Happy Reading
---
Hari jumat ini, seluruh siswa siswi SMA Putra Bangsa dikumpulkan di aula sekolah. Perwakilan beberapa panitia bazar yang berangotakan anak kuliahan datang untuk memberi informasi tentang bazar yang akan diadakan besok hari sabtu.
Untuk anak OSIS kelas 10, 11, dan 12 di minta wajib datang. Tujuannya ya supaya menjadi contoh untuk teman yang lain. Jadi OSIS harus siap jika sedang ada event-event seperti itu.
Athala, Disya, Faya, dan Diandra berjalan kembali kekelas bersama. Setelah insiden penjelasan Alfaraz yang berakhir Alfaraz kesal sendiri, mereka berempat sudah baikan kembali. Tinggal tunggu kabar untuk band Revenge yang belum tahu nasibnya.
“Besok pada mau datang gak?” tanya Disya yang berada ditengah–tengah Diandra dan Faya.
Athala berjalan diujung kiri dengan bersedekap dada. “Gue iya, OSIS disuruh wajib.” ujarnya seraya menganggukkan kepala.
"Ya gitu deh jadi OSIS. Gue aja mengundurkan diri." tiba-tiba Faya menceletuk.
Diandra menatap sinis Faya, "Palingan juga enggak masuk kalo lo daftar."
Disya menghela napas kesal karena pertanyaannya tidak di tanggapi.
“Gue ngikut aja.” komentar Diandra seraya cengengesan setelah melihat ekspresi Disya.
“Tapi gue sama Cakra ya, udah lama enggak main bareng.” ucap Faya.
“Diva OSIS, berarti nanti gue sama dia.” ucap Disya yang sampai sekarang ini masih pdkt dengan adek kelasnya itu.
Diandra membuang muka. “Faya sama pacar, Disya sama gebetan, Athala gue gak yakin sih tapi bakal bareng sama kak Viktor kayaknya.” mendengar ucapan Diandra, sontak ketiganya menoleh kearah Diandra. “lah gue sendiri aja nih?” lanjutnya sok sedih.
“Bawa si Gilang Arano.” ujar Faya.
“Udah enggak sama dia gue.” jawaban Diandra membuat Athala, Disya, dan Faya tertawa. Memang ya penderitaan teman adalah kebahagian kita.
Belum sampai kelas, mereka berpapasan dengan Alfaraz, Viktor, dan Zidan yang baru saja dari kantin hendak kembali ke kelas. Hubungan Diandra dan Alfaraz sudah menemukan titik terang, walaupun mantan akhirnya mereka berdua bisa bersikap seperti teman biasa, mengabaikan status mantannya. Walau kadang masih canggung. Tapi canggung gimana sih kalau ada Alfaraz?
“Kak Zidan, besok gue bareng ya. Jemput rumah.” pinta Athala yang kali ini tangannya sudah berada disamping badannya.
“Motor lo ada kan.” sahutnya dingin. Zidan kembali seperti dulu lagi, cuek walaupun Athala saudara sepupunya.
“Males.” ucap Athala. “pake yang matic aja ya, kalo yang motor gede lo itu naiknya susah.” Athala request dengan motor yang akan dikendarainya besok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Viktor Bukan Vektor
Fiksi Remaja[follow sebelum baca!!] Warn!! Part awal masih berantakan, tolong pengertiannya ygy. Cover dari pinterest. "Gue suka kak Viktor, kayak gue suka Matematika." - Athala "Berdoa aja supaya gue kayak Matematikanya lo." - Viktor Viktor, vokalis Revenge...