25 - Revenge Bubar

42 5 21
                                    

Hai haiii, dah lama kagak update 😁😁

Puasa udah mau selesai, lebaran tinggal berapa hari.. cakep. Bukan pantun kok 😂

Kemarin-kemarin aku lagi bingung mikir kuliah, hehe..

Btw, aku dah lulus lohhh😊😊

Happy Reading 🤗🤗

🌼🌼🌼

Tepat pulang dari W'COFFEE, Zidan dan Nabila putus. Nabila yang memutuskan. Karena itu, Zidan yang masih terbawa amarah melampiaskan marahnya ke Alfaraz dan Viktor, bahkan teman satu kelas mereka juga terkena marahnya.

Wajar mereka kaget, karena Zidan belum pernah seperti ini sebelumnya. Zidan tipe cowok yang setia, apalagi dia pendiam, tidak banyak yang tahu bagaimana sifat dia yang sesungguhnya.

Bahkan Viktor saja kaget dengan sikap Zidan kepadanya. Jadwal manggung mereka juga kacau. Hubungan ketiganya sedang tidak baik.

Walaupun mereka berkumpul dirumah Alfaraz, tempat mereka latihan, mereka hanya diam. Sibuk dengan pikirannya sendiri–sendiri. Viktor yang paling tidak suka jika mereka seperti ini, ia takut akan kehilangan teman untuk yang kedua kalinya.

“Zid, udah lupain! Dia udah gak mau sama lo.” ujar Viktor memecah keheningan.

“Vik, lo mending diem dulu deh.” ucap Alfaraz yang duduk disampingnya. Alfaraz tahu betul gimana sifat Zidan, mereka berdua sudah kenal sejak SD. Baru, di SMA ini mereka mengenal Viktor.

Viktor menatap jengkel Zidan. “Mau gimana lagi?”

“Tau apa sih kalian?” tanya Zidan dengan nada yang sudah tidak enak.

“Lupain Nabila, dia udah punya yang baru.” ujar Viktor, “bahkan dia yang lepas lo.”

“Lo gak ada diposisi gue.” sahut Zidan.

“Terus apa? Gara–gara lo, kita gak jadi latihan.” geram Viktor yang sudah emosi.

Zidan tidak menjawab, namun kedua tangannya sudah mengepal. Viktor melirik, kemudian senyum miring.

Tanpa aba-aba, Viktor sudah terkena bogeman Zidan. Dan keduanya saling pukul karena amarah masing-masing.

Alfaraz hanya menyaksikan kedua temannya yang sedang berkelahi, alasan ia tidak melerai adalah bukannya mereka berhenti malah dirinya yang akan kena tonjokan kedua temannya itu.

Biarkan saja, nanti kalau mereka capek pasti akan berhenti. Mereka tidak akan memukuli satu sama lain sampai salah satunya mati. Jadi, Alfaraz bisa tenang.

Dasar Alfaraz, temen macam apa kau ini?

•••

“Revenge bubar.” gumam Disya yang duduk dibangku Athala, sebelah Faya. 

Faya yang sedari tadi sibuk memegang hp langsung menghadap Disya. Kemudian Disya menyodorkan hpnya ke Faya.

“Wah enggak terima gue kalo gini.” Faya mencak-mencak sambil menggelengkan kepala.

Athala mencoba melihat layar hp Disya yang berada ditangan Faya. “Apaan sih?”

“Ada rumor kalo Revenge bubar.” jelas Disya.

“Bandnya kak Zidan kan?” ucap Athala seraya menaikkan alisnya.

“Pantes sih, kemarin pas gue ke rumahnya kak Zidan, muka dia lebam gitu sampe ada yang berdarah. Kayaknya sih berantem sama kak Viktor kalo gak ya kak Alfaraz.” jelas Athala.

Viktor Bukan VektorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang