62 - Terima Kasih Bali

14 2 0
                                    

- - -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- - -

Pantai selalu menjadi pilihan pertama untuk mereka, suara ombak yang menggulung, ditambah dengan suasana yang lumayan sepi, sangat menyenangkan untuk healing.

Diandra, Disya, dan Faya masih suka heran jika Agatha, Athala, Aletta berdiri berjejeran. Wajah mereka sangat identik, bisa dipastikan orang-orang tidak bisa membedakan mereka.

Tapi, perbedaan ketiganya sangat terlihat. Agatha dengan rambut separuh merah, Athala rambut pendek sebahu, dan Aletta rambut hitam panjang. Dan tinggi badan ketiganya pun berbeda.

Athala menatap senja didepannya dengan senyuman diwajah. Tidak menyangka, diumurnya yang baru akan menginjak 20, ia sudah mengalami banyak hal, ditambah dengan dua kembarannya yang tidak pernah ia sangka.

Agatha benar-benar rapi dalam menjalankan misinya, Athala tidak bisa membayangkan hal tersebut.

“Thal,” Viktor tiba-tiba sudah berada di samping kanannya.

Athala tidak menjawab, hanya menoleh, kemudian menatapnya lama. Pikiran Athala sudah kemana-mana, banyak sekali yang berputar di kepala.

“Maaf untuk pertanyaan gue malam itu.”

Athala menjawab dengan anggukan kepala.

Di belakang mereka, Agatha sudah siap dengan kamera HP, siap memotret kedua sejoli yang masih berhadapan.

Dan mereka semua menikmati senja yang perlahan menghilang, bersama dengan pemandangan yang membuat mereka tersentak.

Viktor memeluk Athala.

“WOI WOI WOIII.”

“MINIMAL JADIAN.”

Athala menoleh, melempar tatapan mematikan, namun yang didapat adalah tawa dari teman-temannya.

Beranjak dari pantai, mereka kembali ke penginapan dengan berjalan kaki.

Athala ingat, pacar Diandra adalah salah satu keluarga Danuwangsa. Bukankah kesempatan emas?

“Azamka?” panggil Athala.

Mata Diandra sudah memicing curiga. Athala tersenyum.

“Santai elah, Di. Ga bakal gue ambil.”

Kembali ke Azamka. “Btw, mau tanya.”

“Athala, ini liburan, please lah, masalah pekerjaan gausah dibawa!” Agatha sangat tahu bagaimana Athala, tapi Athala tidak menggubrisnya.

“Gimana caranya Danuwangsa bisa kerja sama dengan Ragatra?”

“Minimal tunangan sih.” Jawaban Azamka tidak memenuhi harapan Athala.

“Agatha, Aletta, ada yang mau tunangan sama Gabrilino Danuwangsa?” tanya Athala kelewat santai.

Setelah Athala melayangkan pertanyaan tersebut, kompak Agatha dan Aletta mengangkat tangan kiri, menunjukkan cincin yang melingkar di jari manis mereka.

Viktor Bukan VektorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang