24

513 110 33
                                    

Gadis itu memberanikan diri untuk melihat Taehyung yang tengah terbaring.

Wajah tampan itu terlihat damai ketika sedang terlelap seperti  sekarang, sungguh berbanding terbalik dengan apa yang ia lihat tadi.

Seringaian miring, tawa puas, wajah yang ternodai oleh cipratan darah korban yang sangat mengerikan menurutnya.

Bagaimana bisa dia bisa tidur pulas setelah membunuh orang?

Gadis bermarga Kim itu menggelengkan kepalanya.

Dia benar-benar mengerikan, aku harus berhati-hati dengannya.

Kemudian sepintas ingatan kembali muncul ketika netranya tak sengaja melihat pintu yang masih terkunci.

Satu-satunya yang ada dipikirannya sekarang adalah menemui dosennya dan memberitahukan apa yang barusan ia lihat.

Dengan terpaksa ia kembali mendekatkan diri pada Taehyung. Karena menurut firasatnya pria itu menyembunyikan kunci di saku bajunya. Tidak mungkin pria itu akan teledor meletakkan kunci di tempat biasa.

Perlahan ia kerahkan tangannya, meraba-raba tubuh sang pria demi mencari benda kecil tersebut.

Eoh? Tidak ada?

Jennie terbelak ketika tak menemukan kunci di atasan Taehyung.  Dengan ragu, ia pun mengalihkan tangannya pada bagian bawah.

Mungkin ada di saku celana, ujarnya yang tanpa berpikir panjang langsung meraba pangkal paha Taehyung.

Dan seperti dugaannya, ia berhasil menemukan kunci tersebut. Begitu ia berhasil mendapatkannya, sebuah senyuman tipis terbit di wajahnya.

Aku akan datang, ahjussi...

...

Aisshhh! kenapa mereka masih berjaga? Bukankah ini sudah waktunya istirahat?

Jennie menggerutu, kesal melihat keberadaan prajurit di depan penjara.

Ia terdiam sejenak memikirkan apa yang harus ia lakukan demi membuat prajurit tersebut pergi dari sana.

Hingga beberapa detik kemudian salah satu sudut bibirnya terangkat mengukir senyum miring.

Ah sepertinya ia baru saja mendapatkan sebuah ide cemerlang.

Tanpa berpikir lama, Jennie segera melepaskan jubah yang dikenakannya. Kebetulan kali ini ia tengah memakai hanbok putih polos dan rambut yang ia gerai.

Dengan cepat, ia melempar jubahnya ke sembarang arah. Lalu dengan sengaja Jennie berlari melintasi pintu penjara dimana para prajurit pasti melihatnya. Sekuat tenaga Jennie berlari, hingga dua prajurit yang tengah mengobrol itu melihat sekilas penampakannya.

"Siapa itu?!"

Jennie menyeringai ketika rencananya berhasil. Dengan cepat ia bersembunyi di balik pohon dan terduduk menunduk membiarkan rambut panjangnya menutupi wajah. Ekspresi wajahnya ia buat semenyedihkan mungkin bahkan ia sengaja mengelapkan tanah ke wajahnya demi mendalami peran.

"Tidak apa-apa, ini hanya tanah Jennie. Yang penting setelah ini kau harus mencuci wajahmu sampai bersih," ujar Jennie pada dirinya sendiri. Lalu dengan buru-buru ia memoleskan tanah pada kedua pipinya.  Hal itu ia lakukan  karena di sini ia tak bisa menemukan fake blood yang bisa  dioleskan pada mulutnya demi menjalani perannya sebagai hantu perawan (Cheonyeo Gwishin).

In Your Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang