53 - Selamat Datang di Keluarga Viktor

18 2 0
                                    

- - -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- - -

Seperti pengumuman minggu kemarin, besok senin kelas 12 SMA Putra Bangsa akan melangsungkan ujian praktek.

Hari sabtu ini juga, perwakilan band akan tampil sebagai peserta lomba mewakili SMA mereka.

Lagi, berkumpul di sekolah, 6 anak band beserta Athala dan Jeandra sudah sibuk masing-masing.

Aldi, Alfaraz, dan Viktor berkutat pada gitar dan bass, Zidan berdiri santai seraya memegang stick drumnya, Gilsya duduk, melihat kakak kelasnya yang sibuk. Revan sedang berdiskusi dengan pendamping band.

Athala dan Jeandra mengecek kamera mereka. Untuk urusan insta story video, Jeandra memegang kendali penuh, Athala juga sudah sangat mempercayai adek kelasnya itu untuk urusan editing video.

“Gimana? Semuanya aman?” tanya Revan menghampiri teman-temannya.

Tadi, Athala berangkat bareng Zidan, Gilsya dijemput Alfaraz, yang lain sendiri-sendiri.

“Berangkat ke tempat lomba naik mobil aja, motor kalian ditinggal sekolah gak papa.” ucap Pak Billy.

Hari ini Revan membawa mobil, ditambah Pak Billy juga.

Viktor dari tadi memperhatikan Athala yang sibuk dengan kegiatannya, tapi menurut Viktor, Athala sama sekali tidak menggubrisnya.

“Gue depan ya, kak.” Gilsya minta duduk depan, ia tidak bisa duduk dibelakang. Yang lain menyetujui.

“Dua anak ikut bapak kalo gak muat, kebetulan saya berdua sama Bu Aulia.” ucap Pak Billy. Mereka tau, Pak Billy dan Bu Aulia sedang pdkt.

“Noh, Aldi sama Jeandra aja.” suruh Alfaraz.

Mereka sih iya aja, setuju.

Athala dan Zidan duduk di tengah, Alfaraz dan Viktor di belakang. Dari tadi Alfaraz merecoki Athala tentang ujian praktek besok.

“Iya, kak Alfaraz, gue enggak lupa. Nanti gue bilangin ke temen-temen gue yang lain juga.” Athala gedek dengan kelakuan Alfaraz.

Saat semuanya diam, yang terdengar hanya alunan musik dari depan, Viktor memanggil Athala, membuat Zidan ikut penasaran.

Athala tidak menjawab, kemudian menerima pemberian Viktor.

“Dari Bunda, katanya lo suka.”

Athala tersenyum senang, roti matcha green tea, sudah pasti Alfaraz dan Zidan tidak akan meminta.

Mata Zidan memicing, “Ada hubungan apa kalian berdua?”

“Temenan lah, Zidan.” sahut Athala enteng.

“Kak Revan, Gilsya, mau gak? Roti matcha dari Ibunya kak Viktor.” tawar Athala yang langsung dijawab gelengan kepala oleh keduanya.

“Emang rasanya enak ya, kak?” tanya Gilsya.

Viktor Bukan VektorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang