20

659 121 37
                                    

Warning!

Chapter ini tidak layak untuk anak di bawah umur. Jadi bijaklah dalam membaca!










Di bawah cahaya bulan malam ini, gadis itu melihat sejuta harapan dari sepasang monolid di hadapannya. Tatapan yang Victory berikan benar-benar membuat tubuhnya menegang, ditambah udara malam seolah membuat dirinya membeku.

Melihat gadis di depannya yang pias membuat hati Victory bergetar. Ia baru teringat akan perkataan Jennie beberapa menit yang lalu, dimana gadis itu menceritakan bahwa ia  hampir dilecehkan oleh supirnya. Tentu, karena hal ini Victory mengurungkan niatnya. Ia tak mau jika tindakannya ini semakin membuat Jennie terluka lebih dalam.

Sepasang mata kucing itu melebar ketika menyadari dosennya menjauhkan wajahnya.

"Ada apa ahjussi?"

"Tidak... Tidak... Aku hanya—"

"Kenapa tidak jadi? Katanya mau cium-cium?!" sungut Jennie yang terlanjur melototkan matanya.

Eh? Apa aku tidak salah dengar?

Victory mengernyitkan salah satu alisnya. Untuk kesekian kalinya ia dibuat syok akan jalan pikiran Jennie yang sungguh tak bisa ia tebak.

Masih dengan tanda tanya yang mengelilingi otaknya, kini Victory dibuat tercengang ketika gadis di depannya sudah memejamkan mata.

"Ayo, ahjussi katanya mau cium-ciiii...."

Cup.

Kalimat Jennie terputus karena tiba-tiba saja benda kenyal itu bersentuhan dengan bibirnya.

"Enghh..."

Gadis itu refleks membuka matanya dan melenguh saat bibirnya dilumat oleh dosennya.

Pria berumur 32 tahun itu merapatkan tubuhnya lalu membingkai wajah cantik sang gadis yang tak merespon.

Eoh? Terlalu terkejutkah? Atau aku baru saja membuatnya tidak nyaman?

Merasa pikiran-pikiran itu mengganggu, pada akhirnya Victory memilih untuk menyudahi aksinya. Kepalanya ia tarik menjauh beberapa centi dari Jennie.

Sehingga karena hal ini gadis Kim itu mengerjapkan matanya berulangkali seolah menanyakan apa yang salah di sini?

"I'm sorry if I made you uncomfortable. And forgive me for suddenly being—"

"Why are you apologizing? You're not wrong, because I asked you to."

"So?" Victory menukikkan salah satu alisnya ketika gadis di depannya justru mengeliminasi jarak yang ada.

"Can you kiss me more?" pinta Jennie dengan polosnya sudah melingkarkan lengannya di tengkuk Victory.

Oh astaga! Bocah ini benar-benar nakal.

Pria itu mengalihkan pandangannya ke arah lain seolah menghindari kontak mata dengan Jennie.

Bukan karena alasan apa. Hanya saja ia tak mau merusak gadis di depannya jika ia sampai kehilangan kendali.

"Ahjussi..."

Dengan seenaknya, Jennie menangkup rahang tegas dosennya agar sang pria tidak melihat ke arah lain.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Jennie ini merupakan gadis yang tidak suka jika keberadaannya tak dianggap.

In Your Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang