Setelah insiden Diandra pindah tempat duduk, hubungan mereka jadi pecah. Terlebih lagi, Diandra keluar dari grup WA. Memang ya, siklus temenan seperti itu. Dari tidak kenal, kemudian kenal, kenal jadi dekat, setelah dekat ada masalah sedikit langsung jauh, bahkan sampai ada yang enggak kenal kalau mereka itu teman. Masa sekolah memang seperti itu.
Athala, Disya, dan Faya duduk dikantin bertiga. Walaupun Disya dikelas duduk dengan Silvi, mereka tidak bisa cepat akrab. Selain Sonya, Silvi juga dekat dengan Riska.
“Diandra pas latihan marching juga nyuekin gue. Gue gak tau gue salah apa.” jelas Disya. Kalian tahu kan, Disya punya trauma tentang orang hilang, dari sana lah Disya mulai mengalami gangguan kecemasan berlebih.
“Kita ada salah gak sih?” tanya Athala yang juga bingung.
Faya menggelengkan kepala tidak tahu. “Kita juga kenal baru berapa bulan, masih belum ngerti tentang dia gue.” Disya mengangguk setuju dengan ucapan Faya.
“Apa mungkin dia denger pas gue bilang suka kak Alfaraz?” ucap Athala mencoba menebak.
“Boongan juga.” celetuk Faya.
Disya menepuk tangannya sekali. “Pas itu, sebenarnya Diandra ada disana, terus denger Athala ngomong gitu, tapi enggak sampai akhir si Diandra udah pergi.” Athala dan Faya menatap Disya heran.
“Jenius kan gue?” ujar Disya seraya menaikkan sebelah alisnya.
“Jenius dari mananya.” cibir Athala.
“Sinetron banget. Ckckckck.” decak Faya.
“Tapi bisa juga bener loh.” ucap Disya meyakinkan. Athala mengangguk ragu.
Saat pulang sekolah Athala segera menghampiri Diandra, namun Diandra menjawab dengan sangat tidak bersahabat. Ketus.
“Lo kenapa sih? Gue ada salah sama lo? Bilang, jangan jauhin Disya sama Faya.” ujar Athala.
“Yang ngehianatin gue apa lo?” sahut Diandra seraya menaikkan sebelah alisnya.
“Maksudnya?” beo Athala yang tidak paham.
Diandra tertawa sinis. “Mulai dari lo yang manfaatin hubungan gue sama kak Alfaraz?” Athala masih tidak mengerti.
“Sampai akhirnya lo suka sama kak Alfaraz.” ucap Diandra.
“WAW... Gak nyangka gue.” ucap Alfaraz yang tiba–tiba datang.
Athala diam, tidak tahu akan berkata apa lagi. Apalagi dengan munculnya Alfaraz yang tiba–tiba.
“Udah deh, gue mau pulang. Kalian serah mau ngapain.” ujar Diandra yang terlihat kesal, kemudian pergi.
Setelah Diandra pergi, Alfaraz dan Athala hanya diam canggung.
“Emang bener lo suka gue?” tanya Alfaraz memecah keheningan.
“Eh?” ucap Athala linglung.
Dari kejauhan, Disya dan Faya terlihat menghampiri Athala dan Alfaraz begitu juga Viktor dan Zidan yang ingin mengajak Alfaraz pulang.
“Boongan kak.” Ujar Disya.
“Apanya yang boongan?” tanya Viktor yang ternyata penasaran.
“Athala suka gue.” jawab Alfaraz seraya cengengesan.
“Emang iya? Bukannya suka sama Viktor?” tanya Zidan.
“Ya enggaklah.” sangkal Athala cepat.
“HAH?” teriak Disya dan Faya bareng. Alfaraz, Viktor, dan Zidan juga serempak menatap Athala menuntut penjelasan.
“Itu, enggak suka kak Alfaraz.” cicit Athala menundukkan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Viktor Bukan Vektor
Teen Fiction[follow sebelum baca!!] Warn!! Part awal masih berantakan, tolong pengertiannya ygy. Cover dari pinterest. "Gue suka kak Viktor, kayak gue suka Matematika." - Athala "Berdoa aja supaya gue kayak Matematikanya lo." - Viktor Viktor, vokalis Revenge...