[follow sebelum baca!!]
Warn!! Part awal masih berantakan, tolong pengertiannya ygy.
Cover dari pinterest.
"Gue suka kak Viktor, kayak gue suka Matematika."
- Athala
"Berdoa aja supaya gue kayak Matematikanya lo."
- Viktor
Viktor, vokalis Revenge...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[happy reading]
jangan lupa komen banyakkk ya😄😄
udah Juli aja ya, udah mau masuk sekolah lagi dong 🤔🤔
semangatt!!!
play mulmed [Puisi-Jikustik]
- - -
Sebelum acara tahunan OSIS diselenggarakan, perwakilan dari siswa siswi kelas sepuluh dan sebelas akan mengikuti lomba Marching band yang diikuti oleh seluruh sekolah se-kota.
Diadakan di alun-alun kota. Selain peserta marching yang banyak, penonton juga datang memadati seluruh penjuru, siswa siswi SMA Putra Bangsa juga banyak yang hadir.
Acara dibuka oleh sambutan-sambutan panitia penyelenggara.
Kali ini, Faya berada di barisan penonton terdepan berdampingan dengan anggota Strangers serta Alfaraz, Viktor, dan Zidan. OSIS lagi-lagi menjadi sukarelawan untuk membantu persiapan. Sudah panas, ditambah harus memakai jas OSIS berlengan panjang. Terima nasib aja.
Athala juga menjalankan tugasnya sebagai seksi bidang teknologi. Iya, ia menjadi dokumentasi bersama anggota sekbid lainnya.
“Dulu kita juga gitu.” ujar Viktor ke Zidan sembari senyum.
SMA Putra Bangsa mendapat nomor lima untuk tampil. Dan saat mereka memasuki lapangan, sorakan dari The Strangers memenuhi pendengaran. Athala senyum melihat kehebohan itu.
Di lapangan terlihat Diandra memimpin di depan, sudah saatnya untuk melaksanakan tugasnya sebagai gitapati. Dibantu oleh dua mayorette ia memulai pertunjukan. Barisan alat tiup dan alat pukul memulai diikuti para colour guard yang memainkan bendera mereka.
Disya ada di barisan depan, sangat lihai memutar bendera yang ia pegang. Diandra juga sesekali memutar tongkatnya seraya melakukan dance. Anak dance, gitapati sekolah lagi, siapa yang tidak kenal?
Athala juga sedari tadi berjalan kesana kemari untuk mendapatkan sudut foto yang pas.
Ditengah pertunjukan yang sedang berlangsung itu, Viktor menangkap seseorang yang tidak asing dengan matanya. "Athala." gumamnya yang hanya ia dengar sendiri.
Menoleh ke lapangan, ia masih melihat Athala ada di sana dengan kamera ditangannya. Saat menoleh lagi ke orang yang tidak jauh dari tempatnya berdiri, mata mereka bertemu dan anehnya orang yang ia pikir Athala itu tersenyum dengannya.
Zidan berdesis kesal karena Viktor sedari tadi menyenggol lengannya, membuat tidak bisa menikmati pertunjukan. Saat Zidan menoleh, Viktor lantas bertanya di mana Athala dan langsung mendapat pelototan Zidan.