11 - Terungkapnya Revenge

85 14 17
                                    

Minggu ini aku double up ya

Malam minggu kalian kemana? Baca Viktor Bukan Vektor aja yakkk

Koreksi typo!!!

Dengerin lagu dimulmed ya

--------------------

Malam minggu kali ini, Athala, Disya, Diandra berada di Choffe Kafe berkat paksaan Faya. Selain karena minuman berkafein, Faya penasaran dengan member band Revenge yang katanya masih SMA.

Sebenarnya Athala sudah menolak, karena paksaan Faya dan katanya Faya akan traktir, jadilah ia disini bersama tiga temannya itu. Disya sudah siap dengan dua hp di depannya. Apalagi kalau bukan download drama korea, selagi free wifi kenapa enggak, katanya.

“Pesen sana, Fay! Katanya mau traktir.” Suruh Athala.

“Gratisan aja gas pol.” Ucap Faya. “Mau apa?”

“Latte, es ya.” Ucap Diandra dengan semangat.

“Gue samain Diandra aja.” Tambah Disya yang masih newbie dalam dunia perkopian.

“Caramel Machiato.” Ucap Athala. Dua kali kesini ia selalu pesan itu, mungkin sudah jadi favoritnya. 

Pas sekali, saat minuman mereka datang, ada laki – laki yang naik ke stage. Memperkenalkan diri sebagai manager kafe.

“Selamat malam semuanya, hari ini kami memenuhi janji minggu kemarin bahwa akan tampil perdana band Revenge. Bukan artinya band balas dendam loh ya. Langsung saja kita panggil untuk naik ke stage ini.”

Kemudian tiga laki – laki naik ke panggung, salah satunya membawa stick drum. Membuat Faya, Disya, dan Diandra menganga tidak percaya.

“Eh, kok kayak kenal sama mereka sih.” Ujar Athala tidak yakin, karena pandangannya tidak jelas. Kemudian beralih menghadap ketiga temannya, “Mingkem woi.” Ucap Athala.

“Ya, mereka sudah disini. Alfaraz gitaris, Zidan drummer, Viktor vokalisnya.”

Saat mendengar nama – nama yang disebutkan, gantian Athala yang menganga tak percaya, karena tebakannya benar. Faya, Diandra, dan Disya yang sekarang menatapnya tajam.

“Mingkem.” Ucap Disya.

“Awas liurnya netes.” Ucap Faya.

“Maju sana kalo gak percaya.” Ucap Diandra.

“Beneran kak Viktor itu di depan? Mata gue blur tapi kok bener kalau itu dia.” jelas Athala masih tidak percaya, sontak ketiganya mengangguk, membuat Athala mencari hpnya dan mengarahkan kameranya ke panggung.

“Daebak.” Ucapnya.

“Apanya daebak?” tanya Disya.

Athala tidak menanggapi lagi, fokus ke depan mendengarkan dan melihat walaupun tidak jelas. Faya menggelengkan kepalanya, kemudian mengajak ketiganya pindah tempat duduk yang lebih depan. “Maju aja kasian nih anak.”

“Pasti dari kalian ini ada yang satu sekolah kan? Mereka bertiga pasti terkenal disekolah, siapa yang gak kenal kan ya?” jelas laki – laki itu, manager kafe.

“Sebelum tampil, silakan kalau ada yang mau disampaikan.” Lanjutnya.

“Hai, Diandra.” Sapa Alfaraz singkat, membuat kehebohan ditempat. Diandra hanya senyum tipis, tidak seperti biasanya. Zidan dan Viktor hanya senyum.

“Sudah? Hanya itu? Diandra berarti apa buat Alfaraz?” goda manager kafe itu. “Oke, langsung saja kita lihat penampilan perdana band Revenge kita malam ini dengan lagu Pergi Hilang dan Lupakan oleh Remember Of Today.”

Viktor Bukan VektorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang