanya tubuhnya yang terluka, melainkan juga hatinya.
Di hari menjelang malam ini, ia tak berdaya dan dinyatakan kalah setelah mendapat serangan yang dilakukan oleh pria tercintanya itu.
Pertama, ia kalah telah mempertahankan kedamaian di istana dan berujung seperti ini.
Kedua, ia telah gagal menjaga hati suaminya agar tak berpaling.
"Taehyung-ah..."
Suaranya lirih, tak sanggup untuk membuat Raja menoleh ke arahnya karena sang Raja sibuk melindungi selirnya itu.
Sial.
Nyeri yang diakibatkan oleh luka ini semakin membuatnya kepalang.
Kedua matanya kini tak bisa melihat dengan jelas sebab kelopak matanya terasa berat. Yang bisa ia tangkap dengan jelas adalah suara-suara jeritan penuh takut oleh orang-orang yang mencoba menyelamatkan dirinya sendiri.
Dari sini ia bisa menyimpulkan, dunia begitu kejam padanya. Bahkan Dewa juga telah pergi meninggalkannya dan tak lagi memihak pada dirinya.
"Semua orang akan menjadi egois di suatu saat nanti. Akan tiba saatnya, orang mementingkan diri sendiri dan tak peduli dengan orang lain."
Ia berani bersumpah untuk membuktikan kalimatnya itu.
Sudut bibirnya terangkat sebelah, mengukir senyum miring saat kedua manik kembarnya menangkap pemandangan sang Raja yang berhasil menyelamatkan selirnya itu.
Sekarang sudah jelas kan, bahwa siapa yang dianggap penting dan tidak penting?
Lara yang diterimanya sudah tak lagi bisa untuk ditahan.
Ini sangat sakit, sampai ia hanya bisa menangis tanpa suara.
"Taehyung-ah, walaupun perasaanmu tak pernah sejajar denganku, aku harap kau tidak pernah melupakan hari ini. Hari dimana aku mati ditanganmu sendiri," lirih sang Ratu tepat sebelum matanya tertutup dan menghembuskan nafas untuk terakhir kalinya.
Tanpa adanya orang yang peduli, seorang wanita paruh baya itu tergopoh-gopoh, menerobos kekacauan ini dan memilih menghampiri tubuh putrinya yang entah bagiamana bisa semalang ini.
Ia terlambat.
Putrinya terlebih dahulu pergi meninggalkannya dengan kesedihan dan kekecewaan yang dibawanya.
Tak ada lagi kata-kata yang ia keluarkan selain memanggil nama putrinya di sela tangisnya yang histeris.
"Aku bersumpah atas nama Dewa, siapapun yang membunuh putriku ini hidupnya tak akan tenang dan mengalami kesialan. Bahkan jika dia terlahir kembali, kata-kata yang telah kukatakan tadi, akan tetap menyertainya. Jika dia seorang wanita, dia tak akan secantik putriku dan tak akan pernah bisa mendapatkan kebahagiannya. Sedangkan, jika dia seorang pria, dia tak akan pernah bisa mendapatkan kebahagiannya. Dia akan tetap mendapatkan cinta dan kasih sayang, tetapi yang ia dapatkan itu akan berakhir tragis. Karena dengan cara seperti itu lah yang pantas untuk menghukum seorang pembunuh!!!" pekik wanita paruh baya itu dan tepat setelah mengatakan sumpahnya, kawasan istana disapu habis oleh angin topan. Semuanya panik, dan hanya dirinya lah tersenyum miring melihat keributan ini.
TBC
Hai, kali ini aku buat cerita Taennie lagi dengan genre fantasi. Aku harap kalian akan menyukainya dan membaca cerita ini sampai selesai.
Cerita ini murni dari ide aku, dan ditulis di saat waktu luang. Jika ada kesamaan nama tokoh, latar dan kejadian, itu tidak disengaja. Kejadian yang ada dalam cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan para idol.
Dan akan ada beberapa chapter yang mungkin tidak layak untuk dibaca oleh anak dibawah umur.
R 15+
Harap bijaklah dalam membaca!
Terimakasih atas perhatiannya dan terimakasih sudah mampir untuk meluangkan waktunya demi membaca cerita ini. Alangkah baiknya juga jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara vote dan komentar.
See U next chapter 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
In Your Time
Fanfiction(END)Apapun akan Jennie lakukan untuk mendapatkan nilai A+ Bahkan ia rela untuk menyebrangi dimensi demi mematahkan kutukan yang menimpa dosennya itu. Victory Kim adalah pria berumur 32 tahun yang berprofesi sebagai dosen. Di masa lalu, ia dikutuk...