38

464 91 15
                                    

"Sshh..."

Sebuah desisan terdengar menyeruak pada ruangan remang itu. Dengan mengandalkan pencahayaan lentera, tangan yang sedikit keriput itu telaten mengobati setiap luka yang tercetak di punggung Victory.

Salahkan saja Taehyung yang sengaja menyuruh para prajuritnya untuk menghukumnya. Sehingga sekarang pria berumur 32 tahun itu merasa tak enak badan setelah beberapa kali mendapatkan cambukan.

"Tahan tuan," peringat sang tabib ketika tangannya kembali mengoleskan obat herbal buatannya pada punggung Victory.

Baiklah, Victory memilih menurut dengan memejamkan mata menikmati sensasi perih yang kian merambati tubuhnya.

Di sisi lain, Pangeran Min yang sedari tadi memperhatikannya hanya bisa tersenyum pongah sembari melipat lengan di depan dada.

"CK! Ternyata kau punya nyali juga untuk melawan Taehyung," celetuknya tiba-tiba sehingga membuat Victory refleks membuka matanya.

Raut wajah yang penuh tanda tanya itu dengan mudah Pangeran Min tafsirkan. "Ya begitulah, aku kira kau orang yang tak punya keberanian besar untuk melawannya. Tapi ternyata? Kau bahkan berani membohonginya di hadapan semua orang."

Victory memilih bergeming menunggu pria pucat itu mengimbuhi kalimatnya setelah menyesap makgeolli.

"Sungguh aku tak mengira kau melakukan hal ini. Aku tak tak tahu, bagaimana bisa kau rela melakukan kebohongan dan berakhir menerima imbas seperti ini? Bukankah sudah jelas jika ada alasan yang mendasarinya?" tanya Yoongi menatap penuh keingintahuan pada sepasang iris cokelat milik Victory.

"Tidak ada," jawab Victory sekenanya.

"Kau yakin tidak punya alasan setelah melakukan tindakan besar ini?"

Victory bungkam memikirkan mengapa pria didepannya ini justru tampak menginterogasinya.

"Bukankah semua orang punya alasan untuk melakukan semua kegiatan? Baiklah, mungkin kau menjawab tidak ada, tapi yang sebenarnya kau mungkin menjawab tidak tahu," ucap sang pangeran membuat pria Kim itu mengerutkan dahi.

"Ya, tidak tahu. Tidak tahu karena alasan itu berasal dari hati. Katakan, kau punya perasaan lain yang err... Yah mungkin menyukai  J—"

"TIDAK!" seru Victory.

"Ah maksudku tidak ada. Apa yang anda pikirkan pangeran? Bagaimana bisa aku menyukai Jennie? Untuk apa?" sangkal Victory.

"Baiklah tuan, anda sudah selesai," sela tabib yang seketika membuat atensi dua orang tersebut teralihkan.

Victory tersenyum seraya membenarkan pakaiannya. "Terimakasih," katanya.

Tanpa ia sadari, sedari tadi Pangeran Min memperhatikan interaksi keduanya. Melihat perubahan  cepat dari ekspresi wajah itu membuatnya diam seribu bahasa lalu beberapa detik setelahnya ia tersenyum.

"Bagaimana? Sudah mendingan?"

Sebuah pertanyaan itu membuat Victory menoleh. "Ini jauh lebih baik dari sebelumnya. Terimakasih, telah memberikanku pengobatan, Pangeran."

Well, setelah selesai menjalani eksekusinya,  Victory langsung pergi ke kamarnya. Di sana ia merasa kesakitan dan ingin mengistirahatkan tubuhnya sejenak. Namun ketika hendak merebahkan tubuhnya di kasur, ia tiba-tiba saja mendapati sebuah surat misterius. Dimana di dalam surat itu tertulis sebuah pesan yang menyatakan  dirinya untuk menemui Pangeran Min di desa terpencil itu.

Mulanya, Victory merasa bingung. Darimana surat ini berasal. Siapa yang telah mengirimkannya? Namun setelah diteliti lebih lanjut, dia mendapatkan sebuah petunjuk bahwa yang mengirimkan surat tersebut adalah Joo Wonbin, salah satu anggota pasukan khusus yang berkedok sebagai prajurit istana.

In Your Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang