Sepasang mata kucing itu mengerjap berulangkali guna berusaha mengidentifikasi sosok di ruangannya.
"K-kau siapa?" tanyanya sekali lagi berharap orang yang terlihat misterius itu menjawabnya.
"J-jane? Kau benar-benar tidak mengenaliku?"
Jennie terdiam, begitu sosok misterius itu mengeluarkan suara yang tak asing di telinganya.
Dengan wajah yang tertutup kain, hanya menampilkan sepasang matanya ia bisa menerka jika sosok itu adalah orang yang terakhir kali ia lihat sebelum tubuhnya benar-benar terasa melayang.
"Taehyung?" Celetuknya yang sukses membuat bibir Victory melengkung ke bawah.
"Hei! Ini aku Jennie Kim. Victory dosenmu. Bagaimana bisa kau melupakanku?"
Gadis itu masih tak menyahut. Ah lebih tepatnya masih mencerna apa yang baru saja ia dengar.
Victory, dosenku si bujang lapuk itu?
Kira-kira itulah yang ada dipikirannya ketika ia menatap Victory dari puncak kepala ke ujung kaki.
Aneh. Tapi kenapa dia memakai pakaian seperti?
"Jangan berbohong, Taehyung. Kau tidak tahu apa itu dosen. Disini tidak ada yang namanya Victory."
Decakan kecil keluar dari bibir Victory. Pria itu sudah tak tahan mengapa gadis ini masih saja menganggapnya Taehyung.
"Yakk! Aku Victory Kim. Lihatlah!" Jennie sedikit tersentak ketika sosok di depannya membuka penutup kepala beserta kain yang menutupi wajahnya. Sehingga sekarang wajah tampan tanpa kumis palsu itu terpampang jelas.
Masih merasa belum puas, Victory pun menaikkan salah satu lengan bajunya guna memperlihatkan tahi lalat yang menjadi ciri khasnya.
"Aah jadi kau benar-benar ahjussi? Aku pikir tadi kau dayang Jung karena memakai pakaian dayang istana. Tapi setelah menghadapku aku berubah pikiran jika kau itu adalah Taehyung karena mata kalian sama persis. Hey ahjussi mengapa kau memakai pakaian seperti itu? Dan Dimana kumismu?" tutur Jennie diakhiri dengan kekehannya.
Lantas pria berumur 32 tahun itu hanya bisa mendatarkan wajahnya. "Hei, ini tidak lucu, jadi berhentilah tertawa. Asal kau tahu aku melakukan penyamaran ini demi untukmu. Aku sengaja mencuri pakaian wanita demi untukmu, dan untuk kumis itu, aku melepasnya karena tidak nyaman jika menggunakan penutup wajah. Ingat harusnya kau berterimakasih padaku karena sudah menyuntikmu."
"Eoh, kenapa kau repot-repot menyuntikku ahjussi?"
"Aku tak ingin kau memburuk karena belum mendapatkan suntikan. Mengingat ini hampir 24 jam."
Gadis Kim itu tersenyum miring. Merasa pongah setelah mendengar pernyataan Victory.
"Ahjussi, Kenapa kau masih peduli denganku? Aku tidak mendapat suntikan itu juga tidak apa-apa. Lagi pula aku akan mati di si—"
"Sssstt... Tidak. Aku tidak akan membiarkanmu kenapa-napa. Tolong jangan berpikir negatif seperti itu. Kau pasti akan bisa sembuh, Jane. Kau sendiri yang bilang, jika kita datang bersama, maka harus pulang bersama juga," ucap Victory yang sukses membuat Jennie tertegun.
"Ngomong-ngomong kau bagaimana? Apa ada yang sakit setelah siuman?"
Gelengan kepala Jennie lakukan sebagai respon pada dosennya. "Tidak ada, rasa sakit dan nyeri tadi sudah hilang. Aku merasa lebih baik. Bahkan nafasku terasa lebih lancar dari sebelumnya."
"Serius?" tanya Victory sekali lagi guna memastikan.
"Aku serius ahjussi. Hanya sedikit kesemutan saja di kaki."
KAMU SEDANG MEMBACA
In Your Time
Fanfiction(END)Apapun akan Jennie lakukan untuk mendapatkan nilai A+ Bahkan ia rela untuk menyebrangi dimensi demi mematahkan kutukan yang menimpa dosennya itu. Victory Kim adalah pria berumur 32 tahun yang berprofesi sebagai dosen. Di masa lalu, ia dikutuk...