- - -
Hari Sabtu, seharusnya libur untuk anak SMA. Tapi, di hari Sabtu ini, sebagian dari siswa siswi SMA Putra Bangsa yang akan mengikuti lomba olahraga minggu depan, berlatih di sekolah. Selain GOR yang ramai, ada juga 6 anak yang berlatih di ruang band.
Kali ini, 2 perempuan yang akan mewakili lomba panahan kompak mengenakan pakaian berwarna hitam, hanya Disya yang memakai kaos berwarna putih.
Diandra membawa mobil sendiri dan dengan tidak tahu dirinya Athala menyuruh Diandra yang sudah sampai sekolah memutar balik menjemput dirinya yang masih di rumah.
Karena ditinggal Diandra menjemput Athala, Disya gabung dengan Althan yang masih duduk di pinggiran.
Awalnya, Athala diminta bantuan untuk ikut berpartisipasi dalam penampilan band, namun ia menolak keras. Alhasil ia bertugas menjadi fotografer. Sepertinya Athala tidak jauh-jauh dari dokumentasi.
Seperti yang diberitahukan oleh Revan pada hari kamis, untuk band yang akan maju sebagai vokalis adalah Gilsya, Viktor akan bermain gitar bersama Alfaraz, Zidan tetap drummer, Aldi bass. Sedangkan Revan kali ini hanya akan mendampingi, gitaris sudah ada dua, jadi ia bisa sepenuhnya menjalankan tugas sebagai penanggung jawab, didampingi Pak Billy.
“Misi Assalamualaikum.” ucap Athala, membuat perhatian 6 anak berbeda gender itu mengarahkan pandangan mereka ke pintu.
“Waalaikumsalam.” sahut Revan, yang lain entah menjawab salam Athala atau tidak.
“Gue ada latihan panahan, maaf ya, pokoknya besok urusan foto aman di gue sama Jeandra.”
Setelah mengatakan kalimat tersebut, Athala menyeret Diandra kembali ke GOR.
“Jahat gue ditinggal.” Disya menghampiri kedua temannya yang masih berdiri di depan pintu.
Athala dan Diandra tidak menanggapi Disya. Malah berjalan menuju pelatih panah, Jina. Masih ingat Jina? Pelatih dance.
“Athala, mata gimana?” tanya Jina, ia juga tidak tahu kenapa Athala malah yang terpilih padahal Athala bukan anak panahan.
“Pake softlens, kak. Pedes sih, tapi udah latihan dari kemarin.” berterima kasihlah kepada Diandra, Disya, dan Faya, berkat ketiga temannya Athala bisa memakai softlens.
Jina mengangguk-anggukkan kepalanya seraya menyerahkan busur ke tiga gadis di hadapannya.
“Besok pas lomba Athala maju pertama untuk meminimalisir kegagalan mencetak point. Kedua Disya, baru Diandra.” Athala, Diandra, dan Disya hanya mangut-mangut setuju.
Athala mulai pertama, menyipitkan mata kirinya dan mulai fokus dengan target. Anak panah pertama meleset, menancap di nomor 7. Disya juga sama. Dan Jina sontak langsung memberikan tatapan tajamnya ke dua anak yang barusan selesai menembakkan anak panah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Viktor Bukan Vektor
Teen Fiction[follow sebelum baca!!] Warn!! Part awal masih berantakan, tolong pengertiannya ygy. Cover dari pinterest. "Gue suka kak Viktor, kayak gue suka Matematika." - Athala "Berdoa aja supaya gue kayak Matematikanya lo." - Viktor Viktor, vokalis Revenge...