28

504 114 27
                                    

Jennie yang baru saja mendengar kabar bahwa Victory pingsan lantas bergegas. Bahkan ia tak sadar jika ditangannya masih ada sumpit, sebab tadi ia tengah memakan ramyeon bersama Yoongi. Pelipisnya basah, dipenuhi keringat dingin pertanda ia sangat khawatir pada pria berumur 32 tahun itu.

Pangeran Min yang melihat adanya kecemasan yang tak biasa di wajah cantik itu hanya bisa mengerutkan dahi.

"Jisoo-ssi, dia akan baik-baik saja, percaya—"

Belum sempat Yoongi menyelesaikan kalimatnya, gadis itu sudah terlebih dahulu mengambil langkah guna melengos meninggalkannya. Kepalanya ia torehkan mengikuti kemana arah tujuan gadis itu. Dan ternyata setelah dilihat, gadis dengan pita ungu dikepalanya itu menghadang kedatangan rombongan Taehyung.

Bahkan ia tak pernah menduga sebelumnya, jika gadis Kim itu sudah berdiri di depan kuda sang raja guna menghalanginya.

"Apa yang kau lakukan padanya?! Kenapa dia sampai seperti ini?!" Jennie tak bisa mengontrol emosinya sehingga tanpa sadar matanya kini sudah berkaca-kaca sebab ia menduga penyebab Victory pingsan adalah karena Taehyung.

Yap. Jennie terlalu stereotip pada raja muda itu.

"Jisoo-ssi," tegur Taehyung mencoba menahan kesabarannya.

Diam-diam pria itu kesal melihat reaksi selirnya yang berlebihan ketika mendengar bahwa sahabat kecilnya tak sadarkan diri.

"Apa?!" sahut Jennie ketus. Lalu tanpa berpikir panjang dia segera berjalan ke belakang, sebab dosennya berada di tandu.

"Ayo letakkan dia di paviliunku! Biar aku yang mengobatinya," ujar Jennie mengingat ia punya kotak P3K.

Ah sebenarnya itu adalah kotak P3K milik dosennya, tapi karena sang empunya merasa tak mahir menggunakannya jadi ia titipkan pada Jennie bebarengan saat ia membawakan barang-barang Jennie di tepi danau malam itu.

"Apa yang kau katakan? Dia harus tidur di kamarnya. Biarkan tabib saja yang memeriksa!"

Itu suara Taehyung yang ikut menyerobot pembicaraan Jennie dengan para prajurit.

Kilatan tajam mungkin akan terlihat di ekor mata Jennie sekarang, sebab gadis itu terlalu tajam menatap sang raja.

"Jangan ikut campur!"

"Cepat bawa dia ke paviliunku!" ujar Jennie menyuruh prajurit itu.  Namun sayangnya para prajurit tersebut lebih takut pada Taehyung sebab pria Kim itu tengah menatapnya tajam. Alhasil, apa yang Jennie perintahkan tak kunjung terlaksana.

"Bawa dia ke kamarnya, lalu panggilkan tabib!" ucap Taehyung tegas dan segera dilaksanakan oleh para prajuritnya.

Tak butuh lama, prajurit segera menurunkan Victory dari tandu. Saat itu juga Jennie melototkan matanya. Rasa kesalnya semakin membumbung pada raja muda itu sebab keinginannya dilarang.

"Berhenti! Aku bilang berhenti! Bawa dia ke paviliunku, titik!" pekik Jennie yang sukses membuat langkah para prajurit itu tertahan.

Mereka menoleh, seolah meminta penjelasan pada Taehyung mengenai harus melanjutkan langkah atau tidak.
"Biarkan aku saja yang mengobatinya. Tabib istana tidak becus!" cerocos Jennie yang masih berusaha meyakinkan semua orang.

Diam-diam Taehyung yang berdiri di belakang Jennie sengaja menaikkan salah satu alisnya sebagai tanda agar para prajurit  tetap membawa Victory ke kamarnya dan tak menggubris apa yang Jennie katakan.

Tentu saja perintah Taehyung tak diberontak. Memberontak sang raja sama halnya kau mempermainkan nyawamu sendiri. Kira-kira itulah yang melekat dipikiran mereka sehingga detik berikutnya Jennie kembali dibuat mendesis kesal.

In Your Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang