55

414 78 10
                                    

Victory memendarkan pandangannya, helaan nafas berat ia lakukan. Ia baru saja mendapat kabar dari salah satu prajurit pasukan khusus Pangeran Min untuk segera menemuinya. Alhasil, setelah mencegah Ratu Joohyun menghentikan perang, dirinya langsung menuju ke desa.

Tak ingin mengulur waktu, ia menunggang salah satu kuda kerajaan demi cepat sampai menemui Pangeran Min. Tampaknya ini keadaan darurat, sebab tak biasanya Pangeran Min akan menggangunya saat menjalankan tugas.

Dan benar saja apa yang ia pikirkan tadi. Di depan sana kerumunan dengan wajah khawatir menghiasi seluruh warga desa.

"Ada apa ini?" gumamnya lirih.

Sepasang monolidnya bergerak liar, mencari-cari sosok pria berkulit pucat  barangkali ada di antara kerumunan warga.

"Hei!"

Sebuah seruan membuat kepalanya menoleh. Ternyata suara tersebut berasal dari salah satu temannya yang sama-sama berada di pasukan khusus Pangeran Min.

Laki-laki itu memberi gestur untuk mendekat. Maka dari itu, Victory memutuskan turun dari kudanya.

"Ada apa?" tanyanya.

"Aishhh! Kemana saja kau? Pangeran Min dari tadi mencarimu."

"Ada urusan sebentar. Memangnya ada apa sih? Kenapa orang-orang tampak cemas seperti itu?"

Laki-laki itu mendecak, kemudian menatap malas lawan bicaranya. "Kau tanya saja pada Pangeran Min. Dia ada di sana," ucapnya sembari menunjuk ke arah salah satu rumah warga.

Karena penasaran yang menyelimuti dirinya, Victory pun menurut. Mengikuti arah telunjuk temannya untuk masuk ke dalam rumah warga tersebut.

Dilihatnya sosok  Pangeran Min merangkul pundak pria berumur sekitar 50 tahunan dan seorang tabib yang tengah meracik obat.

Kedatangannya yang membelakangi cahaya, membuat semua pasang mata menatapnya. Tak terkecuali dengan Pangeran Min.

"Huh, kau datang juga," sambutnya dengan nada yang tak mengenakkan.

Pria bermarga Kim itu  tersenyum simpul untuk menanggapinya. "Maaf aku baru datang."

"Ya aku tahu. Kau pasti sedang sibuk menjalankan tugas. Bagus memang, tapi—"

Pangeran Min sengaja menjeda kalimatnya, karena membantu sang tabib memberikan obat herbal pada pria di rangkulannya itu.

Setelah usai dengan acara membantunya, Pangeran Min kembali menatap Victory.

"Sepertinya kau sedikit kurang berhati-hati," lanjut sang pangeran sehingga menuai kerutan dalam di di dahi Victory.

Pria bermata sipit itu beranjak dari posisinya, karena kebetulan sang pria yang terluka tadi sudah bisa ditangani sendiri oleh tabib.

Lirikan mata yang diyakini sebagai pertanda untuk mengikutinya Victory dapatkan. Ia tahu, jika sudah seperti ini pasti Pangeran Min ingin berbicara di tempat yang kondusif.

Dan benar  dugaannya. Dia menyuruhnya berhenti di gudang penyimpanan jerami dan umbi-umbian hanya untuk membicarakan sesuatu yang penting.

Dalam hati Victory mendengus, dirinya sedikit sensitif dengan jerami. Maka dari inilah, dia menatap tak suka ke sekitarnya.

"Jadi, kau sepertinya melupakan satu hal."

"Eoh? Melupakan apa? Aku sudah menjalankan tugas. Dan Bae Hoyoung menerimaku dengan baik."

"Iya, dia baik padamu. Tapi tidak dengan kami."

Akibat pernyataan singkat tadi, kedua alis Victory tertaut. Merasa tak paham dengan maksud pembicaraan Pangeran Min kali ini.

In Your Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang