"Yang Mulia, silahkan sarapan dulu. Sejak tadi malam anda belum makan apapun. Anda bisa sakit jika—"
"Diam! Aku tidak butuh ceramah darimu! Sudah aku bilang, aku tidak mau makan!" sahut Ratu Joohyun dengan sarkas memotong kalimat Dayang Park.
Sukses karena hal itu, tubuh Dayang Park merinding. Tak biasanya, majikannya itu meninggikan suara pada dirinya.
Ah apa mungkin karena peristiwa semalam?
Wanita yang lebih tua itu memilih maklum, mengingat beberapa waktu lalu Ratu Joohyun telah dipojokan di hadapan banyak orang oleh suaminya sendiri. Ditambah dengan pembicaraan panglima perang sementara—Yoo Taehan— yang entah membicarakan apa sampai-sampai sekarang Ratu Joohyun masih murung.
"M-maaf Yang Mulia," ucap Dayang Park memilih mengurungkan niatnya.
Lantas ia mengambil langkah mundur dan meletakkan nampan di atas meja. Siapa tahu nantinya Ratu Joohyun berubah pikiran dan memilih untuk makan, pikirnya.
Selepas kepergian dayang pengasuhnya, Ratu Joohyun kembali merenungkan apa yang telah terjadi.
Jika kau berpikiran ia kan merenungkan apa kesalahannya pada Jennie, maka jawabannya adalah salah.
Ia sama sekali tak merasa jika dirinya bersalah pada gadis Kim itu. Ia justru merasa menyalahkan dirinya sendiri karena tidak berhati-hati sehingga Taehyung marah pada dirinya.
Memang sejak awal, dia tidak menyukai kehadiran gadis yang jauh lebih muda darinya. Entah mengapa sejak melihat wajahnya saja ia sudah merasa kesal. Terlebih ketika gadis Kim itu mempunyai tingkah yang tak bisa dikendalikan. Sungguh tak bisa dielakkan lagi jika dia amat kesal pada Jennie.
"Cih, semua ini gara-gara bocah kurang ajar itu! Kenapa tidak langsung mati saja? Menyebalkan. Sedang sekarat saja, masih membuat onar," cibirnya dengan ketus.
"Kalau sudah seperti ini, Taehyung pasti akan kembali membenciku," ujarnya.
Kemudian keheningan menyelimutinya beberapa menit hingga tiba-tiba saja harus terpecahkan setelah retina matanya tak sengaja melihat secarik kertas.
Merasa mendapatkan ide, ia pun menariknya. Membaca sekilas demi memastikan apa yang tertuang di dalamnya.
Baiklah, aku yakin dengan cara ini Taehyung pasti tidak akan membenciku lagi. Dia harus tahu, bahwa aku, putri dari kerajaan Manchuria lebih layak dihormati daripada putri penasihat kerajaan itu, monolog Ratu Joohyun dibenaknya lalu buru-buru menggiring kertas itu untuk dibawa pada Taehyung.
...
"Kasim Oh!" seru Ratu Joohyun membuat sang empunya nama menghentikan langkah dan menoleh.
"Emh... Yang Mulia? Ada a—"
"Dimana Taehyung? Kenapa tidak ada di paviliunnya?"
Nada datar namun penuh dengan ketegasan didapati Kasim Oh. Pria itu sedikit tercekat, melihat raut wajah ratunya yang tampak murung. Jauh berbeda dengan biasanya.
"Maaf Yang Mulia, saya kurang tahu mengenai keberadaan Yang Mulia Taehyung sekarang. Tetapi kemarin ia berpesan, tidak ingin diganggu sebelum Permaisuri Kim sembuh. Kemungkinan beliau sedang menjaga Permaisuri Kim di paviliunnya."
Helaan nafas kasar Ratu Joohyun lakukan. Dirinya merasa semakin kesal setelah mendengar pernyataan dari Kasim Oh.
"Hm, baiklah terimakasih informasinya," ucapnya dengan ketus kemudian melengos begitu saja menuju paviliun Jennie.
Ia sangat yakin jika suaminya masih berada di tempat itu.
Perlu diketahui saja, ia sangat heran mengapa Taehyung begitu tergila-gila pada gadis cerewet itu. Tingkahnya yang kekanakan, tidak sopan dan pembuat onar tak pantas untuk bersanding dengan Taehyung sang raja. Hanya dirinyalah yang pantas untuk Taehyung, ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Your Time
Fanfiction(END)Apapun akan Jennie lakukan untuk mendapatkan nilai A+ Bahkan ia rela untuk menyebrangi dimensi demi mematahkan kutukan yang menimpa dosennya itu. Victory Kim adalah pria berumur 32 tahun yang berprofesi sebagai dosen. Di masa lalu, ia dikutuk...