26 - Alfaraz Turun Tangan

48 6 26
                                    

Selamat minggu malam

Semangat besok senin aktivitas lagi 🤗🤗

btw, aku masih di rumah rebahan, masuk kuliah masih besok juli 🤣🤣

Happy reading!!

Berita mengenai Revenge yang bubar sudah menjadi trending topik di SMA Putra Bangsa, apalagi di media sosial. Walaupun mereka hanya band yang anggotanya masih anak SMA tingkat akhir, fans mereka sudah banyak, mulai dari yang satu sekolah hingga sekolah lain.

Dan keadaan masih sama. Viktor dan Zidan yang masih kesal satu sama lain, Alfaraz yang melihat juga ikut kesal dengan kelakuan dua temannya itu.

“Udah lah, serah kalian sekarang mau gimana.” ucapnya final. Viktor dan Zidan masih diam. Mereka bertiga sering berantem, tapi langsung baikan lagi. Baru kali ini mereka berantem sampai segininya.

“Gue mau ngurusin adek kelas dulu.” ucapnya lagi yang kemudian pergi meninggalkan keduanya. Viktor dan Zidan masih satu bangku, namun percaya lah! Mereka tidak saling tegur sama sekali. Viktor yang sudah sangat malas dengan kelakuan temannya yang sedang putus cinta. Zidan yang pendiam dengan gengsi selangit.

Semalam, Athala mengirim pesan lewat WA ke nomor Alfaraz yang ia dapatkan dari anak OSIS kelas 12 IPS 2. Athala meminta bantuan Alfaraz untuk membantu menjelaskan tentang dirinya yang menyukai Alfaraz itu tidak benar alias bohongan.

Dengan berat hati, Alfaraz akhirnya menyanggupi permintaan adek kelasnya itu. Masalah dengan dua temannya saja belum kelar, tambah lagi masalah Diandra dengan teman–temannya itu.

“Ngeselin banget.” gumam Alfaraz yang masih berjalan menuju kelas 11 IPA 6.

Alfaraz mau membantu Athala, namun tetap harus timbal balik. Bukan Alfaraz namanya kalau mau menolong begitu saja.

Sampainya dikelas yang dituju, Alfaraz lantas menemui Diandra, kemudian mengajaknya ke kantin untuk membicarakan sesuatu yang mungkin penting. Sebenarnya Diandra malas sekali untuk ikut Alfaraz ke kantin, namun akhirnya ia tetap ikut dan disini dia. Duduk berhadapan dengan Alfaraz.

Tidak jauh dari Alfaraz dan Diandra, terlihat Athala, Disya, dan Faya yang memperhatikan. Walaupun Athala lebih fokus ke layar hp, tapi ia tetap memperhatikan.

“Mau ngomong apa? Kalo ngajak balikan gue enggak mau.” ujar Diandra blak-blakan.

Alfaraz melongo mendengar penuturan adek kelas yang sekaligus mantannya itu. “Wess kalem mbak. Gue juga ogah balikan sama lo.” sahutnya yang kemudian tertawa. Memang ya, tidak ada mantan Alfaraz lainnya yang seperti Diandra.

“Minum dulu!” suruh Alfaraz seraya menyodorkan jus jeruk dalam gelas plastik ke Diandra. Walaupun ogah–ogahan, Diandra tetap menerima kemudian meminumnya.

“Anjir kecut bangsat.” umpat
Diandra dengan aura yang sudah tidak bersahabat. Alfaraz meringis melihat raut wajah Diandra yang seperti akan memakannya.

“Sante, bukan gue yang bikin.” Alfaraz mencoba membela diri dengan mengarahkan kedua telapak tangannya ke Diandra.

Diandra kesal bukan main dengan kelakuan Alfaraz. Kok bisa dulu ia berpacaran dengan orang seperti itu. Biasanya kalau sudah mantan pasti orang akan berkata kalau mantannya tambah ganteng, kalau buat Diandra, Alfaraz bukannya tambah ganteng tapi tambah bobrok.

“Udah deh, kak. Lo mau ngomong apa? Ditunggu dari tadi juga.” ucap Diandra.

“Ciaaww nungguin ternyata.” canda Alfaraz lagi.

Viktor Bukan VektorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang