Ada Apa Dengan Zidan?
Ayo baca!! Cerita ini awalnya ngebosenin? Iya banget kan. huhu...
Komen ya, klik bintangnya juga, share ke temen juga boleh biar samaan bacaan, hehe..
Selamat membaca.. Koreksi kalo ada typo juga boleh bangett
🌼🌼🌼
Selasa kemarin, menjadi hari terakhir Revenge latihan. Padahal hari itu mereka latihan hanya sebentar karena ulah Alfaraz yang selalu mengajak ribut. Sudah tiga hari belakangan Zidan sedikit menjauh dari Alfaraz dan Viktor. Kalau ditanya bilangnya gak papa, masalah dikit aja. Tapi sangat memengaruhi keadaan.
Hari Minggu ini, Viktor sudah stay berada dirumah Alfaraz hendak latihan band karena minggu depan mereka akan tampil di W'COFFEE lagi. Mereka mengambil job manggung yang sesuai dengan jam umur mereka, mereka masih 18 tahun, masih duduk dibangku sekolah akhir.
Namun, sudah hampir satu jam Zidan tidak kunjung datang. Bahkan, Alfaraz dari tadi sudah memegang stick drum yang berada dikamarnya. Ulah siapa lagi yang dengan sengaja meninggalkan stick drum dikamar Alfaraz kalau bukan Zidan.
“Zidan kemana?” tanya Viktor kepada sang pemilik rumah.
Alfaraz menggelengkan kepala, “Lo nanya gue? Dari tadi gue dirumah sama lo, mana gue tau lah.”
Viktor sudah emosi, namun masih bisa mengendalikan dirinya.
“Tanya Faya aja, sumber info dia.” suruh Alfaraz.
“Gaada kontaknya.”
Alfaraz memaksakan senyum yang terlihat sangat tidak baik, alias kesal. “Tanya Athala dong mas Viktor!”
Viktor tidak menjawab Alfaraz, beranjak mengambil hpnya yang ada di kasur Alfaraz. Tak lama setelah menghubungi Athala, Viktor mengambil hoodie nya kemudian memakainya.
“Mau kemana lo?” Alfaraz menatap Viktor bingung.
“Nyamperin Faya.” sahut Viktor. Alfaraz langsung menyambar jaket serta hp dan kunci motornya.
Motor Alfaraz itu motor satria, warnanya hitam biru tua. Entah kenapa Alfaraz lebih suka dengan motor seperti itu ketimbang ninja, seperti yang dimiliki Zidan. Kalau Viktor, sudah tahu kan, motornya matic.
Kalau ditanya kenapa beli matic, Viktor menjawab ‘Dibeliin orang tua, jadi terima aja. Besok kalo udah kerja, punya duit sendiri, baru deh beli sesuka lo.’ Idaman enggak sih? Pantas kan kalau Athala bucin banget sama Viktor.
Sampainya ditempat yang dituju, Viktor dan Alfaraz menghampiri Athala, Disya, dan Faya. Didepan Athala, Disya, dan Faya, tepatnya diatas meja terdapat buku bertuliskan kimia. Dan hanya satu anak yang terlihat sedang berpikir keras untuk menyelesaikan tugas, Athala dari tadi sibuk membolak balikkan bukunya.
Disya sibuk dengan download drama korea andalannya. Akhir-akhir ini, Disya menjadi suka scroll tik tok dan di fyp nya banyak rekomendasi drama-drama korea. Sedangkan Faya sibuk mencari informasi setelah Athala menerima panggilan dari Viktor. Faya sudah seperti agen rahasia saja. Diandra masih menjauh dari mereka bertiga, sekarang lebih sering terlihat bersama kakak kelas.
“Astaga, gue enggak mudeng.” gumam Athala yang tidak didengar oleh kedua temannya.
“Haha, kimia. Mudeng lo?” seraya tertawa Alfaraz yang kemudian dengan sengaja mengambil satu buku. Athala meringis kemudian menggelengkan kepala.
Alfaraz mengangguk–anggukkan kepala, “Pantes sih, lo udah penuh sama matematika.”
Faya mengangkat tangannya, “Udah, jangan debat mulu! Gue ada info terbaru.”

KAMU SEDANG MEMBACA
Viktor Bukan Vektor
Teen Fiction[follow sebelum baca!!] Warn!! Part awal masih berantakan, tolong pengertiannya ygy. Cover dari pinterest. "Gue suka kak Viktor, kayak gue suka Matematika." - Athala "Berdoa aja supaya gue kayak Matematikanya lo." - Viktor Viktor, vokalis Revenge...