41

418 91 22
                                    

"YAAKK! APA YANG KAU LAKUKAN?!"  Pekikan seseorang tiba-tiba saja terdengar sehingga sukses membuat Jennie mati kutu.

Tubuhnya benar-benar tercekat, layaknya seorang pencuri yang baru saja ketahuan ketika beraksi.

Mata kucingnya membulat. Sekarang ia benar-benar terkejut sekaligus takut mengingat beberapa waktu lalu ia dilarang untuk menyentuh makanan.

Merasa penasaran, Jennie menjauhkan cangkirnya dari bibirnya sehingga kini kedua netranya bisa mencari bebas umber suara tadi.

"Ahjussi?" Bibirnya refleks memanggil Victory yang kini menatapnya di depan sana.
Tatapan tajam yang Jennie dapati membuatnya susah untuk meneguk ludahnya sendiri.

Ooopss aku salah apa? Kenapa ahjussi menatapku seperti itu?

Gadis bermarga Kim itu mengurungkan niatnya untuk membuka suara ketika melihat Victory bergegas menghampirinya.

PRANG!

Betapa terkejutnya ia ketika cangkir yang ditangannya tiba-tiba saja ditepis sehingga terjatuh  pecah.

"A-ahjussi... A-apa yang kau—"

Kalimat Jennie tertahan karena tiba-tiba saja dirinya berprasangka jika yang dihadapannya ini adalah Taehyung bukan dosennya. Namun hal itu segera ia patahkan setelah melihat tahi lalat di salah satu lengan pria di depannya.

Dia benar ahjussi, batinnya yakin.

"Apa kau meminumnya?" langsung saja Victory menginterogasi Jennie yang kini hanya mengerjapkan matanya polos.

"M-minum a-apa?"

Entah karena alasan apa kali ini Jennie dibuat gagap setelah tak sengaja pupil matanya bertemu dengan sepasang monolid sang dosen.

Victory mendecak. Ah agaknya gadis di depannya ini tidak tahu menahu perihal obat itu. Sehingga tanpa ingin membuang waktu, Victory mengecek semua makanan di sini.

"Ahjussi, ada apa ini?" Jennie tak terima ketika hidangan yang akan disantapnya bersama Ratu Joohyun justru diendusi Victory.

Benar-benar seperti kucing, ujarnya.

"Astaga, bisa diam tidak? Aku sedang mencari tahu obat itu. Supaya kau tidak teracuni!" ucap Victory sedikit tinggi dari biasanya.

Jennie yang mendengar itu sontak terpaku. Tidak, dia tidak sakit hati karena dosennya sedikit membentak, hanya saja ia terkejut dengan pernyataan yang Victory katakan.

"A-apa? Racun?" lirih Jennie yang masih tak dihiraukan oleh pria Kim itu.

Pria itu terlalu sibuk mengecek satu persatu hidangan yang tersaji demi menghindari hal yang tak diinginkan.

"Ahjussi, jawab aku! Racun apa yang kau maksud? Jelaskan apa yang terjadi?" Jennie mengejar dosennya untuk menghentikan aksi mengendus layaknya seekor kucing.

Tangan kekar itu ia tarik ke belakang guna mengarahkan sang empu untuk menatapnya.

"Sebuah obat yang tak layak edar sudah sengaja dimasukkan ke salah satu dari hidangan di sini. Obat itu berbahaya, bisa membuat orang yang mengkonsumsinya kejang-kejang, sesak napas dan bahkan bisa menimbulkan kematian. Apa kau mau hal itu terjadi padamu hah?! Jadi tolong, jangan menggangguku."

Jennie bergeming tak lagi berani menghentikan Victory yang kini mencicipi satu persatu makanan di sana. Sungguh sekarang dirinya benar-benar bingung mengahadapi sikap dosennya yang seperti kerasukan setan.

Sungguh berbeda dengan sikap Victory sebelumnya, jika biasanya pria berumur 32 tahun itu selalu menampilkan wajah datarnya sekarang tidak. Ia justru terlihat seperti orang yang menahan emosinya. Terbukti dari tatapannya yang tak kunjung meredup.

In Your Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang