38 - Mundur Bareng

25 5 31
                                    

(Rania Falisha Anjani)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Rania Falisha Anjani)

tandai typo!!

happy reading

- - -

Minggu ini, anak Teater sedang sibuk. Mereka akan menampilkan drama, yang setiap tahun selalu diadakan sebelum kelas 12 lulus.

Tentu saja OSIS ikut andil. Sudah seperti kuli-nya SMA saja. Mulai dari membahas pembagian panitia, merekrut pemeran utama, menulis skrip, dan banyak lainnya.

Pembagian tugas panitia dilakukan oleh anak Teater. OSIS tinggal terima jadi. Tidak bisa milih.

Zidan, Viktor, Alfaraz termasuk orang yang dipilih untuk memainkan drama tersebut. Athala masuk ke ruang Teater bersama Diandra. Mencari namanya di kertas berisi tugas masing-masing anak.

Athala E F, OSIS, XI IPA 6, Dokumentasi. Namanya berada dalam kolom anggota OSIS. Sangat jelas, sie dokumentasi lagi.

“Ini kenapa pemeran utamanya Viktor sama Rania?” tanya Alfaraz yang tidak sengaja didengar Athala.

Athala langsung membalik lagi untuk melihat lembar selanjutnya, dan iya, benar. Nama Viktor dan Rania berada di paling atas, alias pemeran utama drama kali ini.

“Ya gapapa lah, cocok kok. Mereka juga udah setuju.” sahut Riska, wakil ketua Teater.

Diandra menoleh ke Athala, melihat raut wajah temannya yang tidak bisa ditebak. Belum sempat bertanya, Athala keluar membawa ponselnya yang tadi berdering.

“Hm?”

“Lo gak papa kan? Kok gue enggak tenang.”

“Rada kesel sih,”

“Thal, lo kalo ada masalah, apa gue ada salah sama lo ngomong ya, jangan diem. Kita itu kembar, apa yang lo rasain gue juga ngerasain.”

“Iya, Al. Udah ya, nanti aja ceritanya.”

Setelah obrolan singkat Athala dengan Aletta, Diandra sudah tidak ada ditempatnya lagi.

Athala memutuskan untuk menghampiri Gevano dan Riska selaku ketua dan wakil ketua Teater.

“Gue sie konsumsi aja ya?” pinta Athala memohon.

“Karena pemeran utamanya ya? Nanti deh coba gue omongin sama anak konsumsi.” Gevano yang menjawab.

Di sisi lain, Zidan juga bertanya ke Alfaraz yang memegang kertas pembagian tugas. “Athala dapet apa?”

“Dokumentasi.” Alfaraz menjawab pelan-pelan namun terdengar tegas.

“Hah? Yakin kuat tu anak?” tanya Zidan lagi. Alfaraz menggelengkan kepala tidak tahu. Viktor hanya menyimak obrolan kedua temannya.

Bel istirahat berbunyi, mereka yang ada di kelas berhamburan keluar menuju kantin. Namun, Disya dan Faya masih santai-santai. Pasalnya, tadi Athala dan Diandra mengajak membeli makan di luar alias lewat gofood.

Viktor Bukan VektorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang