61 - Kapan Pacaran

10 2 0
                                    

- - -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- - -

Liburan semester, Viktor memenuhi ucapannya, ia kembali. Ia melihat kedua temannya menjemput di bandara, Alfaraz dan Zidan. Sedari tadi, ia melihat sekeliling, mencari seseorang.

“Kalo nyari Athala, dia enggak ikut.” ucapan singkat Zidan memberikan jawaban untuk Viktor.

“Lagian, cewek lo sibuk bener sekarang.” lanjut Alfaraz.

Viktor hanya menganggukkan kepala seraya tersenyum. Orang-orang terdekatnya sudah menganggap Athala adalah miliknya, kalau Athala mendengar pasti langsung mencak-mencak tidak terima. Viktor kembali senyum membayangkan hal tersebut.

Athala, perempuan yang dulu diam-diam menyukainya itu sekarang memang menjadi orang penting. Lebih penting dibandingkan dengan Athlas kalau menurut Viktor.

Viktor mengirimkan pesan kepada Athala berupa foto dirinya yang sudah sampai di bandara, tapi tidak dibalas, hanya dilihat.

Sepertinya Viktor menerima karma, kalau dulu Athala yang lebih sering mengiriminya pesan dan berakhir hanya ia baca, atau lebih parah tidak ia buka. Sekarang Viktor merasakan hal itu.

“Lusa kita berangkat, sesuai rencana yang dibuat Diandra.” Zidan menginformasikan.

“Jadi ke Bali?” tanya Viktor.

“Jadi lah, tiket udah beli.” sahut Alfaraz.

“Tapi, temannya Athala yang satu, emang udah balik? Sama Aletta emang udah?” tanya Alfaraz.

Pertanyaan Alfaraz tidak terjawab karena Viktor dan Zidan juga tidak mengetahui hal tersebut.

“Mau mampir ke Athala, Vik?” tanya Zidan.

“Enggak, nanti aja gue sendiri.”

Selanjutnya percakapan mereka tidak jauh dari kelanjutan hubungan Alfaraz dan Disya serta Athala dan Viktor. Masih ingat? Kalau membahas Athala tidak akan ada habisnya.

Tidak lupa, Viktor memasang snapgram foto bersama kedua temannya, bahwa ia sedang liburan. Banyak direct message yang masuk, tapi satupun tidak ada dari Athala. Perempuan itu benar-benar mengabaikannya untuk saat ini.

“Iiihhhh, Athala. Ini Viktor lo kacangin? Sumpah, tega banget.” Agatha yang tidak sengaja melihat room chat milik Athala langsung bersuara.

Mereka, tiga bersaudara sedang berkumpul, di rumah Fazan, bersama Fazan dan Nadira. Mereka hendak membahas masalah penting.

Fazan dan Nadira heran melihat kelakuan Agatha, sangat beda dengan Athala. Pantas, jika Sakhaf meminta Athala yang memegang Ragatra, sepertinya ia sudah memiliki feeling.

“Dasar Agatha, mulutnya bener-bener.” umpat Athala.

Aletta menggelengkan kepalanya, kedua kembarannya sangat membuatnya pusing.

Viktor Bukan VektorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang