14

584 119 84
                                    


Entah mengapa Jennie bisa merasakan bahwa aura di sekitarnya berubah menjadi mencekam. Terlebih disaat pria yang menunggang kuda itu mengarahnya.

Tunggu! Tadi aku tidak salah bicara kan? Dia benar ahjussi si bujang lapuk?

Tapi, kenapa tiba-tiba menunggang kuda? Dan juga, kenapa bajunya beda?

Lama melamun dengan otaknya yang dipenuhi banyak tanda tanya membuat Jennie tak sadar jika pria berkuda itu sudah berada dua meter dari ujung sepatunya.

Semua pasang mata tertuju pada pemandangan dimana sang raja menatap tajam pada gadis berpenampilan aneh itu.

"Apa gadis itu buta?"

"Siapa gadis berpenampilan aneh itu?"

"Ya Tuhan... Selamatkan gadis itu, jangan buat dia dihukum berat  oleh Yang Mulia..."

"Ya, aku juga berharap begitu. Tapi aku tidak yakin dia akan baik-baik saja, karena dia menghalangi jalan Yang Mulia."

Dan masih banyak lagi ocehan warga yang mengkhawatirkan Jennie karena  tidak minggir di saat sang Raja melintas.

Suara kuda terdengar akibat sang empu menarik tali kekangnya. Akibat hal ini lamunan Jennie terbuyar dan gadis itu menyadari keberadaan pria asing yang sungguh mirip dengan dosennya.

"Ahjussi, apa itu kau?" tanyanya yang sukses membuat sang Raja menyipitkan matanya.

Ahjussi?

Setelah menunggu beberapa saat namun tak kunjung mendapat balasan. Gadis asal masa depan itu memilih mendekat.

Ia meraih lengan sang pria, untuk memastikan apa yang ia lihat ini benar-benar dosennya atau bukan.

Oh my God! Kemana perginya tahi lalat itu?

Jennie terbelalak saat tahu jika di lengan kiri sang pria tidak ada tahi lalat kecil.

Dulu, saat mengobati dosennya yang terluka ia tak sengaja menangkap tahi lalat di pangkal tangannya.  Namun sekarang, titik kecil itu sudah tak melekat di kulitnya.

"Yakk! Kau siapa hah? Berani-beraninya menjiplak wajah orang!"

BUGHH!

BUGHH!

Pukulan beruntun Jennie layangkan pada paha laki-laki itu. Hal ini disebabkan ia tak terima jika wajah tampan dosennya dipakai begitu saja. Terlebih dengan sikapnya yang semena-mena seperti tadi.

Gadis itu berjinjit, mencoba memukul  di beberapa titik tubuh pria itu. Namun karena keterbatasan tinggi badannya, ia hanya bisa  melayangkan pukulan setinggi dada.

Padahal ingin sekali rasanya meninju wajah tampan itu.

Tidak bisa dibiarkan, ini namanya plagiarisme!

"Kau harus dihukum karena melanggar hak cipta!"

BUGHH!

"Akhh!"

Jennie meringis saat tangannya tiba-tiba saja dipelintir oleh pria itu tepat setelah melayangkan bogeman di pangkal paha sang pria.

"Yakk! Ahjussi!"

Jennie mengaduh. Tatapannya berubah nanar. Ia benar-benar tak percaya bahwa ahjussinya tega melukai perempuan.

"Dasar wanita gila! Minggir!" ucap sang pria dengan ekpresi datar lalu dengan seenak jidatnya mendorong Jennie hingga gadis itu tersungkur.

"Sialan!" umpat Jennie memandangi pria berkuda itu yang semakin menjauh.

...

In Your Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang