26

518 95 31
                                    

Maaf tadi salah pencet jadi ngga sengaja kepublikasi. Dan sekarang baru sempat update 😭 so happy reading:)



Tepat setelah mendengar kabar duka itu, suasana di sana berubah menjadi tak kondusif. Raut iba terpancarkan dari setiap orang yang menghadiri pengadilan. Tak terkecuali dengan Taehyung yang notabenenya adalah tersangka dalam kasus pembunuhan ini.

Ck!

Jennie mendecih ketika melihat pria itu mengucapkan berbagai macam kalimat penenang pada Ratu Joohyun.
Wajahnya berubah masam ketika mendapafi sosok Taehyung yang mengelus punggung sang Ratu.

Dasar pria cabul!

Tanpa ia siasati sebelumnya, sang pria yang tengah diperhatikan dari jauh tiba-tiba saja menoleh ke arahnya. Buru-buru ia memalingkan wajahnya acuh.

Taehyung yang menyadari permaisuri mudanya tampak murung hanya bisa mengerutkan dahi.

Oh astaga! Dia pasti cemburu melihatku seperti ini, ujarnya.

"Taehyung-ah, aku ingin ke sana," ucap sang ratu disela isakannya.

Pria bermarga Kim terdiam sejenak, memikirkan bagaimana jadinya jika ia menghadiri pemakaman orang yang ia bunuh sendiri?

Aissshh! Bagaimana bisa dia ditemukan secepat ini?

"Taehyung-ah, kau juga akan ke sana kan?"

Lagi Taehyung dibuat bergeming karena lontaran pertanyaan istrinya.

Kalau aku tidak ke sana, itu berarti sama halnya aku membuat perangkap sendiri karena mereka akan mencurigaiku, batinnya lalu detik selanjutnya ia memilih untuk mengulas senyum tipis dan mengecup puncak kepala sang ratu.

Terkejut.

Sungguh, Ratu Joohyun benar-benar tak menyangka akan mendapatkan perlakuan seperti ini dari Taehyung. Pasalnya sejak menikah dua bulan lalu, pria itu selalu bersikap ketus padanya. Terlebih ketika Taehyung menyadari bahwa dirinya tidak bisa memberikan keturunan.

Eoh? Apa mungkin dia mulai menerimaku? tanya sang Ratu pada dirinya sendiri. Berharap jika apa yang ia pikirkan akan menjadi kenyataan kendatipun yang sebenarnya ini hanyalah pura-pura saja.

Ya. Taehyung sengaja bersikap baik pada ratunya karena ia tak ingin dicap sebagai raja yang buruk.

"Tentu. Aku akan ke sana," ucapnya lembut. Lalu mengalihkan pandangannya pada petinggi kerajaan untuk memanggilkan Victory, sebab ada beberapa hal perlu ia bicarakan dengan pria berkumis itu.

...

"Vampir palsu!" cicit Jennie sembari mengangkat hanboknya agar ia bisa menyamakan langkah kaki pria pucat itu.

"Yakk! Vampir palsu! Apa kau tuli hah?! pekik Jennie ketika pria itu tak kunjung menghentikan langkah.

Mereka baru saja keluar dari balai persidangan karena Yang Mulia Raja dan Ratunya memutuskan untuk menghadiri proses pemakaman dari Raja Manchuria itu.

"Aishhh! Vampir palsu! Aku bilang berhen-" kalimat Jennie tertahan ketika pria yang dipanggil vampir palsu itu memalingkan wajahnya yang datar.

"Apa?" tanyanya to the point. Ah sepertinya Jennie harus lebih berhati-hati pada pria pucat ini, pasalnya raut wajahnya sekarang sangat menjelaskan jika ia tidak mau diganggu.

"M-maksudmu apa tadi? Kenapa kau melakukan hal seperti itu padanya?" tanya Jennie yang tak kalah ketus.

Terlihat jika pria pucat itu mengerutkan dahinya pertanda tak paham. "Hal apa?"

In Your Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang