55 - Kembali ke Realita

7 2 0
                                    

- - -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- - -

Kelas 12 sudah melewati rangkaian ujian. Beberapa dari mereka sudah ada yang mendaftar perguruan tinggi swasta, yang lain menunggu pengumuman lolos ke perguruan tinggi negeri. Ada juga yang memilih gap year.

Kali ini, purna OSIS kelas 12 berkumpul untuk membahas kembali persiapan graduation mereka. Tidak seperti rencana awal, dari sekolah diubah semuanya. Fajri dan Viktor yang kewalahan.

Susunan panitia graduation kembali dibedah. Pihak sekolah mengharuskan anggota OSIS kelas 12 dan 11 yang menjadi panitia pelaksana.

Anggota kelas 11 hanya bisa menerima, mereka membantu dengan senang hati, mungkin. Apalagi ada banyak rangkaian kegiatannya. Dari membuat buku tahunan sekolah hingga wasanawarsa nanti.

Pembentukan panitia langsung oleh ketua dan wakil acara kali ini, tidak seperti biasanya yang mereka dibebaskan memilih. Dan susunan panitia dilinearkan dengan seksi bidang yang dijabat.

Anggota sekbid Viktor berada di sie acara, namun ia tetap ditarik Fajri sebagai wakil kegiatan.

Setelah tadi malam di share susunan kepanitiaan, pulang sekolah langsung rapat perdana.

“Athala rapat mulu, gue bosen dengernya.” ucap Diandra, rencana pulang sekolah mereka gagal. Awalnya mereka ingin membeli seblak, dan yang membawa motor hanya Faya.

“Kalo kalian mau gapapa sih.”

“Ogah, nanti gue baliknya gimana? Kan tadinya gocar patungan sama lo, sendiri boros.” sahut Diandra.

“Besok aja deh, kalo kegiatannya udah selesai.” Faya menengahi.

“Tunggu ya, ini bakal lama kata gue, soalnya diubah total, beda sama awalnya.”

Setelah menyelesaikan diskusi, Athala segera ke ruang OSIS. Dan ya, ia orang ketiga yang datang setelah Fajri dan Viktor. Yang lain entah kemana.

“Tumben lo gercep. Dulu pas rapat rutinan lo sering ngaret.” Fajri sedikit heran.

“Gue kira udah rame. Hehe.”

Athala beralih menatap Viktor, banyak pertanyaan dikepalanya. Wallpaper room chat whatsapp milik Viktor dan isi folder yang tidak sengaja ia lihat.

Viktor ganti menatap Athala, menunjukkan gestur bertanya 'apa?', namun Athala menggeleng.

Fajri mengernyit, melihat dua orang di hadapannya sedang kode-kodean.

“Kalo mau ngobrol, ngobrol aja kali, gausah kodean.”

Mantan ketos ini sangat peka.

Beberapa saat kemudian RO mulai ramai, terlihat Zidan membawa kantong plastik berisi batagor tanpa saus kacang. Memberikannya ke Athala.

“Tinggal keluar beli sendiri, susah ya?”

“Mager. Makasi ye kak Zidan.”

Setelah semua sudah berkumpul, rapat segera dimulai. Pembahasan awal untuk pembuatan buku tahunan sekolah.

Viktor Bukan VektorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang