08

624 118 53
                                    

"JENNIE KIM!" tegur Madam Ahn yang segera menuai kilatan tajam dari sang empunya nama. Madam Ahn  menoleh ke arah Victory yang tampak menganggukkan kepalanya pelan, seolah mengatakan ia baik-baik saja.

"Jennie," lirih Victory nyaris tak terdengar oleh Madam Ahn.

Tidak.

Jika kau berpikir pria itu akan memarahi Jennie balik maka jawabannya adalah tidak.

Sungguh pria itu tak ada niatan untuk membalas Jennie. Ia justru menampilkan senyum tipisnya.

"Kau tahu, apa yang kau katakan tadi juga dialami oleh orangtuamu sekarang. Mereka sedih merasakan sayapnya hampir patah, karena kau tak  serius untuk mewujudkan harapan mereka."

Sang pria terdiam sejenak, memandang dalam iris cokelat sang gadis.

"Mereka, menyekolahkan mu  dari TK sampai kuliah sekarang dengan tujuan agar nantinya kau menjadi berlian satu-satunya yang paling berkilau di keluargamu. Berlian yang akan menjadi aset paling berharga bagi mereka. Karena itu, mereka tak mau berlian tersebut sampai tergores ataupun terletak ditempat yang tak mereka inginkan," kata Victory membuat Jennie terdiam. Ia masih mencerna kalimat dosennya.

Tapi akulah  yang tidak mau berada ditempat yang mereka inginkan. Tempat itu sungguh menyiksaku, ujar Jennie dibenaknya.

Senyum simpul tampil di wajah si tampan, ia terlihat begitu sabar menghadapi gadis yang lebih muda itu.

"Jika benar orang tuamu yang melarang, percayalah...  mereka tidak sedang menyiksamu, tetapi mengarahkanmu pada tempat yang seharusnya. Mereka hanya ingin kau lebih fokus lagi pada pendidikanmu."

Sang pria menelan ludah sejenak kemudian membasahi bibirnya yang kering. Kemudian ia lemparkan pandangnya pada Madam Ahn yang mengatupkan mulutnya.

"Madam Ahn, boleh minta waktunya sebentar?" pinta Victory dengan sopan.

Sedetik setelahnya sang wanita mengangguk pertanda setuju akan permintaan pria berumur 32 tahun itu.

...

Gadis itu membuang nafasnya berat setelah melihat presensi pria berumur 32 tahun yang masih duduk di kursi tunggu sambil membaca buku.

Klek!

Ia menutup pintu, yang membuat Victory menaikkan kepalanya.

"Kau sudah selesai?"

Victory menutup bukunya dan beranjak menghampiri Jennie yang menenteng biola.

Yap, Jennie diperbolehkan lagi untuk mengikuti kelas yang diadakan oleh Madam Ahn. Semua ini tak terlepas dari usaha Victory yang mencoba membuat kesepakatan bersama dengan Madam Ahn dan  nyonya Kim.

Pria itu tadi merayu ibu Jennie agar memberinya izin mengikuti kelas di studio Madam Ahn dengan iming-iming Jennie akan diperbolehkan mengikuti ujian di kelasnya. Pasalnya, hari itu Victory pernah mengatakan pada nyonya Kim bahwa 'Jennie sudah alpha lebih dari dua kali, dan itu membuat Jennie tidak boleh mengikuti ujian.'

Mungkin... Karena perkataannya inilah nyonya Kim bersikap keras melarang Jennie dalam bidang seni musik.

Sungguh Victory tidak akan pernah mengira begitu besar dampak dari omongannya. Ia hampir saja mematahkan cita-cita seorang anak.

Well, dari sinilah Victory mendeklarasikan dirinya untuk lebih berhati-hati lagi dalam mengungkapkan kalimat.

"Kenapa ahjussi di sini?"

Sepasang mata indah itu menyapu dari puncak kepala Victory hingga ujung kakinya. Bingung mendapati keberadaan Victory di saat hampir menjelang senja ini.

In Your Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang