31 - Potongan Masa Lalu

34 5 29
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[happy reading guy's]

selamat hari kamis, buat kamu pemilik senyum manis...

sorry for typo 🙏

udah ku kasih noted, per chapter hanya sekitar 1k words!!

bagian italic adalah flashback

- - -

Hari terakhir classmeeting, banyak yang tidak masuk sekolah. Padahal hari terakhir itu puncaknya. Saat kebanyakan siswa berkumpul di lapangan. Athala malah ke toilet, sendiri.

Saat masuk ke toilet, Athala segera mengecek seluruh bilik untuk mengetahui kosong apa tidak dengan tidak santai.

Setelah mengecek dan memastikan semua kosong, Athala mengunci pintu toilet. Berdiri di depan wastafel serta cermin yang menampilkan dirinya. Athala tersenyum miring, apalagi saat melihat seseorang yang ditunggunya keluar dari bilik toilet.

“Sonya Liliana, apa kabar?” ucap Athala sinis yang menatap tepat mata Sonya melalui pantulan cermin.

“Mau apa?” sahut Sonya ketus.

“Gimana hubungan lo sama kak Janura, cucu pemilik saham terbesar perusahaan Papa lo?” tanya Athala yang lebih ke mengintimidasi.

Sonya mengernyitkan dahinya, belum ada yang tahu tentang hubungan Sonya dengan Janura Danuwangsa. “Dari mana lo tau tentang kak Janu?”

Athala tidak menjawab, berbalik menghadap Sonya dan malah menjambak rambut Sonya yang hitam legam itu.

“Gimana rasanya tiba-tiba dijambak padahal lo enggak tau salah lo dimana?” pertanyaan Athala mengandung banyak emosi, Sonya masih berusaha melepaskan rambutnya dari tangan Athala.

“Lo enggak inget sama gue? Apa aja yang lo lakuin ke gue?” tanya Athala dengan geram.

Sonya jatuh terduduk di hadapan Athala, kepalanya membentur dinding tembok.

Athala masih mengoceh, mengabaikan Sonya yang merintih kesakitan. “Apa yang udah lo lakuin ke adek gue?”

"Al-let ta?”

Belum sempat Athala menjawab, gedoran pintu toilet menganggu aksinya.

Athala senyum menyeringai kemudian membuka pintu toilet yang ia kunci. Faya, Disya, dan Diandra menerobos masuk. Faya menyeret Athala keluar, Diandra dan Disya menolong Sonya. Walaupun gak suka, tapi Sonya teman sekelas mereka.

Athala hanya menurut saat diseret Faya menuju pinggir kantin yang sepi. “Lo kenapa sih, Thal?”

“Apanya yang kenapa?”

Viktor Bukan VektorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang