(Diki Ilham M)
- - -
Hari Kamis, tiba-tiba ada pengumuman, para guru sedang mengadakan rapat untuk membahas ujian tengan semester mendatang.
Dan di jam pertama ini, kelas 11 IPA 6 mendadak ramai karena Diki dan Riska yang diutus oleh wali kelas mereka, Ibu Andin untuk merubah tempat duduk kelas.
Sebenarnya bukan hanya Ibu Andin, perintah untuk rolling tempat duduk kali ini berasal dari Ibu Rika, guru Bahasa Indonesia dan juga Ibu Indah, guru Matematika yang sedang hamil.
Katanya, sumpek melihat pemandangan anak laki-laki kelas 11 IPA 6 yang duduk bergerombol di belakang. Berhubung yang meminta Ibu Indah dan beliau sedang hamil, jadi pendapat itu langsung ditanggapi oleh wali kelas, didukung juga oleh Ibu Rika.
Sebagian anak tidak mau ganti tempat duduk, alasannya sudah nyaman. Seperti Disya yang juga tidak setuju. Kalau Faya sih biasa saja, pasrah anaknya. Diandra juga tidak terlalu memikirkan, ia malah makan nasi kuning yang tadi ia beli bersama Athala di kantin.
"Ada usul buat ngacak gak?" tanya Riska yang kali ini berdiri di depan kelas bersama Diki. Namun Diki duduk di kursi guru, terima beres.
"Gue ngikut aja." sahut Silvi.
"Voting aja gimana?" usul Sonya.
"Gue jangan belakang pokoknya." ucap Disya.
"Iya." jawab Diki seraya melotot karena gemas dengan kelakuan Disya.
"Itu aja, pake kertas kaya undian gitu lo, jadi buat tiga dua, nanti urut absen masuknya." Faya memberikan usulannya.
"Bagus tuh, pinter bener temen gue." ucap Ali setuju.
Kemudian mereka sepakat meroling tempat duduk dengan cara Faya. Tapi dengan syarat tidak boleh ada sampah yang tertinggal. Bisa ngamuk nanti Sonya.
Dengan berat hati, seluruh anak kelas 11 IPA 6 memberesi barang-barang mereka kemudian keluar dari kelas, menunggu giliran masuk yang urut absen.
Athala masuk nomor 2, mengambil kertas dan mendapat nomor meja 29, itu berarti pojok kanan ketiga dari depan. Ia menghela napas walaupun sudah mengenakan kacamata lensa minus duduk di pinggir sangat tidak ia suka.
Giliran Diandra, ia mendapat tempat di sebelah kiri Athala, sebangku dengan Ali. Kali ini Disya dan Faya beruntung, mereka sebangku, namun Faya menggerutu kesal karena dapat depan lagi.
Athala juga membujuk Ali untuk tukar tempat, tapi langsung dilarang oleh Riska. Katanya tidak boleh ada yang bertukar.
Athala duduk dengan Diki, ketua kelas yang tingginya mencapai 180 cm. Athala bukan yang paling pendek, tapi kalau di sandingkan dengan Diki jelas anjlok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Viktor Bukan Vektor
Roman pour Adolescents[follow sebelum baca!!] Warn!! Part awal masih berantakan, tolong pengertiannya ygy. Cover dari pinterest. "Gue suka kak Viktor, kayak gue suka Matematika." - Athala "Berdoa aja supaya gue kayak Matematikanya lo." - Viktor Viktor, vokalis Revenge...