49

405 79 17
                                    

Ketukan pintu yang terdengar tidak sabaran sukses membuat tidurnya terusik.

Astaga! Aku baru bisa menutup mata setengah jam yang lalu. Dan ini, siapa yang datang saat hujan begini?

Pangeran Min mendengus, terpaksa bangkit dari posisi tidurnya. Yang benar saja? Dia baru bisa istirahat setelah membantu warga membenarkan saluran air.

Di saat hujan deras seperti ini, kawasan desa terutama yang tinggal di pinggir sungai lebih berpotensi terendam banjir. Sudah menjadi kewajibannya sebagai seorang yang sedang dihukum untuk membantu warga sekitar.

Ia berjalan gontai menuju pintu. Jangan lupakan dengan rambut acak-acakan dan mata yang setengah terbuka.

Awas saja kalau yang mengetuk pintu itu anak-anak yang iseng mengerjainya! Akan dipastikan telinganya merah karena dijewer.

DUGH!

DUGH!

Lagi, suara berisik itu memuakkan telinganya. Dengan malas ia menarik gembok pintu dan membukakan pintu tersebut.

Wajah masam, kusut dan tampilan acak-acakan menjadi pemandangan pertama Taehyung begitu menginjakkan kaki di tempat hukuman kakaknya.

"Ck, ternyata kau?" ucap Yoongi dengan nada malas. Bahkan ia sengaja menguap lebar di hadapan Taehyung. Pertanda enggan menerima tamu.

"Lama, tidak bertemu denganmu Hyung," sapa Taehyung lalu tanpa aba-aba menyelonong masuk.

Hal itu sontak membuat Pangeran Min melebarkan matanya. Tak terima dengan tingkah tidak sopan adik tirinya.

"Yakk! Mau apa kau ke sini?!" Tanyanya to the point.

Yang lebih muda itu tak mempedulikannya, ia tetap memendarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan. Mencaritahu hal yang mencurigakan di sana. Bahkan tak jarang ia menyentuh barang-barang yang di rasa mencuri perhatiannya. Lalu membuangnya asal ketika tak menemukan hal yang aneh.

PRAANG!!

Suara itu sukses menggema, akibat Taehyung yang melemparnya ke sembarang arah. Hal ini tentu membuat Pangeran Min tersulut. Mata yang tadinya tak minat untuk dibuka sekarang menyala.

"Bangsat! Keluar dari rumah ini!"

Sebuah senyum miring muncul di wajah pria berumur 25 tahun itu. "Buat apa kau menyimpan barang-barang seperti ini?" tanyanya terdengar seperti sebuah interogasi.

Peta yang tergulung itu berhasil berada di tangan Taehyung.

Sial. Aku lupa menyimpannya dengan benar.

"Apa kau berniat kabur dari hukumanmu? Atau berniat membuat strategi penyerangan di daerah tertentu?"

Pangeran Min bungkam, mencoba menetralkan amarahnya.

"Kabur? Untuk apa aku kabur dari hukuman? Apa kau pikir aku pria yang tidak bertanggung jawab? Asal kau tahu, semua orang berhak mempunyai peta supaya tidak tersesat di jalan."

"Tapi aku tidak yakin kalau kau tersesat di jalan. Sangat tidak mungkin bagi seorang panglima perang tidak mengetahui daerahnya sendiri."

Decakan kecil keluar dari sudut bibir yang lebih tua. "Panglima perang juga manusia. Normal bagi manusia untuk mengalami lupa. Apa kau tidak pernah lupa, Yang Mulia Taehyung?" kata Yoongi dengan penekanan di akhir kalimat.

Aneh, batin Taehyung merasa curiga pada kakak tirinya.

"Apa masalahnya kalau aku punya peta? Apa itu merugikanmu? Tidak kan?"

In Your Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang