17 - Karya Wisata The Strangers

55 6 25
                                    

Seminggu setelah lomba olimpiade sembilan mapel terselenggara, hari Sabtu ini anggota inti The Strangers berangkat ke Yogyakarta untuk peresmian Althan sebagai ketua yang baru, Reka sebagai wakilnya, Rasya dan Hendi sebagai sekretaris, serta Vano dan Diki sebagai bendahara.

Dari dua ratus anggota inti, hanya sekitar seratus anak yang ikut ke Yogyakarta, jadi mereka hanya menyewa 2 bus. Athala, Diandra, Disya, dan Faya termasuk yang ikut. Untuk tempat duduk mereka di bus ditentukan oleh panitia. Karena Athala anggota OSIS, jadi ia bisa satu bus dengan ketiga temannya.

Kali ini Athala duduk dengan Disya dan disebelah kanannya ada Diandra dengan Faya. Kebanyakan yang ada dibus bersama Athala itu anak kelas 12. Bisa dilihat, dibelakang Faya dan Diandra ada Rania dan Nabila. Sebelahnya ada Zidan dan Viktor.

"Thal, mintain headset gue di Disya." ucap Diandra.

Athala mengulurkan tangannya ke Diandra memberikan headset yang dimintanya.

Athala menengok kebelakang, tempat duduk Zidan dan Viktor. Ia ingin berbicara dengan Zidan, tapi yang dilihatnya malah wajah Viktor. Athala yang sudah membuka mulutnya berakhir bengong membuat Viktor menaikkan sebelah alisnya.

Athala mengerjapkan matanya, "Zidan, dari mama." ucapnya seraya mengulurkan kantong plastik mengabaikan Viktor. Memanggil nama Zidan tanpa menggunakan embel-embel 'kak sudah menjadi kebiasaan Athala akhir-akhir ini.

Zidan menerima dengan senyuman, sedangkan Nabila terlihat curiga dengan Athala dan pacarnya itu. "Apa yang lo kasih ke pacar gue?" tanya Nabila dengan nada yang tidak bersahabat.

Athala diam-diam berfikir, kenapa Nabila seperti tidak menyukainya padahal ia saudara pacarnya. Kemudian sifat jahil Athala keluar ingin mengerjai saudara beserta pacarnya itu.

"Gatau dari mama gue, katanya suruh ngasih ke calon mantu." sahut Athala dengan tampang yang ia buat sepolos mungkin.

Nabila sudah menahan marahnya hendak merecoki Zidan dengan pertanyaan yang ia pikirkan.

"Parah lo." bisik Disya yang duduk dekat jendela. Athala masih menahan untuk tidak tertawa.

"Oh, bilangin deh ke mama lo kalo Zidan udah punya pacar." sahut Nabila sinis.

Athala mengangguk. "Udah tau kok kalo Zidan pacar lo."

"Ya terus kenapa lo mau?"

"Ya kali gue mau." gerutu Athala.

Zidan menghela nafas kemudian menjelaskan kepada Nabila tentang hubungannya dengan Athala. Rania sudah tertawa dari tadi.

"Maaf deh, kak Nabila." sesal Athala yang masih menahan tawanya. Nabila tidak menjawab karena masih menahan untuk tidak menyemburkan amarah yang sedari tadi ia tahan.

Setelah perjalanan yang cukup jauh dan lama, akhirnya mereka sampai ditempat tujuan. Kalau bayangan kalian mereka menyewa hotel jawabannya tidak, apalagi villa. Mereka menggunakan tenda yang semua keperluan untuk mendirikannya sudah disediakan panitia.

Perempuan yang ikut hanya berjumlah 30-an anak. Mereka berangkat ke Yogyakarta juga didampingi oleh guru. Tentu guru olahraga dan perwakilan dari waka kesiswaan serta pembina OSIS.

"Untuk sekarang tolong semuanya tenda harus berdiri dulu. Setelah itu panitia akan membagikan rundown acara." jelas Aldi, ketua The Strangers yang merangkap sebagai ketua panitia. Semua peserta mengangguk mengerti.

"Sumpah ya, gue gak bisa masang tenda." ujar Diandra seraya mengipas-kipas wajahnya menggunakan tangan.

"Disya, lo bisa kan? Dulu lo anak pramuka kan?" tanya Athala. Disya mengangguk.

Viktor Bukan VektorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang